Belajar Menerima Kenyataan

Melihat perawakan Mas Aska, Pria berwibawa wajah teduhnya menyejukkan mata, Tampan, tinggi dan tubuh atletis, jujur sebagai wanita normal saya sangat tergoda melihat mas Aska.

Tidak pernah terpikirkan kalau mas Aska adalah penyuka sesama jenis alias gay, itu lah sebabnya saya menerimanya menjadi suami ku.

Dan saya benar-benar telah jatuh hati kepadanya. Ku coba menelusuri penyebab seseorang mengapa bisa menjadi penyuka sesama jenis atau gay.

Waktu masa belajar di kampus mata kuliah psikologi memang pernah Membahas tentang LGBT.

Dari penjelasan Profesor Psikologi ku di kampus, ada beberapa teori yang menyatakan kalau gay atau LGBT itu adalah faktor genetik bawaan, artinya jika ada keluarga yang gay atau LGBT kemungkinan besar anaknya akan menjadi gay.

Akan tetapi Penelitian yang dilakukan oleh Prof Alan Sanders dari Universitas Chicago, di tahun 1998-1999. membantah teori genetik bawaan.

Dan saya juga sepakat dengan teori ini, karna menurut ku Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu yang gagal.

Teori yang bisa ku terima adalah teori faktor karena lingkungan dan teori trauma di masa kecil.

Menurut penelitian yang kubaca akhir-akhir ini, hidup di lingkungan yang toleran terhadap gay atau LGBT akan memicu perkembangan otak manusia yang beranggapan bahwa perilaku tersebut adalah normal.

Trauma masa kecil yang mengalami pelecehan seksual dan perjalanan cinta membuat seseorang bisa menjadi LGBT.

perjalanan cinta yang berulang kali tersakiti kemungkinan besar akan membelokkan orientasi seseorang.

Apakah mas Aska hidup di lingkungan yang toleran LGBT?

apakah mas Aska mengalami trauma masa kecil?

Bagaimana perjalanan cinta mas Aska?

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul seketika.

Tekad dan niat ku sebagai calon dokter dan istri dari mas Aska akan mencoba mengubah perilaku LGBT mas Aska, itu karena saya mencintai nya dan juga istri yang ingin menyelamatkan perkawinan ini.

Pagi-pagi sekali sarapan sudah disediakan, dulu belajar masak dari almarhumah nenek, ibu dari papa yang tinggal bersama kami.

Jelas teringat nasihat nenek, bisa masak adalah nilai plus bagi seorang perempuan dan itu bukan kewajiban.

Pahlawan wanita yang menjadi inspirasi ku Raden Ajeng Kartini yang berusaha dan berjuang untuk hak dan martabat perempuan untuk menjadi setara dengan Pria.

Kewajiban seorang perempuan adalah Menstruasi, melahirkan dan menyusui, masalah kehidupan rumah tangga adalah komitmen bersama.

Jika seandainya Suami hanya berpendapat pas-pasan, masak di rumah adalah salah satu solusi yang tepat demi menghemat pengeluaran keluarga, jika istri tidak bisa masak? apa yang terjadi?

Terkadang suami menginginkan kita untuk di rumah, mengurus rumah tangga. itu sah-sah saja selama kesepakatan dalam berumah tangga tercapai.

Mas Aska suami ku adalah pria mapan, jika pun saya tidak berkerja itu tidak jadi masalah.

Kini masakan ku sudah selesai dan sudah terhidang di meja makan, segera ku mandi dan berpakaian yang layak untuk menemani mas Aksa sarapan dan mengantarkan nya kerja.

Ku lihat mas Aska sudah keluar kamar nya dan seketika ku dekati, ku bawa tas kerja yang terbuat dari kulit yang menyerupai koper.

Ku berikan senyuman manis ku sambil menyapa nya, akan tetapi sikap dingin nya yang ku dapatkan.

Setelah di meja makan, ku sajikan makanan di piring nya dan ku tuangkan air minum di gelas.

"mas.....

ini semua Aqila yang masak loh, dulu belajar dari Nenek."

"uhmmm."

Ku coba memulai perbincangan untuk mencair kan suasana, tapi hanya "uhmmm" yang keluar dari mulut mas Aska, mungkin karena sedang makan, ku pandangi wajah tampan nya mas Aska yang sedang makan itu.

