Melakukan Penyamaran

🍃

🍃

🍃

🍃

🍃

Keesokan harinya....

Seperti yang diperintahkan oleh Bu Ningsih, Novelia pun datang pagi-pagi sekali ke sekolah bahkan gerbangnya pun belum dibuka.

"Maaf Pak, permisi."

"Iya, ada apa Neng?"

"Saya disuruh Bu Ningsih untuk ke sini karena saya pekerja baru di kantin," sahut Novelia.

"Oh iya, kemarin Bu Ningsih sudah bilang kepada saya. Silakan masuk, dan kamu langsung ke kantin saja."

"Baik, terima kasih Pak."

Novelia pun segera menuju kantin, Novelia sudah cukup mengenal kondisi sekolah itu. Saat ini Novelia menyamar dengan memakai kacamata seperti orang culun dan menabahkan t*i lalat di pipinya.

Sebagian guru dan teman-teman Milea sudah mengenali Novelia, jadi dia harus menyamar supaya rencananya berjalan dengan mulus. Sesampainya di kantin, Novelia pun langsung membereskan dan membersihkan kantin sedangkan Bu Ningsih belum datang karena di jam-jam seperti itu, Bu Ningsih masih belanja sayuran.

Beberapa saat kemudian, Novelia pun sudah selesai membersihkan kantin dan bersamaan dengan kedatangan Bu Ningsih. Novelia segera menghampiri Bu Ningsih dan membantu membawakan barang belanjaannya.

"Sini Bu, biar Novel bantu."

"Tunggu, kamu teh siapa? maaf, Ibu sudah mempekerjakan seseorang di sini jadi kamu tidak usah membantu Ibu," seru Bu Ningsih.

Novelia menghentikan kegiatannya dan membalikan tubuhnya, Novelia pun membuka kacamatanya dan melepaskan t*i lalat buatannya.

"Aku Novelia, Bu."

"Owalah, kirain kamu siapa. Kenapa kamu pakai menyamar segala?"

"Bu, Novel kan kakaknya Milea beberapa orang sudah mengenal Novel jadi kalau Novel tidak menyamar seperti ini, Novel takut mereka akan mengusir Novel dari sini karena kemarin-kemarin Novel sempat datang ke sekolah sedikit membuat keributan di sini."

"Oh begitu, ya sudahlah terserah kamu saja."

Novelia pun membereskan sayuran dan daging yang sudah dibeli oleh Bu Ningsih.

"Novel, kamu bersihkan dulu sayuran dan daging ini!"

"Baik Bu."

Novelia pun dengan cekatan langsung membersihkan sayuran dan daging itu, kemudian membantu Bu Ningsih memasak. Di sekolah itu memang semua anak-anak diberi makan siang, jadi tidak perlu jajan sembarangan.

"Novel, selama Ibu bekerja di sini, adikmu tidak pernah makan di kantin, apa kamu suka memberikan bekal kepada adikmu?" seru Bu Ningsih disela-sela memasak.

Novelia menghentikan tangannya yang sedang memotong sayuran, Novelia kembali terkejut karena Milea tidak pernah bawa bekal makan dari rumah dan sore harinya Milea pun jarang makan karena Milea selalu bilang kalau dia sudah makan di kantin.

"Novel, kok malah bengong?" seru Bu Ningsih dengan menepuk pundak Novelia.

"Ah, iya Bu, Novel selalu menyiapkan bekal untuk Milea jadi Milea tidak pernah ke kantin," dusta Novelia.

"Oh, begitu ya."

Novelia mengepalkan tangannya, satu persatu kenyataan yang menimpa Milea mulai terungkap.

"Jadi selama ini Milea berbohong dan menahan rasa laparnya," batin Novelia.

Airmata Novelia kembali menetes tapi dengan cepat Novelia menghapusnya, dia tidak mau sampai Bu Ningsih melihatnya.

Novelia dan Bu Ningsih pun mulai memasak, mereka tampak tertawa bersama sembari berbincang-bincang, entah kenapa Novelia merasa langsung cocok dengan Bu Ningsih. Bu Ningsih adalah sosok Ibu yang lembut.

Setelah selesai masak, Novelia dan Bu Ningsih pun makan duluan. Bu Ningsih memang selalu seperti itu, soalnya kalau waktu jam istirahat tiba, mereka tidak akan bisa makan dan kadang-kadang makanannya habis.

Mereka berdua makan lesehan di bawah...

"Oh iya, maaf, kenapa adikmu bisa sampai masuk rumah sakit jiwa?" tanya Bu Ningsih.

"Ibu tahu dari mana adikku masuk rumah sakit jiwa?"

"Ibu suka mendengar selintingan dari anak-anak, kalau Milea masuk rumah sakit jiwa, Ibu pikir itu Milea adik kamu karena nama Milea di sini hanya ada satu."

Novelia menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu mencerirakan perihal yang menimpa adik kesayangannya itu dengan deraian airmata.

"Astagfirullah, kasihan sekali adik kamu. Kamu yang sabar ya Novel, Ibu yakin kalau Milea akan sembuh."

Bu Ningsih memeluk Novelia dan mengusap kepala Novelia dengan penuh kasih sayang, Bu Ningsih ikut merasakan sakit dengan apa yang sedang menimpa Novelia dan Milea.

"Di sini memang kebanyakan yang sekolah anak-anak dari kalangan atas, hanya beberapa saja yang masuk ke sini karena beasiswa, salah satunya Fatar. Dan Ibu juga sering melihat tindakan mereka yang semena-mena kepada teman mereka yang mereka anggap tidak selevel dengan mereka."

"Iya Bu, Novel merasa sangat sedih kenapa anak dari kalangan bawah seperti Milea harus mendapatkan perlakuan tidak baik dari sekolah ini, padahal kami itu berhak mendapatkan pendidikan yang sama."

"Itulah hidup Nak, di mana-mana orang yang baik dan jujur akan kalah dengan orang-orang yang beruang, kita yang hanya rakyat kecil hanya bisa pasrah dengan keadaan."

Bu Ningsih pun melepaskan pelukannya dan menghapus airmata Novelia. "Sudah jangan menangis, kamu harus tetap semangat demi Milea."

"Iya Bu, terima kasih."

Novelia pun kembali tersenyum dan melanjutkan makannya, Novelia sangat beruntung masih ada orang yang peduli kepada dirinya dan Milea.

🍃

🍃

🍃

🍃

🍃

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

☠☀💦Adnda🌽💫

☠☀💦Adnda🌽💫

semoga ada harapan untuk tah sp yg jahat sama, adeknya y novel... semoga kebenaran terungkap

2022-11-08

3

ẓɦ⍲ρ✓ 🌽 🇮🇩

ẓɦ⍲ρ✓ 🌽 🇮🇩

mangat kaka novel semoga ketemu tuh 2 guru bejad..... sama 2 ratu bully tuh harus di kasih hadiah cantik ka🤪

2022-07-25

2

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

semangat ya novelia, buat cari pelakunya, aku juga penasaran sebenarnya siapa pelaku yg pertamanya itu😤

2022-07-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!