16

Bima baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dengan lilitan handuk di pinggangnya. Segera ia menuju ke depan lemari lalu meraih celana pendek selutut berwarna navy dengan atasan kaos putih polos untuk ia kenakan. Selepas memakai pakaiannya, Bima meraih laptop yang terletak di atas meja yang terletak di sudut ruangan kamarnya. Kemudian, pria tampan itu duduk di atas ranjang king size--nya sembari membuka laptop untuk mengerjakan beberapa tugas kantor yang secepatnya harus ia selesaikan.

Malam sudah larut, namun Bima masih berkutat dengan pekerjaan kantor yang harus ia selesaikan secepat mungkin mengingat waktu cutinya semakin dekat. Bima masih sibuk mencorat coret di beberapa kertas sambil sesekali menatap layar laptopnya, mencocokkan grafik keuntungan perusahaan dengan berkas-berkas yang diterima dari para bawahannya. Tak boleh ada kesalahan sedikit pun karena ia tidak boleh membiarkan ada sesuatu yang masih belum selesai sebelum ia cuti.

Bima masih membaca beberapa berkas dihadapannya ketika bayangan saat ia membantu Ellena membuka resleting gaunnya tadi sore tiba-tiba mengambil fokus pikiran pria itu. Bima tersenyum tipis sambil mengingat-ingat kejadian itu. Bima masih mengingat betapa gugupnya dia saat melihat mulus dan putihnya punggung si bocah tengil yang selalu ia ajak berkelahi. Tangan Bima mendadak berkeringat dingin saat kulitnya tanpa sengaja bersentuhan dengan kulit punggung Ellena. Terasa halus yang membuat Bima seolah meminta lebih.

Pikirannya sempat berkelana ke alam liar saat membayangkan betapa indahnya bagian tubuh lain dari gadis yang selalu ia panggil bocah tengil itu. Bima baru tersadar bahwa Ellena tidaklah seburuk yang dia katakan.

Jujur saja, Ellena memiliki tubuh proporsional sesuai dengan tinggi badannya yang hanya 157 cm dengan bagian yang padat berisi dibeberapa bagian yang pasti disukai kaum pria. Namun, setiap kali bertemu, Bima selalu berusaha mengingkari itu dan justru mengatakan Ellena tak lebih dari gadis tengil yang tak sesuai standarnya. Namun siapa sangka , kejadian tadi sore sukses membuat seorang Bima Dirgantara tak bisa tidur malam ini. Di tambah lagi, ketika ia mengingat ekspresi Ellena yang tidak bisa ia baca saat menangkap basah dirinya yang tengah menatap punggung terbuka Ellena tanpa berkedip.

Ia masih ingat saat dirinya buru-buru keluar meninggalkan Ellena agar tidak ketahuan bahwa wajahnya memerah dengan nafas memburu yang membuat dia tak bisa berlama-lama dekat dengan Ellena. Semua hal itu membuat Bima seakan menjadi gila sekarang. Bagaimana bisa dia merasakan sesuatu yang aneh begini terhadap si bocah tengil ? Tidak mungkin kan, kalau Bima jatuh cinta kepada Ellena ? Ayolah kawan ! Itu mustahil.

Pagi kembali datang seperti hari-hari sebelumnya. Ellena dengan riangnya berjalan menuju ke halte bis hendak menjenguk Ellio di rumah sakit. Mulai hari ini Ellena sudah mengajukan cuti sampai seminggu setelah pernikahan selesai. Ia masih mengingat ekspresi mba Dina dan mas Eko yang sangat sangat terkejut saat mengetahui bahwa Ellena akan menikah. Bahkan, mereka jauh lebih terkejut saat tahu bahwa rekan kerja mereka akan menjadi istri dari keponakan bos mereka. Di tambah lagi, calon suami Ellena itu seorang Bima Dirgantara, pengusaha muda yang masuk kedalam jajaran pengusaha terkaya di asia tenggara dengan aset kekayaan yang tidak perlu di pertanyakan lagi. Bagi mereka, Ellena seperti ketiban durian runtuh. Tetapi bagi Ellena, dirinya justru seperti ketiban tangga.

20 menit di perjalanan, akhirnya Ellena sampai di rumah sakit. Dengan ramah, Ellena menyapa beberapa petugas rumah sakit yang sudah lama dikenalnya. Para petugas rumah sakit yang El sapa pun balik menyapa dengan ramah pula. Sekarang, El sudah berada di dalam ruang rawat Ellio. Dia segera mendekat dan menarik sebuah kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri kemudian meletakkannya tepat di samping ranjang Ellio.

"Hei, Elli !!! Apa kabar ? Aku mau nikah 10 hari lagi loh !" Ellena tertawa sendirian sambil terus melanjutkan percakapan yang tak mungkin bisa di balas Ellio. "Kamu gak ada niat buat bangun, gitu ? Apa segitu malasnya ya, datang ke nikahan aku ?".

