Hamil

Selamat Membaca

...............

Sya terduduk lemas di salah satu kursi dirumah sakit. Sya mengenggam erat selembar foto USG hitam putih yang menandainya bahwa ada makhluk bernyawa didalam rahimnya yang sedang tumbuh.

Sya bukan tak senang jika mengandung tapi Sya bingung. Dirahimnya ini benih dari siapa? Renaldy ataukah Mark .

Sya menggeleng lemah. Sya tak ingin kedua orang itu mengetahui kehamilannya. Yang secara mendadak ini. Selebih keluarga Mark yang mengetahuinya. Sya malu. Akan kah keluarga mereka menerima keadaan Sya yang sedang hamil muda. Dan sudah dipastikan mereka akan mencurigai ayah dari janin ini.

Sya mengelus perutnya yang masih rata.

"Maafkan mama nak. Kamu harus dihadapi permasalahan rumit. Mama benar benar bingung. Kamu anak siapa nak?" bathin Sya.

Sya berjalan dikoridor rumah sakit dengan tenang. Sya tak tahu jika perjalanannya sudah diawasi oleh anak buah Renaldy.

Ditempat lain

Mark tersenyum membayangkan percintaannya yang beberapa minggu yang lalu dengan Sya istrinya. Sya masih berstatus istri sah Mark. Mark belum menggugat Sya kepengadilan.

Mark tak sadar jika kelakuannya sedang diamati seseorang dari jarak yang begitu dekat. Seorang pria paru baya sedang menelisik apa yang dilakukan putranya itu. Dan .

"Mark apa yang kau lakukan. Tersenyum sendiri sedari tadi" tegur ayahnya. Mark yang belum sadar masih dengan senyam senyumnya.

Tuan Abraham mendekati putranya.

"Plakkk" tuan Abraham memukul pelan pundak Mark demi menyadarkan putranya itu.

Mark yang merasa pundaknya ada yang menepak langsung terdiam dan berpindah memandang pria baru baya itu.

"Aaayyaahh" gugup Mark.

Mark tak bisa menyembunyikan rasa malunya. Pasti dan tentu saja ayahnya melihat semua kelakuan Mark sedari tadi.

"Apa yang membuatmu tersenyum senyum sendiri?" tanya tuan Abraham kepada putranya itu.

Mark tak bisa menjawab hanya senyum getir yang tampak. Tuan Abraham mengerutkan dahinya.

Ada ada saja fikir tuan Abraham.

"Ada apa ayah?" tanya Mark langsung.

"Kapan kau akan menceraikan Sya dan menikahi Angela?" .

"Degggg"

Tiba tiba aura panas menerpa wajah dan sekujur tubuh Mark begitu saja. Mark mengerjabkan matanya berkali kali untuk menormalkan kegugupannya.

"Jangan katakan. Kau takkan menceraikan wanita mandul itu. Segera nikahi Angela dan berikanlah aku cucu" ucap tuan Abraham yang langsung melenggang keluar dari ruangan Mark.

Mark masih terdiam ditempatnya. Enak saja fikir Mark akan menceraikan Sya. Wanita yang sangat dicintainya melebihi dirinya sendiri tapi perkataan ayahnya masih terngiang ngiang ditelinga Mark.

"Aku mana mungkin menikahi Angela. Meski ini pernikahan bisnis aku tak bisa menikahinya dan menceraikan Sya" bathin Mark.

Keadaan ditempat lain.

Sya masuk kedalam rumahnya dengan keadaan lemas dan tak bertenaga. Sya merasa malas sekali. Sya tertidur dikamarnya .

Sya terbangun dari tidurnya dan mendengar suara pintu digedor berulang ulang dari ruang depannya.

Sya bangkit dan menuju ruang depannya. Hendak melihat apa gerangan seseorang mengedor rumahnya.

"Siapa?" .

"Ini aku" teriak seseorang dari luar rumah.

Sya tak menyangka jika mertuanya yang datang langsung untuk menemuinya.

"Ayah" .

"Aku takkan lama. Aku hanya ingin menyampaikan ini" tuan Abraham meletakkan map biru diatas meja ruang tamu Sya.

"Apa itu?" tanya Sya heran.

"Baca dan pahamilah. Jika kau mengerti. Temui aku dikantorku" ucap Ayah mertuanyanya ini.

Tuan Abraham langsung meninggalkan rumahnya tanpa permisi kepada sang empunya rumah. Sya tak memperdulikan itu semua. Matanya hanya tertuju pada map biru yang terletak di mejanya.

.

.

Jangan lupa mampir dikarya otor yg lainnya.

Terima kasih..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***