"mas....

mulai hari ini Aqilah masuk Koas lagi ya."

"terserah mu, yang terpenting kamu ngak hamil dari pria lain."

Jawaban dari Mas Aska sejenak membuat ku terdiam dan bingung mau ngomong apa lagi.

Mas Aska kini selesai sarapan dan bangkit dari duduk Nya, ku raih tangan kanan dan ku salin, walaupun sedikit menolak nya.

"Aqila.....

"iya mas."

Mas Aska memanggilnya nama ku membuat ku tersenyum, dan terlihat mas Aska gugup untuk menyampaikan sesuatu.

"a...h......

besok malam ikut saya, kita pergi ke resepsi pernikahan anak rekan kerja bisnis ku."

"siap mas......"

Seketika mas Aska mengalihkan pandangannya dari ku dan hendak melangkah keluar rumah.

"Mas Aska..... terimakasih ya sudah Mengajak ku!"

"ngak usah kepedean, saya hanya tidak enak datang bersama Pria."

Setelah berkata demikian mas Aska berlalu meninggalkan ku, Apapun alasan mas Aska mengajak ku ke resepsi pernikahan itu, sudah membuat ku bahagia.

****

Seminggu ke depan jadwal Koas ku adalah masuk pagi jam 8 dan pulang nya jam 4 sore, sebelum pulang rumah, ku sempat kan ke salon untuk keramas dan facial wash.

Sesampai di rumah ku pakai pakaian seksi, ku sambut mas Aska, ku salin tangan kanannya, seperti biasa sedikit menolak.

"mas....

mau makan atau mau minum?"

Tanpa jawaban mas Aska tetap berlalu menuju lantai atas, dan saya pun ke dapur ku buatkan teh hijau dengan gula rendah kalori untuk mas Aska.

Ku telusuri anak tangga menuju lantai atas, ternyata kamar mas Aska tidak di kunci dari dalam dan mas Aska ternyata mandi, terdengar suara guyuran shower.

Ku letakkan teh hijau di atas meja, kubuka lemari untuk mengambil pakaian tidur mas Aska, ku letakkan di pinggir ranjang seraya ku duduk kan di pinggir ranjang ini.

Mas Aska keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggang nya, kaki berbulu yang basah, perut sixpack, dada bidang, wajah dan rambut nya yang masih basah terlihat sangat menggoda.

Mas Aska berdiri tepat di depan ku, membuat ku terpesona melihat pemandangan langkah ini, dengan refleks ku berdiri dan tangan nakal ini meraba perut sixpack dan dada bidang itu, sangat terasa bulu-bulu halus yang menggoda, membuat jantung ini berirama tak beraturan.

Dan lagi-lagi mas Aska mendorong ku, dan menarik tanganku sambil mendorong ke luar kamarnya, dan hal membuat ku diam seribu bahasa.

Beberapa saat aku terdiam membisu di depan kamar mas Aska, ku lihat pintu dan ku ketok lagi.

tok.... tok..... tok....

"mas....

pakaian mu di ranjang ya mas, dan teh hijau di atas meja, di minum ya mas."

Tidak jawaban dari mas Aska, dengan berat ku langkahkan kaki ku menuju kamar dengan pikiran tidak menentu.

Ku raih handphone yang terletak diatas meja, karena berdering, ku lihat Bahran memanggil, ku usap ke tombol hijau dan ku letakkan kupingku.

[Kenapa Bahran?]

[kak.... tolong kak"]

[kamu kenapa?]

[kak.... Bahran kalah taruhan balapan, mobil ku ini jadi taruhan, kak.... tolong bayarin ya]

[itu urusan mu Bahran.]

Sikap mas Aska sudah membuat kesal di tambah lagi dengan Bahran yang kalah taruhan balapan liar, ku banting handphone ke lantai karena kesal dan ku rebahkan tubuhku ke ranjang ini.

Air mata mengalir lagi, dan ku lap dengan tangan kiri, keadaan ini membuat ku tertidur.

Belum saja terlelap terdengar suara Bahran memanggil nama ku dari luar pintu kamar.

Sesegera ku pakai kimono yang terletak di atas kursi, ku buka pintu kamar. Ternyata mas Aska juga keluar karna mendengar suara Bahran.

"kamu kenapa Bahran?"

"gini mas.....

Bahran kalah taruhan, takut pulang ke rumah nanti papa dan Mama pasti marah, kalau pulang tanpa mobil, bantuin lah mas."

