Di waktu yang bersamaan. Rekal ku pun kini telah tiba dirumah. Ya,aku yang dalam beberapa hari ini mengaji masih menggunakan bantal.Meminta ayahku untuk membelikan aku sebuah Rekal. Seperti teman -temanku. Beberapa hari yang lalu aku pergi mengaji diluar rumah bersama dengan temanku.
Aku,Widia,Andrini dan Arni kami berempat berteman merencanakan untuk mengaji ditempat guru ngaji. Yang tidak lain guru ngaji tersebut adalah guru ngaji Andrini.
Aku yang mengaji bersama ayahku dirumah. Kali ini ingin mengaji bersama temanku. Dihari pertama aku pergi mengaji aku masih membawa I'ROQku saja.
Aku pun berjalan menuju rumah Andrini. Aku melangkahkan kakiku perlahan memasuki teras rumah Andrini.
Tok tok tok !
"Andrini!" Teriakku dari depan pintu rumahnya.
"Ia,kak sebentar ya!"
Di depan pintu aku berdiri menunggu Andrini sambil memeluk I'ROQku. Kedua mataku pun melihat sekeliling jalan kecil yang tidak jauh dari depan rumah Andrini. Ada beberapa anak ku lihat berjalan memakai pakaian muslimah dengan membawa I'ROQ sambil mendekapnya di pelukan mereka. Anak -anak itu begitu tertawa bahagia.Wajah cerianya pun kini tampak terlihat bersinar. Aku begitu antusias mengikuti langkah mereka dengan kedua mataku.
"Kak!"
Tiba -tiba aku pun tersentak mendengar teriakan Andrini. Penglihatan ku terhadap anak-anak itu pun buyar seketika. Dengan gugup aku pun." Ia,dek. Ada apa?" Yang masih berdiri didepan pintu rumah.
"Kak, sepertinya kita terlambat." Dia pun bergegas memakai sendalnya.
"Apa? Lalu bagaimana dek?" Dengan panik.
"Kita coba aja datang kak.Siapa tahu selain kita masih ada juga yang terlambat.Hahaha!" Dengan wajah nakalnya Andrini menatapku.
"Ya,sudah!" Kami pun berjalan seketika dengan terburu-buru.
Didalam perjalanan aku mendengar suara anak-anak sudah mulai mengaji. Mereka begitu antusias dengan suara yang keras membaca huruf satu persatu dengan fasih.
Aku dan Andrini pun tiba di depan rumah guru ngaji kami. Aku yang melihat Andrini yang berdiri di sampingku terdiam dan menatap aku. Dia seakan memberikan isyarat bahwa dia tidak berani masuk karena semua anak-anak telah mengaji.
Aku pun jadi enggan untuk masuk. Andrini yang tadi begitu menganggap semuanya baik -baik saja. Kini menciut dan tak bernyali. Dia sesekali
mencoba melangkahkan kakinya masuk namun,seketika itu dia pun mengurungkannya kembali. Seperti itulah yang dia lakukan dengan berulang kali. Sampai terdengar suara dari dalam menyuruh kami masuk.
"Kenapa kalian masih berdiri disitu.Ayo cepat masuk!" Panggilnya dari dalam dengan suara yang begitu setengah baya. Suaranya hampir sama beratnya dengan suara ayahku. Wanita itu pun yang tidak lain guru mengaji kami mempersilahkan kami duduk didekat anak-anak yang mengaji.
"Ayo cepat duduk disini!" Katanya dengan wajah yang teduh.
Aku yang duduk di dekat merekapun menatap sekelilingku. Aku melihat ada dari mereka yang tidak aku miliki. Mereka masing-masing memiliki tempat Al'quran dan I'ROQ sementara aku tidak. Aku yang melihat itu seketika merasa sedih. Aku yang mengaji pun, terpaksa harus meminjam Rekal mereka.
Anak-anak yang mengaji pun kini sudah selesai. Aku dan Andrini pun pergi meninggalkan rumah guru ngaji kami. Sebelum kami kami keluar kami terlebih dahulu menyalam punggung tangan guru ngaji kami.
"Assalamualaikum,Ibu. Kami pulang ya Bu." Anak -anak pun langsung keluar dengan tawa dan senyum.
"Ia, anak-anak hati-hati,ya!" Ibu guru ngaji kami pun berdiri di depan pintu sambil melihat kami.
Aku dan Andrini pun berpisah. Aku berjalan terus menuju rumahku.
"Assalamualaikum."
