Setelah sekian lama. Kami berada di sekolah. Tidak terasa jam pulang pun tiba. Aku yang sibuk menyusun buku-buku ke dalam tas mendengar teriakan dari temanku.
"Cepat, cepat ! Pintu mau ditutup." Sambil berdiri didepan pintu kelas dan tangan kanannya memegang knof pintu.
Aku pun berlari tergesa-gesa. Untuk keluar dari kelas.Temanku, yang satu ini orangnya suka jail.
Kalau sampai aku terlambat dia bisa mengunciku dari luar. Kataku dalam hati.
"Liyan, tunggu!" Teriak temanku Widia dari balik pohon yang berada di sebelah dinding kelas kami.
Aku yang berjalan sambil melihat ke sana kemari. Dengan kedua tanganku memegang tali tas yang aku sandang.
"Widia, kamu ternyata di situ?!" Aku langsung menghampirinya.
"Ia,aku pikir kau sudah pulang."
"Belum."
"Kenapa lama sekali kau baru keluar dari kelas?"
"Ia, aku tadi menyusun buku terlalu lama."
Kami pun terus bercerita sambil berjalan dengan asyik.
"Liyan, harinya panaskan?" Dia pun menengadahkan kepalanya ke atas langit.
"Ia." Sambil aku memandang ke langit juga.
Tak kusadari. tiba-tiba, aku melihat ke samping kananku.Spontan aku terkejut.
Ha! Kemana dia? Tanyaku dalam hati. Kepalaku pun berputar kesana kemari.
Sekarang, hanya aku yang berjalan sendiri di jalan ini.
Di hari yang terik ini. Hanya aku seorang diri yang kelihatan berjalan. Aku pun berjalan melihat kebawah sambil menghitung langkah ku. Kakiku pun tiba-tiba, berhenti melihat ada sesosok di depanku. Namun, tatapanku masih tetap melihat ke bawah memandangi bayangan yang berwarna hitam itu.
Ini siapa, ya? kataku dalam hati sambil ketakutan.
Perlahan aku angkat kepalaku ke depan dengan rasa ketakutan yang teramat sangat.
Haa! Aku pun terkejut melihatnya.
Dia kan orang aneh itu?! Aku pun berdiri diam di hadapannya. Sambil kedua bola mataku memandanginya dengan ketakutan.
Aku yang semakin ketakutan hanya bisa diam. Diam ku kali ini.Mencari cara bagaimana? aku bisa melarikan diri darinya. Dia yang semakin mendekat kepadaku membuat aku mati kutu.
Aku harus meminggir. Sedikit, demi sedikit, kebelakang biar aku bisa lari.
Semakin aku mundur. Dia pun semakin maju.
Lalu, bagaimana ini Liyan? Wajah pucatku memandanginya. Kaki kecilku terus melangkah kebelakang pelan-pelan.Tubuh mungilku sudah panik. Mau berteriak pun tidak tahu ntah, sama siapa? terlalu sunyi!
Ayah, ayah di mana? aku takut ayah! Tangisku dalam hati sambil ketakutan. Kedua tanganku memegang tali tas yang masih ku sandang. Mataku melihat tali sepatuku yang sudah mau lepas.
Namun, orang itu tidak jua, mau pergi. Dia masih terus menghampiriku semakin dekat.
Kalau aku dapatnya. Aku pasti di jualnya? atau di siksanya?
Perempuan ini memang tidak ada keluarganya?Karena aku tidak pernah melihat keluarganya?
Dia diluar ketika aku lihat seorang diri.
Aku melihat di sekeliling aku. Apakah? ada orang atau tidak. Walau sekalipun, anak kecil. Ntah, itu adik-adik atau pun tidak.
Menyelip!
Hahaha! Nah, mau kemana?! Orang aneh itu membungkukkan badannya dan merentangkan tangannya ke arahku.
Aku pun mundur kebelakang dengan cepat.
Aku yang tadi, mau menyelip darinya pun tidak bisa.
Ha! ini dia. Aku melihat kebawah dan mengambil beberapa batu kecil. Untuk melemparnya, kalau dia mendekat kepada aku.
Dia pun kulihat, melihat kebawah mencari-cari.
Ini pasti mencari batu! Pikirku sambil melihat orang aneh itu.
Filing aku tepat sekali. Dia mengambil batu sama seperti diriku. Aku yang takut semakin bingung.