"boleh...... tapi layanin mas dulu."

"maksud nya gimana mas?"

"ngak usah pura-pura ngak tau?"

Mas Aska meraba bokong nya Bahran dengan mimik wajah birahi nya, saya hanya bisa bengong melihat tingkah suamiku ini.

"mas taruhannya 350 juta rupiah, gimana mas?"

"kecil itu bagi mas, mau tambahan uang lagi?"

"mau.... mau ..... mau mas."

"ya dah layanin mas ya sampai puas ya."

Mas Aska masih meraba-raba bokong nya Bahran, semua itu demi uang atau Bahran memang sama seperti mas Aska?

Mas Aska dan Bahran masuk kedalam kamar, sementara saya hanya bengong dengan amarah yang sudah memuncak, ku coba mendingin kepala ini supaya bisa berpikir dengan tenang.

Amarah dan emosi sudah tidak bisa ku tahan, ku tendang pintu kamar mas Aska sampai terbuka, ku lihat mas Aska sudah telanjang dada dan Bahran hanya memakai ****** *****.

Mas Aska masih mencumbui leher nya Bahran walaupun aku sudah berdiri di dekat mereka, sementara Bahran sudah mulai ketakutan.

Ketakutan karna aku emosi atau ketakutan karna atas perlakuan suamiku, tapi yang jelas Bahran sangat ketakutan.

Dengan keahlian taekwondo ku dan segenap tenaga ku tendang mereka berdua yang sedang bercumbu.

Keduanya terpental sampai ke ranjang, ku tarik tangan nya Bahran dan ku seret, terlihat Bahran meringis kesakitan dengan mimik wajah ketakutan.

Sementara mas Aska masih di ranjang, ku seret Bahran sampai ke keluar kamar dan ku tendang ber ulang-ulang kali dengan air mata yang berurai di pipiku.

"pergi dari sini dasar tidak tau malu!

pergi...... pergi.....

"iya kak.....

Ku lihat mas Aska sudah berdiri di belakang ku dengan memegang baju dan celana Bahran yang sudah di lepaskan nya, sambil melihat ke arah Bahran dan melemparkan baju dan celana yang ada di tangan nya. dengan tersenyum kulihat mas Aska mulai membuka mulutnya.

"Bahran .....

mas ngak bisa kasih uang ke kamu, karna Bahran belum memuaskan ku."

Dengan emosi ku yang sudah meledak ku layangkan tinju ku ini ke wajah mas Aska dan mengenai bibir dan hidungku, terlihat hidung tersebut mengeluarkan darah segar, tak sampai disitu ku tendang kaki nya sekuat tenaga ku, tendangan yang ku layangkan berhasil membuat nya terjatuh ke lantai. dan tak henti-henti nya ku tendang terus perut sixpack nya.

Setelah Bahran sudah pergi dari rumah, ku seret tubuh mas Aska masuk kamarnya. dengan air mata yang mengalir ku tatap wajah mas Aska.

"mas...... Tolong jangan ganggu Bahran."

Masih meringis kesakitan ku tinggalkan mas Aska di kamarnya dan ku tutup pintu kamarnya.

Kelakuan suami ku hanya bisa ku tangisi, tidak tau harus berbuat apalagi. terduduk di kursi meja belajar ini dan hanya menangis yang bisa kulakukan saat ini.

Ku lihat handphone berdering, kontak nomor handphone mama memanggil ku, ku biarkan sampai berakhir dan panggilan itu datang lagi dari mama.

Kulihat dilayar Mama mengirimkan pesan WA memberi tahukan kalau Bahran belum pulang ke rumah, sebenarnya saya kwatir atas tindakan ku tadi terhadap Bahran tapi keadaan yang membuat ku tidak berdaya.

Pikirkan ku masih kacau dan kalut, ku biarkan handphone itu trus berdering. karena berdering ku banting handphone itu lagi, dan ini adalah kedua kalinya membanting handphone sampai handphone tersebut rusak.

Dengan langkah yang tidak menentu ku arahkan ke ranjang, menangis dan menangis membuat tubuhku rasanya lelah tak karuan.

Kucoba membaringkan tubuh ini walaupun air mata masih mengalir.

