Elvis berpikir, Bukankah semua gadis suka tas"
Mantan pacarnya sama sekali tidak bisa menolak tas tangan. Tas tangan bermerek edisi terbatas di luar sana adalah sesuatu yang pasti sangat dia inginkan.
Itulah alasan Elvis berhutang untuk pertama kalinya. Elvis tidak menyalahkan siapa pun. Kalau saja dia memiliki uang lebih, mungkin dia bisa memuaskan mantan pacarnya.
Tapi sekarang semua sudah berbeda, Dia punya uang miliaran untuk membeli tas apa pun yang dia inginkan.
Langit mulai gelap ketika Elvis masih berpikir, la mendongak melihat sinar matahari yang terhalang oleh gedung yang lebih tinggi.
Itu adalah Gedung Pearl yang berada di Kota Wale, dan disebut-sebut sebagai gedung nomor satu di Kota itu. Panjangnya enam ratus tiga puluh tiga meter dengan seratus tiga puluh lantai. Gedung itu seharga seratus empat puluh triliun. Jika dibandingkan dengan Gedung Pearl, Gedung Grand WD masih tidak ada apa-apanya.
Elvis berjanji kepada langit dan berteriak dalam batinnya, "Beraninya kamu menghalangi matahariku. Suatu hari nanti, kamu akan menjadi milikku, Gedung Pearl!
Setelah tidur siang tadi, Elvis jadi merasa agak terlalu percaya diri. Namun, mau bagaimanapun dia bangga dengan apa yang telah dia dapatkan sekarang. Dia merasa sangat luar biasa.
Elvis turun dengan kartu kunci emas yang tadi ditaruh di atas nampan, Ketika dia berjalan melewati gerbang, dia menyadari bahwa satpam-satpam di gerbang telah berganti.
Kedua satpam itu kaget melihat Elvis keluar dari dalam, mereka berdua menatapnya dengan wajah gelisah.
Mata kedua satpam itu melebar dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat ketika Elvis mengeluarkan kartu emas untuk membuka gerbang.
Keduanya segera menunjukkan rasa hormat kepada Elvis, lalu menatap dengan mata penuh ketakutan seiring Elvis pergi.
Gedung Grand WD berada di area bisnis tersibuk di kota, oleh karena itu ada banyak hotel dan restoran berada di sekitar area itu.
Elvis mampir ke toko LV sesaat setelah dia meninggalkan Gedung Grand WD.
LV adalah salah satu merek mewah yang paling terkenal di dunia, dekorasi tokonya sangat berkelas dan megah.
Toko LV yang didatangi Elvis berbeda dengan toko-toko yang lain. Di toko LV, semua tas hanya memiliki satu tempat penyimpanan. Elvis merasa seperti sedang masuk ke dalam ruang pameran dengan banyak karya seni.
Di tengah area pajangan, ada sebuah sebuah tas tangan bertatahkan beberapa berlian, Toko itu sedang sepi pengunjung, jadi lima orang pramuniaga cantik tengah berkumpul dan mengobrol.
Begitu menyadari ada seseorang masuk, para para pramuniaga mulai melirik orang itu dengan mata besar mereka.
Pengunjung yang masuk ke toko itu selalu datang dari berbagai tempat kerja. Oleh karena itu, para pramuniaga sangat suka menghakimi orang lain. Mereka menatap Elvis seolah-olah mereka adalah mesin yang sedang mengumpulkan informasi tentang Elvis.
Pakaian yang dia kenakan tidak bermerek. Aku tebak harganya paling kurang dari satu juta, warna pakaiannya saja sudah pudar. Dia pasti orang miskin, batin mereka.
Para pramuniaga itu membuat kesimpulan di dalam hati mereka tanpa memperhatikan Elvis sama sekali dan terus melanjutkan obrolan mereka, Dia pasti sangat miskin, dan dia bahkan tidak mampu membeli tas termurah di sini.
Elvis berjalan mengelilingi toko, dia merasa sedikit bingung, Semua tas tangan itu terlihat sangat indah, sehingga ia tidak tahu harus memilih yang mana.
Dia berhenti di depan salah satu lemari pajangan dari kaca, lalu mengambil satu tas untuk memeriksa detailnya.
Belum sempat dia menjangkamu tas itu, ada seseorang yang meneriakinya.
Berhenti! Disini toko LV. Semua tas milik kami sangat mahal. Anda hanya boleh melihatnya tapi dilarang menyentuhnya. Jika Anda mengotorinya, pasti Anda akan tidak mampu untuk membelinya.
Elvis tercengang, akhirnya dia mengerti mengapa pramuniaga itu tidak melayaninya, Mereka enggan melayaninya karena Elvis mengenakan pakaian yang buruk.
