Mobil-mobil yang melintas di jalan terlihat sangat kecil ketika Elvis melihat ke bawah dari jendela kaca yang besar. Dia bisa dengan cermat mengamati para pejalan kaki. Bahkan ada pemandangan danau di luar jendela. Elvis menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Mata Elvis berbinar, dia berpikir, Sekarang aku masih berhutang segalanya. Suatu hari nanti, aku bisa berdiri di puncak dunia dan memandang rendah dunia tanpa sistem check-in ini.” Tanpa sadar, Elvis berubah pikiran.
Elvis menenangkan diri kemudian menoleh ke arah Bob, Tuan Bob, bawakan dokumen yang harus aku tanda tangani. Bob tercengang dan menjawab dengan hormat, Baik. Semua dokumen sudah disiapkan, dan saya akan meminta seseorang untuk membawanya ke sini sekarang. Bob bisa merasakan perubahan pada Elvis, dari tikus desa menjadi orang kota yang tenang. Bob semakin menghormati Elvis.
Aku ingin tahu dari keluarga mana pemuda ini berasal, pikirnya. Tak lama kemudian, seorang wanita yang mengenakan pakaian kerja modis berusia tiga puluhan mendorong sebuah troli menuju ruangan Elvis. Ada setumpuk dokumen di atas troli. Tuan Elvis, perkenalkan, ini adalah manajer departemen humas, Jessie Laro.
Nyonya Laro, ini bos baru kita, Tuan Elvis. Bob memperkenalkan mereka berdua. Jessie kaget melihat bos barunya adalah seorang pemuda, sekilas matanya menunjukkan emosi yang tidak bisa digambarkan. Baik Elvis maupun Bob, mereka tidak bisa membaca perasaannya. Jessie mengulurkan tangan ke arah Elvis sambil tersenyum, Halo, Tuan Elvis
Elvis bersikap sopan, Halo, Nyonya Laro, terima kasih telah mengerjakan pekerjaan terkait kehumasan untuk kami. Saya tersanjung, itu sudah menjadi tugas saya untuk bekerja keras." Elvis tersenyum kemudian berjalan ke belakang mejanya. Lalu dia duduk dan berkata, Sungguh lega aku mendengarnya. Tolong berikan dokumen yang harus aku tandatangani. Jessie memberikan salah satu dokumen kepada Bob agar Bob dapat menyerahkan serta menjelaskannya kepada Elvis sebelum ditandatangani, Baik, Tuan Elvis. Ada dua puluh tujuh dokumen yang berhubungan dengan semua yang terjadi di perusahaan.
Elvis mengajukan banyak pertanyaan rinci, dan Bob menjelaskannya secara profesional. Jessie juga menambahkan beberapa informasi dengan beberapa bagian yang terperinci. Elvis mengangguk setelah mendengar penjelasan tersebut. Meskipun dia masih belum begitu paham setelah Bob menjelaskan secara profesional, tapi pertanyaan-pertanyaan Elvis tepat sasaran. Itu menunjukkan bahwa Bob sangat memahami semua yang terjadi di perusahaan, dan dia tidak bermalas-malasan di tempat kerja. Elvis merasa puas dengan kinerja Bob. Satu setengah jam telah berlalu setelah Elvis menandatangani dokumen terakhir. Bob menutup file dokumen terakhir dan memberikannnya kepada Jessie, lalu dia berkata kepada Elvis, Tuan Elvis, total uang sewa gedung yang dihasilkan adalah tujuh ratus delapan puluh empat, setelah pengeluaran biaya-biaya sebesar seratus dua belas miliar, dan perusahaan mencadangkan dana sebesar dua puluh delapan miliar, maka keuntungan bersih perusahaan per tahun adalah lima ratus empat miliar.