***

Ku buka mata ku secara perlahan karena suara pintu di ketok dan memanggilku dengan sebutan nyonya, mbak Lisa langsung menerobos masuk ke dalam kamar karna memang tidak terkunci.

"nyonya ........ nyonya......

"iya mbak Lisa, saya baik-baik aja mbak."

"syukur lah nyonya.

nyonya hidangan sudah ku siapkan di meja makan, turun ya buat sarapan."

"terimakasih mbak Lisa, mas Aska dimana Mbak?"

"Tuan sudah berangkat kerja nyonya."

Kulangkah kaki menuju kamar mandi, ku guyur tubuh ku dengan guyuran shower, setelah mandi kupakai kimono yang tergantung, terlihat kamar sudah rapi dan mbak Lisa duduk di pinggir ranjang.

"maaf nyonya.....

mbak kwatir makanya ku tungguin nyonya siap mandi."

"terimakasih ya Mbak atas perhatian mu, tapi saya baik-baik aja Mbak."

"mbak tunggu ya nyonya di meja makan ya."

Dan lagi hanya tersenyum palsu yang ku berikan kepada mbak Lisa untuk meyakinkan kalau aku baik-baik saja, dan jelas itu adalah bohong.

Karena pikiran ku kacau, semua makanan yang disajikan oleh mbak Lisa rasa nya hambar, bahkan mbak Lisa menyodorkan segelas susu hangat di hadapan ku tanpa kusadari.

"nyonya.......

kulihat nyonya tidak selera makan, setidaknya minuman lah susu ini nyonya."

Tangan kanan mbak Lisa kini di pundak untuk menyadarkan ku dari lamunanku.

"iya mbak....

terimakasih Mbak."

Air mata ku tahan dan ku coba menjernihkan pikiran ini, perlahan ku minum susu buatan mbak Lisa, ku teguk demi seteguk dan akhirnya susu itu habis ku minum.

"mbak ni susu nya dah habis, pamit dulu ya Mbak."

"nyonya.....

ngak mau istirahat di rumah aja?"

"ngak bisa Mbak.....

karena seminggu lagi ada tes yang harus ku jalani dan Koas ku tidak boleh bolong mbak."

"baik lah kalau begitu nyonya, hati-hati dijalan ya"

Saya hanya mengganguk sambil tersenyum ke arah mbak Lisa.

Jika di rumah satu harian pasti akan membuat ku semakin stres, Teman-teman Koas yang menjadi teman seperjuangan mungkin bisa menghibur hati ku yang kalut ini.

Masalah kehidupan pernikahan ku ini tidak pernah ku ceritakan kepada teman-teman seperjuangan ku.

Saya seperti memiliki kepribadian ganda, di kampus, di rumah sakit dan di hadapan teman-teman, ku usahakan ceria tapi selebihnya saya menangis.

Setelah nenek meninggal, kehidupan keluarga kami menjadi kacau-balau, papa yang dari dulu adalah anak manja, yang tidak bisa berpendirian teguh, itulah yang membuat nenek mengendalikan semua aspek kehidupan keluarga kami.

Nenek meninggal ketika Saya Koas tahap kedua, sepeninggalan Nenek rumah menjadi kacau-balau, Biasanya nenek adalah tempat ku mencurahkan semua keluh kesal ku, dan selalu mendapat nasihat yang sungguh bijaksana menurut ku.

Sekarang tempat curhatku sudah pergi menghadap sang pencipta, rumah menjadi kacau-balau, saya sering menangis akan perlakuan papa, Mama dan juga Bahran yang tidak terkendali lagi.

Jika Nenek masih hidup, saya tidak perlu berkepribadian ganda karena keadaan.

dan satu-satunya harapan ku adalah

berharap setelah menikah dengan mas Aska, kepribadian ganda yang ku alami ini bisa berkurang, setidaknya saya tidak perlu menutupi aib suamiku dan berharap suamiku bisa menjadi tempat mencurahkan semua keluh kesal ku.

Tapi nyata nya nihil bahkan kepribadian ganda yang ku alami semakin kuat merekat di pikiran.

Ditambah lagi saya harus berbohong kalau saya berbahagia menikah dengan mas Aska.

Sampai kapan saya harus berkepribadian ganda ?

sampai kapan saya harus berbohong kalau keadaan dan pernikahan ku tidak baik-baik?

Sampai kapan harus menjadi orang yang berbeda?