Tapi dia tidak peduli, sebagai miliarder dia tidak akan merendahkan dirinya kepada para pramuniaga bodoh itu.
Elvis hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun. Dia berhenti di depan tas tangan lainnya, lalu memeriksa label harganya.
Harganya seratus satu juta.
Harganya terjangkau, dan detailnya halus, pikirnya. Garis-garis emas di permukaannya membuat tas itu jadi lebih berkelas.
Pramuniaga tadi pun berbicara ketika Elvis hendak berjalan menghampiri pramuniaga yang tadi membungkus tasnya.
Saya sarankan Anda tidak membuang-buang waktu di sini, Silakan Anda ke luar, lalu belok kanan, kemudian menyeberang. Ada pasar grosir di sana. Tas-tas yang mereka jual harganya tidak sampai dua ratus delapan puluh ribu kok, beli saja di sana supaya pacar Anda tetap senang.
Jangan buang-buang waktu di sini, karena kami juga harus terus mengawasi Anda. Barang-barang yang dipajang di sini mahal."
Namun, dia hanya melihat Elvis tidak bergeming, seakan-akan pemuda itu tidak mendengar apa yang baru saja dia katakan.
Pramuniaga itu sangat marah.
Kamu sudah mengabaikan peringatakanku yang masih sopan, oleh karena itu aku akan memberimu pelajaran. Siapa suruh tidak tahu malu!" pikirnya
Gadis itu segera menggulung lengan bajunya, lalu menghampiri Elvis untuk mengusirnya.
Orang miskin seperti dirimu tidak pantas berkeliaran di toko LV, pikirnya.
Pada saat itu, seorang gadis yang berpakaian seperti pramuniaga lainnya masuk ke dalam toko.
Gadis itu bahkan terlihat lebih cantik dan lebih muda dari pramuniaga Iainnya. Bentuk tubuhnya sempurna, dan kulitnya sangat cerah.
Dia memiliki senyuman ramah yang bisa membuat orang Iain merasa sangat nyaman.
Dia sangat berbeda dengan pramuniaga yang meneriaki Elvis.
Pramuniaga cantik itu berkeringat dan membawa sebuah kantong Plastik dengan beberapa minuman di dalamnya.
Kalian pasti haus. Aku membeli beberapa minuman untuk kalian semua.
Dia memberikan beberapa botol minuman itu kepada pramuniaga Iainnya.
Alice kamu sangat baik. Kamu cantik dan manis. Siapapun yang mengencanimu adalah pria yang beruntung.”
Jangan mengejekku. Aku masih terlalu muda untuk berpikir tentang hubungan.”
Pada akhirnya kamu harus memikirkan hal itu. Aku mengerti perasaanmu.”
Alice tersipu malu, kemudian dia berjalan pergi tanpa memedulikan semua yang dikatakan pramuniaga lainnya.
Dia berbalik dan melihat Elvis sedang berdiri sendirian tanpa ada yang melayaninya.
Alice bertanya dengan şuara pelan,
Kita kedatangan pelanggan kata Pramuniaga yang ingin mengusir Elvis menatapnya lalu berkata pada Alice, Tidak usah pedulikan dia. Kamu tidak lihat apa yang dia kenakan Dia jelas membuang-buang waktu di sini. Aku hendak mengusirnya pergi.
Alice berkata, Bukankah itu buruk ? , Manajer mengajari kita untuk bersikap hormat dan jujur.
Pramuniaga sok tahu tadi memukul dahi Alice dan berseru, Dia tidak akan pernah bisa menjadi pelanggan kita. Hanya orang-orang yang mampu membeli tas kita yang bisa disebut pelanggan.
Alice mengusap dahinya sambil menatap Elvis, Baik, Dia merasa Elvis lumayan tampan, tetapi dia terlihat sangat kesepian saat berdiri sendirian.
Karena Alice merasa kasihan, ia pun berjalan menghampiri Elvis.
Si Pramuniaga Sok Tahu mencebik, dia merasa Alice tidak akan bisa dinasehati.
Halo, Tuan. Anda suka yang mana Saya bisa menjelaskan lebih detail tentang tas itu.
Tiba-tiba, seorang gadis muda nan cantik mendekati Elvis, membuat Elvis merasa kurang nyaman.
Saya di sini hanya untuk melihat-lihat.
Saya ingin mencari hadiah ulang tahun untuk teman saya."
Si Pramuniaga Sok Tahu semakin merendahkan Elvis setelah dia mendengar apa yang dikatakannya.
Aku akan mengawasimu. Jangan berani-berani menipu gadis-gadis muda yang lugu dengan berpura-pura menjadi orang kaya! pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments