Pagi yang membuatku merasa terusik dengan dinginnya embun pagi buta. Aku yang menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang kedinginan. Tiba-tiba, ada yang menarik selimutku hingga lepas dan tidak menutupi tubuhku yang kedinginan lagi. Sontak aku pun membuka mataku perlahan.
"Kak, bangun sekolah kata ayah." Adikku yang begitu dewasa hari ini sudah bangun lebih awal dan membangunkan kakaknya untuk sekolah.
"Ia, sebentar lagi."Jawabku sambil menarik kembali selimutku.
"Kak, sudah jam berapa ini? nanti ayah marah." Dia pun terus menarik selimutku dan menggelitik kakiku.
Akhirnya, mau tidak mau aku pun langsung bangun dan turun dari tempat tidur. Sambil mengambil handukku dan pergi mandi ke sumur. Seperti, biasa ayahku telah menimbakan air mandian kami.
"Kak, tempat tidur belum kakak rapikan."
Aku yang siap-siap mau pergi ke sekolah. Kini harus beralih sejenak ke kamar dan merapikan tempat tidurku. Adikku yang sudah menungguku didepan pintu tak sabaran, berteriak aku harus cepat.
"Kak,cepat. Nanti terlambat."
"Ia, sebentar." Sambil aku bergegas keluar dari kamar dan mengambil tas sekolah yang tergantung didekat pintu kamar.
"Kak, ayah sudah siap-siap mau pergi kerja."
Aku yang tergopoh-gopoh langsung mendatangi ayahku yang sedang menunggu di depan pintu bersama dengan adikku.
"Ia, Ayah."
"Kenapa kamu lama kali hari ini Liyan? Sudah jam berapa ini?" Kata ayahku sambil melirik jam dinding dari depan pintu.
Aku pun, diam mendengar perkataan ayahku.
"Ini uang jajan mu ya, nak!" Ayahku sambil mengeluarkan uang dari dalam sakunya.
"Ia, Ayah." Aku pun mengambil uang dari ayahku dan memasukkannya kedalam saku sambil aku menyalam tangan ayahku dan berangkat kesekolah.
"Assalamualaikum, Ayah."
"Wa'alaikumussalam, nak hati-hati ya, di jalan kalau ada orang yang engga di kenal mengajak jangan mau."
"Ia, Ayah." Aku pun mulai berlari kecil melangkah ke sekolahku dengan tas yang ku sandang dan pakaian seragamku merah putih.
Aku pun terus berjalan dan berjalan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Tidak ada satu pun yang kutemui yang ada di hatiku. Aku pun, terus mengayuh kakiku supaya cepat sampai ke sekolahku. Embun yang terus beterbangan menyapa tubuhku yang mungil membuatku sedikit kedinginan. Lulu lalang kendaraan yang membuat telingaku sakit. Terus ku tempuh sambil menyusuri ruas jalan.
"Hari ini, aku berangkat sendiri,sepi." Kataku dalam hati.
Temanku Widia tak ada kulihat sepanjang jalan. Mungkin dia sudah berangkat. Ayahnya kan punya becak motor palingan sudah diantar oleh ayahnya. Tapi temanku yang lain pun tidak ada kulihat. Dengan raut wajah yang sedih.
.
.
.
Gerbang sekolah!!!
Tak terasa kakiku pun sudah sampai di gerbang sekolah.Lagi-lagi hatiku sedih seketika.
Mereka, di hari kedua masih di antar oleh orang tuanya. Sementara aku cuman berangkat sendiri.
Sambil berjalan aku menguatkan diriku sendiri.Di kiri kanan aku melihat anak -anak pada tertawa riang dengan ibunya. Aku yang tidak memiliki Ibu pun menjadi minder. Kedua bola mataku terus mengarah lurus ke depan kelas kami. Ruangan kelas kami sudah terlihat dari pintu gerbang sekolah. Begitu jelas karena jaraknya yang tidak berapa jauh.
Liyan!
Dari belakang aku mendengar ada yang memanggilku.
"Ia."Aku pun memutarkan kepalaku ke belakang.
"Widia." Kataku dengan nada sedikit lemah.
"Kamu tadi berangkat dengan siapa?"
"Aku sendiri." Sambil aku menaruh tas kedalam laci meja belajar.