Kalau, begini aku harus lari dari mana? Wajah panik dan lelahku pun terlihat jelas.Tidak ada satu orang pun disini yang lewat.
Orang aneh ini, semakin lama semakin mendekat.
Posisi kami dari tadi, masih di sini-sini saja. Tidak ada pergeseran sedikit pun. Dia juga, tidak mau bergerak dari posisinya, begitu juga dengan ku.
Selangkah aku mundur. Dua langkah dia maju. Seakan dia tidak mau kalah dari ku. Itulah yang kulihat darinya.Tawanya membuatku merinding, yang terus di keluarkan oleh dia. Air liurnya terus di mainkan di mulutnya.Terkadang, dia memercikkan air liurnya ke arahku.
Aku yang ketakutan jijik melihatnya. Aku ingin sekali menangis tapi tidak bisa. Ntah, bagaimana caranya aku bisa menangis?
Aku engga boleh menangis. Kalau aku menangis nanti, aku akan ditangkap oleh dia. Kalau aku dapatnya. Aku bagaimana kabur? Melihat rumah yang tidak jauh dari ku adalah rumah dia .
"Ayo! Mari kesini, ikut aku!" Katanya sambil melambaikan tangannya kepadaku.
Aku takut ayaaah! Teriakku didalam hati.
Lariii!!!
Tiba-tiba, Ketika aku mengayunkan kakiku kedepan.
Liyan! Ada yang memukul bahuku dari belakang. Aku pun spontan terkejut dan melihat kebelakang dengan wajah pucat.
"Kenapa?" Katanya kepadaku dengan berdiri di sampingku.
"Iiii,itu Bu!"
Mataku pun melihat kearahnya dan kearah orang aneh itu. Memberikan isyarat.
Dia pun yang tadi berdiri. Menarik lenganku dari hadapan orang aneh itu.
"Selamat." Kataku dalam hati karena selamat dari incaran orang aneh itu.
Akhirnya, aku pun bisa pulang. Dengan nafas yang lega.
"Lain kali. Kalau pulang sekolah jangan sendiri."
"Ia, Bu."
"Ayah kamu ada di rumah?"
"Engga Bu." Kami berjalan beriringan menuju ke rumah masing-masing.
Di persimpangan jalan. Kami pun berpisah.Dia pulang ke rumahnya. Aku pun pulang ke rumah ku.
"Besok, kalau mau berangkat ke sekolah dan pulang. Hati-hati, ya!" Dengan senyum yang hangat.
"Terimakasih Bu."
Ayahku engga boleh tahu. Kalau aku tadi di hadang sama orang aneh. Kalau ayahku tahu pasti dia cemas.
Aku berjalan sambil mengingat kejadian tadi membuatku lengah.
Ha! Aku terkejut.
Rumahku sudah kelewatan. Aku pun memutar kembali badanku dan mundur ke belakang.
Aku masuk ke dalam dan mengucapakan salam. Tas yang aku sandang pun aku taruh di sampingku dulu.
seeerrr!!!
Glek glek glek!
Meminum air yang ada di tanganku. Duduk di kursi.
Adikku!
Aku engga melihat adikku. Apa dia bermain?
Berjalan melihat keluar.
Sementara dari arah jauh. Aku mendengar suara teriakan anak-anak sambil tertawa.
Hampir saja aku tadi di culik sama orang aneh itu di tengah jalan. Kalau saja, engga ada ibu tadi mungkin, aku sudah hilang?!
.
.
.
Sementara di tempat lain!
"Pak, pak ,pak. Tadi aku ada bertemu dengan anak kecil cantik banget pak, anaknya. Baik kayaknya kulihat."
"Terus kenapa? ibu bicara seperti itu. Kan, namanya juga anak-anak pasti cantik. Baik, terus kenapa?"
"Kita kan pak engga punya anak. Bagaimana? kalau dia saja kita angkat jadi anak kita?!"
"Mana mungkin Bu. Dia kan punya orang tua. Mana ada orang tua mau mengasih anaknya sama orang lain."
"Kita lihat besok deh pak."
Selamat membaca teman-teman
🤗😊😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 394 Episodes
Comments
Isma Ismawati
Semangat terus berkarya kak 🥰
2023-05-13
1
Dehan
penjahit cantik mampir thor
2022-11-25
0
Putri Minwa
kita saling dukung ya thor semangat terus jangan lupa lirik Dibalik Kesetiaan Nayla ya
2022-10-16
1