"A aku permisi dulu," ucap Clara gugup.
Saat wanita itu baru ingin melangkah, Arthur menarik tangannya dan memeluknya. "Tunggu aku pulang ya," ucap Arthur lembut dan mencium keningnya Clara sehingga wajah wanita itu menjadi semakin merah merona.
Clara hanya mengangguk lalu dia berjalan dengan cepat meninggalkan kamar tersebut. Bastian melihat banyak bekas ****** di lehernya Clara saat wanita itu berjalan melewatinya. "Apa kau ingin kehilangan kedua matamu," ucap Arthur sedikit emosi karena Bastian menatap wanita nya.
"Maaf,bos." Ucapnya menunduk.
"Aku akan keluar 30 menit lagi." Ucap Arthur berjalan memasuki kamar mandinya untuk menuntaskan hasratnya yang tertunda barusan.
"Baik bos," jawab Bastian.
Clara berjalan dengan cepat masuk kedalam kamarnya. Ia lalu mengunci kamarnya dan langsung memegang kedua pipinya yang bersemu merah. "Ya ampun. Apa aku akan menghadapi nya seperti itu setiap hari," ucap Clara.
"Jantungku berdebar-debar saat di dekatnya. Aku takut perasaan ini menjadi nyata," ucapnya.
"Tidak, tidak, aku tidak boleh sampai jatuh cinta padanya. Aku harus tetap fokus pada tujuan ku," lanjut nya.
•
•
•
•
Arthur telah tiba di perusahaan nya, sekarang ini dia tengah duduk di kursi singlenya seraya mengecek beberapa berkas yang ada di atas meja kebesarannya. Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintunya lalu Arthur pun mempersilakan nya masuk.
"Bos, ini semua informasi mengenai maid baru itu," ucap Bastian menyodorkan sebuah map cokelat.
"Mulai sekarang kau panggil dia, NONA," ucap Arthur seraya mengambil map itu.
"Baik bos," jawab Bastian.
Arthur mulai membuka isi map itu dan membacanya dengan serius. "Jadi dari dulu dia sudah mandiri." Ucap Arthur.
"Iya bos, karena kehilangan kedua orangtuanya membuat dia menjadi wanita yang sangat mandiri," seru Bastian.
"Mulai sekarang, aku akan menjadi keluarga nya." Ucap Arthur.
*Syukurlah, akhirnya bos menemukan wanita yang bisa membuat dia jatuh cinta* batin Bastian.
•
•
Clara kembali menyusuri setiap ruangan di mansion itu hingga membuat dia kelelahan karena bekerja terus. "Kenapa dia membangun mansion sebesar ini sih," gumam Clara.
"Ya ampun Clara, kenapa kau masih bekerja, bukankah aku selalu mengingatkan mu untuk menjaga kesehatan mu, karena kau bisa sakit jika bekerja terus seperti ini." Seru Brenda yang melihat Clara tak henti-hentinya bekerja.
"Iya bibi Brenda, maafkan aku," ucap Clara.
"Sudah, sana kamu istirahat dulu," ucap Brenda.
"Baik bibi Brenda, terimakasih," ucap Clara dan pergi ke kamarnya.
"Dia wanita yang pekerja keras, padahal dia masih sangat muda," gumam Brenda.
"Sudah selama ini tapi ruangan disini tidak ada habisnya," ucap Clara berbaring di atas ranjangnya.
•
•
•
'Apa kalian sudah mendapatkan barang itu?' tanya seorang pria di balik telepon nya Beatrice.
"Belum tapi kami masih berusaha," jawab Beatrice.
'Aku ingin barang itu sudah ada di hadapan ku bulan ini juga, kalau tidak maka jangan salahkan aku jika menghancurkan panti asuhan itu,' ucap pria itu.
Beatrice mengepalkan tangannya menahan emosinya. "Kau pikir semudah itu Daniello, Kau tahu kan, siapa yang kami hadapi sekarang ini," ucap Beatrice emosi.
'I don't care, itu urusan kalian,' seru pria itu langsung memutuskan panggilan nya.
"Dasar keparat kau Daniello, jika bukan karena sertifikat panti berada ditanganmu, kami benar-benar tidak sudih melakukan ini." Ucap Beatrice kesal.
Lalu ia pun segera menghubungi Clara. Dan memberitahukan tentang ucapan Daniello barusan. "Apa dia sudah gila," kesal Clara setelah mendengar cerita dari sahabat nya.
'Dia memang gila,' timpal Beatrice.
"Pria itu menyimpan, barang tersebut dengan sangat kuat," ucap Clara.
'Maaf aku tidak berguna,' ucap Beatrice senduh, karena dia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu sahabat nya itu.
"Heii, apa yang kau katakan, jangan mengatakan hal itu. Kau cukup berdoa saja untukku," seru Clara.
"Aku selalu mendoakan mu disini," ucap Beatrice.
Setelah beberapa saat mereka memutuskan panggilan nya. "Menyebalkan," gumam Clara yang sangat kesal terhadap Daniello.
Malamnya tepat pukul 19.00 Arthur kembali kemansion nya dengan diikuti oleh sang asisten nya. Ia berjalan dengan cepat kedalam mansionnya dan mencari keberadaan sang kekasihnya. "Dimana Clara?" tanya Arthur kepada salah satu pelayan nya.
"Clara ada di dalam kamarnya tuan," jawab maid itu menunduk. Arthur pun langsung berjalan dengan cepat kearah paviliun tempat para pelayan nya. Semua maid yang tengah berada di taman tampak heran melihat tuan bos mereka masuk kedalam paviliun itu.
Ckleek!! Arthur membuka pintu kamarnya Clara yang tidak terkunci. Sehingga membuat Clara keget dengan kedatangan pria itu tiba-tiba. "Astaga," kaget Clara yang baru selesai memakai pakaiannya.
Arthur pun tersenyum manis dan langsung menggendong Clara ala bridal style dan membawa nya pergi. "Apa yang kau lakukan, cepat turunkan aku." ucap Clara sedikit memberontak.
"Baby, tenanglah." Ucap Arthur dengan santainya.
Para maid pun sontak menjadi kaget melihat kejadian itu, mereka bertanya satu sama lain apa yang telah terjadi. Bastian mendekati para maid yang berada di taman, saat bos nya membawa kekasihnya kedalam mansion.
Dorrr!!! Bastian menembak kan senjatanya ke udara dan menatap tajam para pelayan itu, sehingga membuat mereka semua mati ketakutan karena telah lancang bergosip tentang bosnya. "Tutup mata, telinga dan mulut kalian jika masih ingin hidup," tegas Bastian.
Mereka semua mengangguk ketakutan, lalu tidak lama Bastian pun pergi dari sana. Bibi Brenda yang melihat dari dalam mansion pun menghampiri para maid itu. "Kalian cukup bekerja saja disini, jangan berani membicarakan apapun tentang tuan bos Arthur, apa kalian lupa tentang peraturan disini dan apa kalian juga sudah melupakan peristiwa kematian para pelayan yang sudah berani melanggar peraturan itu." Ucap Brenda menatap mereka serius.
Mereka semua menelan saliva nya karena ketakutan mengingat kejadian mengerikan bulan lalu, yaitu dimana lima orang maid yang dibunuh secara mengenaskan di hadapan mereka karena telah lancang membicarakan kehidupan tuan bos nya. Mereka mati ditangan para anak buah mafia nya Arthur yang ditugaskan menjaga mansionnya.
"Suara apa itu tadi tuan?" tanya Clara saat Arthur menidurkan nya di atas ranjang king size pria itu.
"Itu hanya suara Bastian mengusir serangga, Baby." Jawab Arthur menciumi leher Clara.
*'hanya' bagaimana dia bisa mengatakan itu dengan mudahnya, benar-benar sekelompok iblis* batin Clara karena dia mendengar suara tembakan pistol dari taman belakang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Aidah Djafar
ya ampun Bastian cuma nembak serangga kt c bos 🤦🤣🤣🤣
2024-03-24
2
Widi Widurai
kl udah jadi kekasihnya tinggal minta tolong ajaa biar bsa bebasin panti. dr pada nyolong malah bikin brabe
2024-03-20
0
Maya Ratnasari
sudi thor, bukan sudih.
2024-03-03
0