Masuk Rumah Sakit Jiwa

🍃

🍃

🍃

🍃

🍃

Sesampainya di rumah, Novelia segera masuk dan membuka pintu kamar Milea dan betapa terkejutnya dia saat melihat Milea sudah terbaring dilantai tak sadarkan diri dengan pergelangan tangan mengeluarkan darah segar.

"Astaga, Milea!" teriak Novelia.

Novelia panik dan segera meminta tolong kepada warga untuk membawa Milea ke rumah sakit. Milea segera mendapatkan penanganan, Dokter pun akhirnya keluar dari ruangan pemeriksaan.

"Bagaimana keadaan adik saya, Dok?” tanya Novelia.

"Mbak, sepertinya adik Mbak mengalami gangguan jiwa alangkah baiknya kalau Mbak membawa adik Mbak ke rumah sakit jiwa, karena bukan apa-apa adik Mbak selalu berusaha melukai dirinya sendiri dan itu sangat berbahaya. Kalau adik Mbak dibawa ke rumah sakit jiwa, setidaknya adik Mbak ada yang ngawasin setiap waktu jadi aman."

Jedaaar....lagi-lagi Novelia harus mendengar berita yang menyesakan dada itu. Tapi Novelia sadar, kalau di rumah sakit jiwa Milea lebih aman dan diobati juga lagipula Novelia harus bekerja.

Akhirnya dengan besar hati Novelia pun terpaksa membawa Milea ke rumah sakit jiwa. Novelia dibantu oleh Fatar, sesampainya di rumah sakit jiwa Milea kembali berontak dan berteriak histeris.

“Jangan lakukan itu aku mohon, lepaskan aku!” teriak Milea.

Dua perawat memegangi tangan Milea dan dokter menyuntikan obat penenang, sehingga perlahan Milea pun lemas dan tertidur.

Novelia dan Fatar hanya bisa melihat dari kaca jendela, Novelia menutup mulutnya sembari menangis sesegukan.

“Ya Allah, kenapa semuanya menimpa Milea. Maafkan Kakak, Dek Kakak tidak bisa menjaga kamu,” batin Novelia.

Hati Novelia begitu sangat sakit, sakit sesakit-sakitnya dan hancur berkeping-keping melihat keadaan Milea. Tanpa sadar Novelia mengepalkan tangannya, ada rasa ingin balas dendam kepada para pelaku di hati Novelia.

“Aku harus menemukan pelakunya, bagaimana pun caranya,” batin Novelia.

Begitu pun dengan Fatar, hati Fatar ngilu melihat wanita yang selama ini dia cintai secara diam-diam itu sekarang menjadi seperti ini.

“Lihat saja, aku akan menemukan siapa orang yang sudah melakukan semua ini kepada Milea,” batin Fatar.

***

Keesokan harinya....

Seperti biasa, Novelia pergi ke agen sayur-sayuran untuk bekerja disana.

“Neng, Ibu pesan yang seperti biasa ya,” seru Ibu-ibu yang bernama Ningsih itu.

“Iya Bu.”

Novelia pun segera mengambilkan pesanan Bu Ningsih yang memang sudah menjadi langganan di agen sayuran itu. Hingga Novelia pun mengingat sesuatu.

“Bu, bukanya Bu Ningsih ini bekerja di kantin SMA XXX?”

“Iya Neng, memangnya ada apa?”

“Apa Ibu butuh pekerja? Bolehkah saya ikut membantu Ibu disana?” seru Novelia dengan sedikit memohon.

Ibu Ningsih sedikit berpikir sejenak, hingga Bu Ningsih pun menganggukan kepalanya.

“Kebetulan, keponakan Ibu sudah pulang kampung katanya capek dan Ibu butuh seseorang untuk membantu Ibu, tapi ya begitulah gajinya sedikit Neng.”

“Tidak apa-apa Bu, asalkan saya bisa ikut dengan Ibu.”

“Ya sudah, besok pagi-pagi kamu langsung ke sekolah saja bilang kalau kamu pekerja kantin yang akan bantuin Ibu.”

“Iya Bu, terima kasih Bu.”

“Sama-sama, kalau begitu Ibu pergi dulu.”

Bu Ningsih pun pergi dari tempat itu, hati Novelia sungguh sangat bahagia ternyata saat ini keberuntungan sedang menghampiri Novelia.

“Aku harus menemukan pelaku itu, aku akan mencari keadilan untuk Milea,” batin Novelia.

Sedangkan di sekolah, Fatar berusaha memperhatikan setiap guru yang dia rasa sangat mencurigakan.

Setiap guru Fatar perhatikan, tapi tidak ada yang aneh dengan mereka semua membuat Fatar dilanda frustasi.

“Kasihan, wanita pujaan hatinya sekarang sudah menjadi gila,” ledek Yani dengan senyuman sinisnya.

“Syukurlah, rakyat jelata dan wanita penggoda itu sudah pergi dari sekolahan ini,” sambung Malla.

Fatar pun bangkit dari duduknya dan mencengkram wajah Yani dan Malla membuat mereka meringis kesakitan.

“Milea seperti itu karena ulah kalian juga, kalian selalu membully dia tanpa belas kasihan. Memangnya selama ini Milea sudah salah apa sama kalian? Perasaan Milea tidak pernah mengusik hidup kalian, tapi kalian dengan tidak berperasaannya menyiksa mental dia!” bentak Fatar.

Fatar menghempaskan keduanya sehingga Malla dan Yani pun tersungkur ke lantai.

“Dasar kurang ajar, kamu tidak tahu siapa kita? Orangtua kita bisa dengan mudah membuat kamu keluar dari sekolahan ini dan kamu tidak akan punya masa depan lagi!” teriak Yani.

“Aku tidak peduli, memang disini hanya orang-orang yang berpengaruh yang dilindungi tapi orang miskin seperti kami, malah justru selalu menjadi kambing hitam akibat kejahatan yang kalian lakukan.”

Fatar pun pergi meninggalkan keduanya.

“Kurang ajar, dasar rakyat jelata tidak tahu diri lihat saja aku juga akan menyingkirkan kamu dari sekolahan ini,” seru Yani.

“Memang rakyat jelata seperti mereka hanya membuat sekolah kita kotor, dan sampah seperti itu harus segera dibersihkan supaya sekolah kita tidak tercemar,” sahut Malla.

“Awas kamu Fatar,” gumam Yani dengan geramnya.

Sementara itu di rumah sakit jiwa....

Milea duduk di atas tempat tidur dengan memeluk lututnya, tatapannya kosong mengarah jendela.

Airmata Milea menetes, bayangan demi bayangan yang sudah Milea alami kembali berputar di otaknya.

“Kakak...Kakak Novel,” lirih Milea.

Sungguh berat memang beban yang dialami dua kakak beradik itu, ditinggalkan oleh kedua orangtuanya, harus bekerja keras untuk memenuhi kehidupan mereka, dan sekarang kejadian yang sangat menyakitkan harus menimpa Milea.

Adakah secercah kebahagiaan untuk Novelia dan Milea, bisakah keduanya hidup bahagia seperti orang-orang pada umumnya. Walaupun hidup mereka sangat kesusahan, tapi hanya satu yang mereka harapkan yaitu kebahagiaan.

🍃

🍃

🍃

🍃

🍃

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***