"Kenapa? kita gak jumpa, ya."
"Aku berangkat tadi lumayan cepat Liyan! Aku takut ketinggalan."
Tidak berapa lama kami berada di dalam kelas. Riuh gemuruh teman-teman ku yang lain pun kini harus berhenti.
Teng teng teng!!!
Bel pun berbunyi menandakan apel pagi segera di mulai. Aku,teman -temanku pun berlari untuk mengambil barisan. Begitu juga dengan murid-murid yang lain.Kami pun siap berbaris dengan rapi didepan kelas masing-masing.
"Anak-anak, susun barisan dengan rapi!" Kata guruku kepada kami.
"Baik Bu."Jawab kami serentak.
Barisan pun dimulai di siapkan oleh ketua kelas . Hari pertama sekolah telah di bentuk oleh guru kami. Barisan pun diatur murid yang paling kecil dan pendek di barisan paling depan tak terkecuali aku mengambil barisan di depan.
Anak -anak. Setelah di siapkan dan diatur rapi oleh ketua barulah kita masuk ke dalam kelas dengan tertib.
Maju jalan!!!
Aba-aba dari ketua kelas kami pun dimulai.
"Mulai dari kanan!"
Guru kami pun membubarkan barisannya dengan rapi dan tertib.
Aku dan temanku pun mulai berjalan masuk ke dalam kelas dengan rapi.
Pelajaran pun di mulai!!!
Setelah kami duduk di bangku masing-masing. Pelajaran pun di mulai oleh guru kami.
"Buka ya, nak! Pelajaran Bahasa Indonesia."Guru kami pun sambil menunjukkan buku pelajaran bahasa Indonesianya kepada kami.
"Kita belajar membaca hari ini!"
Guru kami pun mulai mengajari kami satu persatu. Untuk maju kedepan kelas dan membaca di mejanya. Sambil membawa kursi kami masing-masing.
Tak terasa setelah sekian lama kami belajar membaca bel pun berbunyi.
Teng teng teng!!!
"Anak -anak. Sampai di sini dulu ya, latihan membaca kita. Besok kita sambung lagi sekarang sudah waktunya jam istirahat.
"Silahkan, bermain anak-anak, keluar dengan tertib, ya."
"Baik, Bu guru,horeee!"Teriak seluruh anak yang ada didalam kelas dengan riang.
"Liyan, kamu tidak jajan?" Kata temanku Widia.
"Tidak."
"Kamu sendiri, Kenapa tidak jajan?" tanyaku kembali pada temanku Widia.
Namun, sayang dia tidak menjawab pertanyaan ku. Dia hanya diam dan tersenyum melihatku. Aku yang tidak tahu apa-apa pun diam. Melihat dia hanya tersenyum dan tidak menjawab.
Aneh! Kataku dalam hati sambil meliriknya.
Kenapa, dia diam dan tersenyum? Ya, emang ada yang lucu dari aku. Aku pun melihat -lihat ke tubuhku ntah, ada yang aneh," tidak ada" kataku sambil menggelengkan kepala.
Aku pun sepanjang jam istirahat masih tetap duduk di bangkuku. Kedua bola mataku tertuju pada teman-temanku yang keluar masuk dari pintu kelas kami.
"Liyan, kamu engga keluar?" Tanya temanku yang lain yang bernama Nurul.
"Tidak."
"Kenapa? Ayo keluar Liyan! Bersama kami bermain."
"Aku malas."
Dia pun langsung keluar bermain dengan temanku yang lain. Aku yang sedari tadi duduk di bangku. Tetap membuka buku pelajaran ku bahasa Indonesia. Aku pun duduk seorang diri sambil mempelajarinya. Dengan begitu antusias. Aku membuka lembar per lembar latihan bahasa Indonesia. Aku dengan senang hati belajar seorang diri sambil menguji mental ku.
Assalamualaikum teman-teman ketemu lagi dengan cerita aku yang selanjutnya 😊
Jangan lupa beri votenya dan ikuti aku ya!!!
😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 394 Episodes
Comments
Dehan
aku kasih setangkai mawar kak
jangan lupa feed back nya ya
2022-11-21
0
Putri Minwa
aduh thor kk jadi nangis, teringat masa kecil
2022-10-16
1
Readers sejatinya Kak Makka
next
2022-07-23
1