Terpopuler

Comments

Pandra Tour

Pandra Tour

harus dipastikan menggunakan aku atau saya thor

2024-07-06

1

pipi gemoy

pipi gemoy

mampus hajar saja qila👍🏼👏🏼🌹

2024-07-06

2

Nuranita

Nuranita

novel keren kek gini lo kok ga banyak yg tau y.....bener nih aqila....gay mah bukan faktor gen....jadi gay itu emg banyak faktor....aq stuju nih aqila nyelidiki sebabx aska jdi gay.....

2022-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Pertama
2 Terpuruk
3 Konsultasi
4 Belajar Menerima Kenyataan
5 Resepsi Pernikahan Rekan Bisnis Mas Aska
6 Kejadian Yang Sangat Memalukan
7 Serangan Pertama
8 Rombongan Ibu-ibu Rempong
9 Kisah keluarga
10 Aqila Anak Yang Egois
11 Percobaan Pertama
12 Mas Aska Membuat ku Kecewa lagi.
13 Kisah ku
14 Surat Dari Nenek
15 Bertemu Dengan Jian
16 Mulai menyukai Kak Jian.
17 Kak Jian Akhirnya Luluh oleh Pesona dan Uangnya Mas Aska.
18 Lulus Ujian
19 Cobaan Yang Bertubi-tubi
20 Bahran Meninggal Dunia
21 Penjelasan Karina
22 Menjadi Dokter
23 Bertemu Dengan Kaisar Adik Tiri Mas Aska
24 Luka Goresan Hati
25 Pergi dari Sisi Mas Aska
26 Memulai Hidup Baru
27 Aqila Pergi
28 Surat Perpisahan Dari Aqila
29 Panik
30 Rasa Iba.
31 Mas Aska Drop
32 Syok
33 Bu Fana...... Tunggu Pembalasan ku.
34 Pembalasan ke Bu Fana
35 Petunjuk
36 Buku Harian Aqila
37 Petunjuk Dari Ibu Mertuaku
38 Mencari Aqila di Kanada
39 Kaisar Di Tangkap Polisi
40 Tua Bangka Yang Tidak Berguna
41 Dalam Kebimbangan
42 Ririn Hamil
43 Kasus Peristiwa kecelakaan Dibuka Kembali
44 Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan Ririn.
45 Bu Fana Kabur
46 Kabar Buruk
47 Sidang Pertama
48 Catatan Medis Dari Aqila
49 Negeri Kangguru
50 Hatiku Masih Menyimpan Nama Mas Aska
51 Melamar Intan
52 Liku-Liku Kehidupan
53 Lulus Program S2
54 Bertemu Dengan Pria Bertulang Lunak
55 Menjijikkan
56 Mulai Merasakan Cinta Dari Dokter Ewad
57 Patah Hati Untuk Kedua Kalinya
58 Dari Masa Lalu
59 Penjelasan Dari Ayu
60 Bertemu Dengan mas Aska.
61 Aqila Sangat Kecewa
62 Perlu Semangat
63 Mama dan Mbak Lisa
64 Kejelasan
65 Kabar Bahagia
66 Masalah Perasaan
67 Butuh Waktu
68 Pertemuan
69 Penjelasan Dari Mas Aska
70 Ketetapan Hati
71 Bulan Madu
72 Kehangatan Cinta Mas Aska
73 Perjuangan Yang Berbuah Manis
74 Tinggal Bersama Istriku
75 Papa Tiba Di Australia.
76 Tinggal Di Australia Untuk Sementara Waktu
77 Rencana
78 Cintanya Mulai Nyata
79 Papanya Aska Bunuh Diri.
80 Kembali ke Indonesia
81 Lembaran Baru Bersama Mas Aska.
82 Cobaan Setelah Bersama Mas Aska.
83 Cobaan Kedua.
84 Pengacara Dari Pihak Adik Tiri Mas Aska
85 Suamiku Yang Bucin
86 Peresmian Rumah Sakit.
87 Calon Bayiku KembarKu
88 Istriku Yang Malang.
89 Penopang Hidup
90 Istriku Akhirnya Siuman.
91 Senyuman Indah dari Istriku.
92 Kilas Balik Masa Lalu.
93 Berita Kematian Igor.
94 Bebas
95 Berita Kematian Igor.
96 Nama Bayi KembarKu.
97 Cobaan Lagi.
98 Emosi.