Dengan sedikit sedih aku diam dan masuk. Adikku yang menjadi temanku di sore hari tidak ada terlihat dirumah. Begitu juga dengan Ibu sambungku yang tidak lain "Ibu Sarkom" dia pun demikian tidak juga terlihat dirumah. Aku yang tiba dirumah menatap lirih ruangan yang penghuninya saat ini hanya diriku sendiri.
Aku lihat I'ROQku yang masih berada dalam genggamanku. Aku melihatnya dengan berulang kali sambil teringat Rekal yang aku lihat tadi.
Ayahku yang pendapatannya sedikit mana mungkin dia sanggup membelikan aku Rekal.
Aku terus mengingat ayahku dan keuangannya.
Tiba-tiba aku yang terjaga dalam lamunanku pun kini sontak tersadar. Langkah kaki pun kini mulai terdengar mendekat dan diikuti oleh bayangan yang masuk kedalam rumah terlebih dahulu.
"Assalamualaikum." Sapa suara yang aku ketahui suara itu suara seorang lelaki. Aku pun memutarkan kepalaku dan melihatnya.
"Wa'alaikumussalam, Ayah!" Aku langsung berdiri dan menyalam punggung tangan ayahku.
" Kamu sudah pulang,nak." Ayahku langsung duduk di kursinya.
"Ia,Ayah." Jawabku.
"Bagaimana mengaji kamu hari ini,nak?"
"Alhamdulillah Ayah!" Menatap ayahku dengan lekat.
"Ayah,Liyan mau meminta sesuatu sama Ayah!" Seketika aku bertanya memecahkan kesunyian.
Ayahku yang mengatur napasnya agar netral pun melihatku. "Minta apa,nak!" Kata ayahku dengan penuh penasaran.
"Ayah tadi,kan Liyan mengaji. Liyan ada melihat teman Liyan mempunyai tempat I'ROQ."
"Apa?! Dimana kamu melihatnya,nak?" Tanya ayahku seketika.
" Ditempat mengaji Ayah." Menatap ayahku sesekali.
Aku yang duduk dilantai masih dalam keadaan memegang I'ROQku dan melihatnya menghela napas kasar.
"Nak,itulah kenapa Ayah tidak mengizinkanmu mengaji diluar.Inilah yang Ayah takutkan jika ada nanti yang kamu lihat diluar. Pasti kamu akan kepingin!"
Aku pun diam seribu bahasa.
"Tapi,lihat besoklah. Kalau Ayah punya uang lebih akan Ayah belikan buat kamu."
"Ia,Ayah." Aku beranjak dan meninggalkan Ayahku.
Tiba-tiba!
"Assalamualaikum.Ayah! Ayah sudah pulang?" Suara adikku yang manja kini terdengar oleh telingaku.
"Wa'alaikumussalam anak Ayah."
"Ayah, Ana sudah mandi, ya!"
Dari dalam kamar aku mendengar mereka terus berbicara sesekali aku mendengar dari dalam kamar.
"Ayah! Apakah kakak sudah pulang?"
"Sudah,nak!
"Ana, besok Ayah akan membelikan kakak mu tempat I'ROQ."
"Tempat I'ROQ Ayah.Emang itu apaan Ayah."
"Kalau tidak salah,mm! Berjalan menuju tempat ayahku dan adikku. "Rekal!" Aku melihat ayahku begitu sulit untuk menyebutkan namanya dengan berpikir mengingat begitu keras.
"Ia,Ayah belikan saja!"
Ayahku jika ingin membeli segala sesuatu dia harus membicarakannya terlebih dahulu dengan adikku. Ayahku tahu kalau adikku itu begitu cemburu jika, ayahku membelikan sesuatu untukku sementara dia tidak.
Mendengar yang dibilang adikku tadi sedikit ada kelegaan di hati ayahku untuk membelikan aku Rekal besok. Hatiku pun seketika begitu senang karena adikku bermurah hati untukku.
Ayahku pun beranjak menuju dapur untuk melaksanakan kegiatannya seperti biasa.
Aku dan adikku pun mulai bermain boneka dirumah. Sementara Ibu Sarkom ntah, dimana sampai hari ini tidak terlihat.
Bersambung....
Teman-teman beri vote dan likenya ya 😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 394 Episodes
Comments
Dehan
tebalik thor.. yg benar itu iqro'
2023-03-18
0
Putri Minwa
kk suka ceritanya, membawa kita ke masa lalu
2022-10-19
1