Bob menjelaskan tentang keuntungan perusahaan secara terperinci kepada Elvis. Elvis senang mendengar semua angka-angka itu. Perusahaan akan mentransfer keuntungan ke rekening bank yang ditunjuk dari setiap pemegang saham setiap kuartal. Karena Anda pemilik semua saham di gedung ini, lantas Anda akan mendapatkan semua keuntungannya." Sesuai kesepakatan sebelumnya, keuntungan per kuartal telah disiapkan, dan totalnya adalah seratus dua belas miliar. Saya sudah menghubungi bagian keuangan untuk mentransfer uangnya, dan seharusnya Anda telah menerimanya per-sekarang .
Setelah Bob mengatakan itu, ponsel Elvis bergetar. Uang tunai senilai seratus dua belas miliar telah ditransfer ke rekening bank-nya. Elvis hanya bisa menghela napas dalam-dalam ketika menghitung jumlah nol di rekening banknya.
Satu, dua, tiga ... delapan, sembilan. Berkali-kali dia lupa hitungan nolnya. Aku punya seratus dua belas miliar tanpa melakukan apapun. Rasanya seperti mimpi! Aku punya uang yang bisa dipakai untuk tujuh turunan. Dulu aku miskin, tapi sekarang aku telah menjadi seorang milliarder dan memiliki semua uang itu. Sistem ini sangat hebat! Mendadak Elvis merasa sedikit lelah setelah mengetahui total uang yang ada di dalam rekening nya.
Tekanan yang ia alami dalam dua bulan terakhir yang telah membuatnya letih. Akhirnya Elvis bisa merasa lega sekarang. Elvis melambaikan tangannya, Anda boleh pergi. Jangan beritahu siapapun tentang saya, karena saya tidak ingin diperhatikan oleh orang lain."
Bob tahu bahwa Elvis mulai agak kesal, jadi dia mengangguk dan memberi isyarat kepada Jessie untuk segera pergi. Selamat berisirahat, Tuan Elvis. Nanti saya akan mengantarkan camilan dan minuman untuk Anda.
Jessie dan Bob meninggalkan ruangan kantornya. Tak berapa lama, Bob kembali ke ruangan dengan membawa beberapa camilan dan minuman.
Bob ingat bahwa Elvis alergi alkohol, jadi Elvis tidak bisa minum anggur putih dan anggur merah yang ada di lemari. Selain camilan dan minuman, di atas nampan ada kunci kartu emas. Kunci kartu emas Elvis berbeda dengan milik Bob. Kunci kartu Elvis Iebih terlihat seperti karya seni.
Kartu kunci emas itu milik Elvis, kartu itu menggambarkan kekuasaan Elvis di Gedung Grand WD
Setelah Bob keluar, Elvis ditinggal seorang diri di ruangan seluas lima ribu meter persegi itu. Suasananya sangat sunyi sehingga dia bisa mendengar suara mobil-mobil yang lebih seperti lagu pengantar tidur dari pada kebisingan baginya.
Elvis yang duduk di kursi nyaman itu mulai mengantuk, lalu dia pun tertidur. Tak berapa lama, sebuah nada dering membangunkan Elvis.
la mengucek matanya dan menjawab panggilan telepon itu.
"Halo, siapa ini"
Terdengar suara yang dalam dari telepon, Ini aku, Asher, apakah kau lupa pada ku sekarang ?
Ternyata Asher Collin yang menghubunginya. Dia adalah teman sekelas Elvis di universitas, tetapi mereka tidak dekat. Mereka bahkan tidak pernah berbincang satu sama lain.
Elvis berpikir, Kenapa kamu meneleponku Kita bahkan tidak berbicara di reuni kelas tempo hari.
Sebentar lagi Irene berulang tahun, dan Tate berencana untuk mengadakan pesta ulang tahun untuknya. Dia mengundang semua teman sekelas yang ada di Kota Wale."
Pestanya pasti akan sangat menyenangkan untuk reuni. Tempatnya di Kingston Hotel pukul setengah enam malam. Jangan lupa datang ya!
Belum sempat Elvis menjawab, Asher telah menutup teleponnya. Pesta ulang tahun teman sekelas lagi.
Elvis mengerutkan keningnya, ia tidak tahu hadiah apa yang harus dia bawa. Setelah merenung sejenak, ia memutuskan untuk membeli sebuah tas sebagai hadiah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments