Sekala melirik sekilas ke arah Aurora yang tengah duduk di depan cermin merapihkan hijab yang di kenakannya "Mau ke mana kamu pagi-pagi gini sudah rapih?" tanya Sekala sambil terus fokus pada permainan mobile legends yang tengah ia mainkan.
"Harusnya aku yang tanya, kenapa pagi-pagi kamu sudah main games? project dengan Pak Gunawan kemarin bagaimana? apa tidak kamu follow up bersama Aksara?" tanya Aurora balik.
"Kamu ini jadi istri sama sekali tidak ada sopannya dengan suamimu," Sekala beranjak dari tempat tidurnya, berpindah tempat ke ruang keluarga karena tak ingin di ganggu oleh istrinya.
Setelah dirasa penampilannya cukup, ia keluar dari kamarnya untuk sarapan.
"Mas..." panggil Aurora sambil mengoles selai coklat di atas roti tawarnya.
"Hmmm..."
"Mas Sekala...." panggilnya sekali lagi, ia sangat kesal karena Sekala sama sekali tak meladeninya.
"Apa sih, menggangu saja kamu ini. Aku lagi konsentrasi, bisa kalah nanti aku" protesnya dengan nada tinggi.
"Aku mau discus Mas, jika aku berhenti kerja bagaimana dengan biaya lahiran dan kebutuhan anak kita nanti?" tanya Aurora, ia mencoba untuk menurunkan nada bicaranya berharap Sekala mau di ajak berdiskusi dengannya.
"Kamu berdoa sajalah, semoga bulan depan aku ada project baru untuk biaya lahiranmu," jawab Sekala dengan santainya dan tetap berfokus pada handphonenya.
Aurora terdiam menghela nafas beratnya mendengar jawaban dari suaminya, ia berfikir apa keputusannya untuk resign adalah langkah yang tepat, namun ia tak bisa menarik kembali surat resign tersebut terlebih ia sudah mengumumkan jika Syeira yang akan menggantikannya.
Aurora beranjak dari tempat duduknya mendekt ke arah Sekala, "Aku berangkat ke kantor dulu Mas, aku masih harus menyelesaikan handover pekerjaanku sampai selesai," Aurora meraih tangan Sekala dan menciumnya.
"Hmmmm hati-hati," ucap Sekala.
"Mas, tidak mau mengantarku?"
"Manja sekali sih kamu, aku lagi nanggung nih" ucap Sekala dengan kesal, ia justru mengusir istrinya agar cepat pergi dari hadapannya.
"Ya sudah aku pergi dulu ya Mas, sarapannya sudah aku siapkan di meja makan. Assalamualaikum." Aurora pergi meninggalkan kediamannya dengan menggunakan transportasi online.
Di perjalanan menuju kantornya Aurora sempat menitikan air matanya, dalam benaknya mengapa hingga pagi tadi Sekala sama sekali tak menanyakan hasil pemeriksaan kandungannya, dan seakan tak peduli dengan dirinya padahal ia sudah menuruti semua permintaan Sekala.
Aurora mengelus perutnya dengan lembut terasa gerakan janin dalam kandungannya yang mulai menendang-nendang. 'Bunda sangat menyayangimu Nak' batinnya.
Setibanya di kantor ia membayar taxi yang mengantarkannya "Terima kasih ya Pak, kembaliannya untuk Bapak saja," ucap Aurora.
Ia tak menyadari jika dari kejauhan nampak Syeira tengah tersenyum penuh kemenangan karena sekali lagi ia merasa lebih unggul dari Aurora, ia pernah meminta kepada Sekala untuk tidak mengantar Aurora ke kantor dengan alasan ia merasa cemburu dan kini Sekala kembali menuruti permintaannya.
Syeira melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri masuk ke dalam kantornya, ia tidak segan untuk memberitahu kepada divisi lainnya jika dialah yang akan segera menggantikan Aurora.
"Morning Syei..." sapa Aurora saat melewati meja kerja Syeira "Kalo sudah siap,ke ruanganku ya. Kita lanjutkan lagi yang kemarin," ucap Aurora.
"Baik Bu Aurora, aku selesaikan laporan terakhirku dulu," jawab Syeira.
Sambil menunggu Syeira masuk ke dalam ruangannya, Aurora menghitung uang tabungan dan pesangon yang akan di dapatkannya, ia menganggarkan dana cadangan untuk persiapan kelahiran calon buah hatinya serta kebutuhannya sehari-hari.
Bukan ia tak percaya pada suaminya namun hatinya akan terasa lebih lega jika ia memiliki dana cadangan, ia tak mau hanya mengandalkan Sekala terlebih akhir-akhir-akhir ini Sekala sulit sekali di ajak berkomunikasi, terlehih jika sudah membahas masalah keuangan.
Selain itu Aurora juga menyisihkan sebagian uangnya untuk modal usaha yang akan ia jalankan di rumahnya, sembari mengisi waktu menanti kelahiran sang buah hati. Aurora berencana membuat usaha steak di depan rumahnya, hanya makanan itu yang menjadi keahliannya yang pernah mendapatkan pengakuan dari banyak orang yang pernah mencoba steak buatannya.
"Desain booth containernya bagus sekali Bu Aurora," puji Syeira yang tiba-tiba saja datang ke ruang kerja Aurora.
"Eh iya, aku mau coba buka bisnis kecil-kecilan di rumah," ucap Aurora sambil tersenyum. "Sudah selesai laporannya?" tanya Aurora.
"Sudah Bu" Syeira menganggukan kepalanya, ia duduk di hadapan Aurora dan bersiap menerima job description barunya.
Secara umum Aurora menjelaskan jika tugas utamanya adalah bertanggung jawab atas pembuatan jurnal dan laporan keuangan, melakukan koordinasi dengan departemen lain untuk pembuatan budget tahunan, membuat proyeksi cashflow mingguan dan bulanan ke Treasury, melakukan control kas perusahaan (cash flow) terutama piutang dan hutang, melakukan analisa keuangan, melakukan fungsi perpajakan, melakukan fungsi pengawasan transaksi keuangan perusahaan.
"Ada yang perlu di tanyakan?" tanya Aurora kepada Syeira.
"Tidak Bu, semuanya sudah cukup jelas." ucap Syeira.
"Semua filenya sudah aku susun rapih di sini" Aurora menunjukan dokumen file pada layar komputernya "Dan juga sudah aku susun rapih di sana" tunjuk Aurora di lemari dokumen di samping meja kejanya "Pokoknya kalau ada apa-apa atau kamu kesulitan, kamu langsung saja hubungi aku. Aku pasti bantu kamu," Aurora mengelus tangan Syeira dengan lembut.
'Baik dan bodoh rupanya hanya beda-beda tipis' gumam Syeira menatap Aurora.
"Baik bu, terima kasih banyak." Syeira tersenyum palsu ke arah Aurora.
Selama tiga hari berturut-turut secara intensif Aurora menjalani handover pekerjaannya kepada Syeira, di hari terakhir ia bekerja, Aurora tak dapat menahan rasa sedihnya harus berpisah dengan timnya.
Ia mengajak timnya untuk makan malam bersama di sebuah restoran yang tak jauh dari kantornya, Aurora memberikan sebuah bingkisan kenang-kenangan kepada seluruh timnya.
"Bu, jangan lupain Dinda ya," Adinda menangis di pelukan Aurora.
Adinda merupakan staf pajak yang sangat dekat dengannya. "Kamu bisa kapan pun menghubungi atau main ke rumahku" Aurora mengelus punggung Dinda dengan lembut menenangkannya dan menyakinkan meskipun dirinya sudah tidak bekerja lagi namun mereka semua tetaplah keluarga keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
n. o. a. h.
Tugas tambahan buat syeira :
- menghitung pajak
- menghitung penyusutan aset
- mempediksikan pendapatan
- memperhitungkan biaya keseluruhan divisi
Tapi yang paling utama adalah menonton drama sinetron ikan terbang. biar tahu laba dan rugi kehidupannya.
Satu lagi..
Baca juga PERFECT WIFE.
SALAM DAMAI UNTUK AUTHOR..
hehehe..
2022-10-14
1
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
Kadang kita nggak bisa mengandalkan suami saja....kita juga harus berperan sebagai dia....
2022-10-03
2
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
yang bodoh itu kamu syeiraaa...iih kesell deh
2022-10-03
2