99 Persiapan Pertunangan Irsan.
100 Kebahagiaan Keluarga Besar Kami
101 Cobaan Lagi.
102 Hikmah Dari Kehidupan.
103 Ucapan Terimakasih.
104 Menikah Karena Hutang Adat
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Malam Pertama
2
Terpuruk
3
Konsultasi
4
Belajar Menerima Kenyataan
5
Resepsi Pernikahan Rekan Bisnis Mas Aska
6
Kejadian Yang Sangat Memalukan
7
Serangan Pertama
8
Rombongan Ibu-ibu Rempong
9
Kisah keluarga
10
Aqila Anak Yang Egois
11
Percobaan Pertama
12
Mas Aska Membuat ku Kecewa lagi.
13
Kisah ku
14
Surat Dari Nenek
15
Bertemu Dengan Jian
16
Mulai menyukai Kak Jian.
17
Kak Jian Akhirnya Luluh oleh Pesona dan Uangnya Mas Aska.
18
Lulus Ujian
19
Cobaan Yang Bertubi-tubi
20
Bahran Meninggal Dunia
21
Penjelasan Karina
22
Menjadi Dokter
23
Bertemu Dengan Kaisar Adik Tiri Mas Aska
24
Luka Goresan Hati
25
Pergi dari Sisi Mas Aska
26
Memulai Hidup Baru
27
Aqila Pergi
28
Surat Perpisahan Dari Aqila
29
Panik
30
Rasa Iba.
31
Mas Aska Drop
32
Syok
33
Bu Fana...... Tunggu Pembalasan ku.
34
Pembalasan ke Bu Fana
35
Petunjuk
36
Buku Harian Aqila
37
Petunjuk Dari Ibu Mertuaku
38
Mencari Aqila di Kanada
39
Kaisar Di Tangkap Polisi
40
Tua Bangka Yang Tidak Berguna
41
Dalam Kebimbangan
42
Ririn Hamil
43
Kasus Peristiwa kecelakaan Dibuka Kembali
44
Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan Ririn.
45
Bu Fana Kabur
46
Kabar Buruk
47
Sidang Pertama
48
Catatan Medis Dari Aqila
49
Negeri Kangguru
50
Hatiku Masih Menyimpan Nama Mas Aska
51
Melamar Intan
52
Liku-Liku Kehidupan
53
Lulus Program S2
54
Bertemu Dengan Pria Bertulang Lunak
55
Menjijikkan
56
Mulai Merasakan Cinta Dari Dokter Ewad
57
Patah Hati Untuk Kedua Kalinya
58
Dari Masa Lalu
59
Penjelasan Dari Ayu
60
Bertemu Dengan mas Aska.
61
Aqila Sangat Kecewa
62
Perlu Semangat
63
Mama dan Mbak Lisa
64
Kejelasan
65
Kabar Bahagia
66
Masalah Perasaan
67
Butuh Waktu
68
Pertemuan
69
Penjelasan Dari Mas Aska
70
Ketetapan Hati
71
Bulan Madu
72
Kehangatan Cinta Mas Aska
73
Perjuangan Yang Berbuah Manis
74
Tinggal Bersama Istriku
75
Papa Tiba Di Australia.
76
Tinggal Di Australia Untuk Sementara Waktu
77
Rencana
78
Cintanya Mulai Nyata
79
Papanya Aska Bunuh Diri.
80
Kembali ke Indonesia
81
Lembaran Baru Bersama Mas Aska.
82
Cobaan Setelah Bersama Mas Aska.
83
Cobaan Kedua.
84
Pengacara Dari Pihak Adik Tiri Mas Aska
85
Suamiku Yang Bucin
86
Peresmian Rumah Sakit.
87
Calon Bayiku KembarKu
88
Istriku Yang Malang.
89
Penopang Hidup
90
Istriku Akhirnya Siuman.
91
Senyuman Indah dari Istriku.
92
Kilas Balik Masa Lalu.
93
Berita Kematian Igor.
94
Bebas
95
Berita Kematian Igor.
96
Nama Bayi KembarKu.
97
Cobaan Lagi.
98
Emosi.
99
Persiapan Pertunangan Irsan.
100
Kebahagiaan Keluarga Besar Kami
101
Cobaan Lagi.
102
Hikmah Dari Kehidupan.
103
Ucapan Terimakasih.
104
Menikah Karena Hutang Adat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!