Ellena kemudian menarik nafas. "Memang sih, kamu gak perlu datang juga. Soalnya pernikahan ini tuh cuma pernikahan palsu. Semuanya cuma sebatas kontrak ! Miris kan, Li ? Aku juga gak tahu kenapa hidup kita bisa jadi seburuk ini. Tapi ini bukan salah kamu, kok ! Jangan merasa bersalah ya, Li. Semuanya karena keinginan aku sendiri. Jadi, apapun resikonya aku gak akan bikin kamu susah. Aku janji." Kembali Ellena tertawa kecil. Tetapi kali ini disertai dengan air mata. Ellena meraih tangan Ellio, mengecup punggung tangan adik kembarnya hingga suara pintu terbuka membuat Ellena segera menengok ke sumber suara.

"Loh, El ? Udah lama ?". Dokter Nathan bertanya dengan ramah sambil memperbaiki letak kacamatanya.

"Lumayan, dok !". Jawab Ellena sambil berdiri dan bergeser agak ke samping bermaksud memberikan ruang untuk dokter Nathan agar bisa leluasa memeriksa kondisi Ellio. Dokter Nathan meraih stetoskopnya kemudian mengarahkan ke dada Ellio. Beberapa saat kemudian, dokter Nathan kembali menyimpan stestoskop tersebut kedalam saku jas dokternya sambil memandang ke arah Ellena dengan tersenyum.

"Kondisi Ellio baik ! Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan !". Terang Dokter Nathan sebelum di minta.

"Terima kasih, dok !". Ellena menjawab dengan perasaan lega. Dokter Nathan hanya mengangguk dan kembali melangkah keluar meninggalkan Ellena dan Ellio berdua.

Di tempat lain, tepatnya di Dirgantara Group, Bima sedang membaca file yang baru saja di serahkan oleh Sam, tangan kanannya.

"Sam, kamu yakin bahwa data-data ini valid ?." Bima mengkerutkan keningnya sambil menatap dingin ke arah Sam.

Sam mengangguk." Saya sangat yakin tuan muda. Semua informasi itu bisa saya pertanggungjawabkan."

Bima mengetuk-ngetuk ujung mejanya dengan jari telunjuk sambil berpikir sejenak sebelum menyuruh Sam pergi.

"Ya sudah, kamu boleh pergi, Sam !"

"Baik, tuan muda." Ucap Sam sambil membungkukkan badan lalu bergegas keluar dari ruangan Bima.

Sepeninggal Sam, Bima menghela nafas kasar. Ia memijit pangkal hidungnya frustasi. Ia tak menyangka bahwa hidup gadis yang dipilihnya sebagai istri bayaran memiliki persoalan hidup serumit ini. Pertanyaannya kini adalah apakah Bima bersedia membantu gadis itu atau bersikap tidak tahu saja dengan masalah yang saat ini Ellena hadapi ? Toh, tidak ada untungnya Bima membantu Ellena kan ? Untuk saat ini Bima memutuskan bersikap tidak peduli dengan masalah gadis itu sampai ia menemukan alasan yang tepat untuk mau membantu Ellena. Karena data yang saat ini berada di tangan Bima bisa di pastikan akan merubah seluruh hidup Ellena sepenuhnya.

"Ellena !!!!". Putri menjerit histeris sambil berlari memeluk El ketika Ellena baru saja membuka pintu toko Beauty and Me tempat ia bekerja dulu.

"Kok kamu disini sih ?". Sambung Putri penasaran seraya menuntun El duduk di sofa yang tersedia didalam toko.

"Bosan, dirumah doang, Put !!!". Jawab Ellena singkat. Matanya memindai setiap inci bagian toko lalu mengernyitkan keningnya ketika matanya menangkap pajangan salah satu brand make up agak sedikit berantakan. Mungkin ulah pengunjung, pikir Ellena. Tanpa sadar ia bangun dan melangkah ke rak dimana make up berantakan itu berada. Ellena menggeleng kecil, lalu merapikan kembali alat make up yang berantakan agar kembali seperti semula.

"Kok , pajangan berantakan di biarin sih ?". Tanya Ellena yang kini kembali duduk di samping Putri.

"Mana Putri tahu !!! Kan Putri kasir, bukan pramuniaga. Tanyain ke Nadia atau Diva dong, jangan ke Putri." Protes Putri sambil cemberut.

"Loh, mereka kemana ? Pak Gun juga kok gak kelihatan ?".

"Lagi pada makan siang didalam. Bentar ya, Putri panggilin."

Ellena hanya mengangguk setuju. Tak lama berselang, Pak Gun bersama Diva dan Nadia keluar dengan raut wajah senang saat melihat keberadaan Ellena disana. Cepat-cepat Diva dan Nadia mendekat dan memeluk Ellena bergantian. Setelahnya, Ellena kemudian menyalami tangan Pak Gun dengan hormat seperti biasanya.

"El, sudah lama kamu gak kelihatan ? Gimana kerjaan kamu sekarang ? Betah ?". Pak Gun bertanya sambil mengambil tempat duduk dihadapan Ellena.

"Alhamdulillah, Pak ! Kerjaan El baik. El juga betah kerja di sana. Orang-orangnya gak beda jauh sama disini. Ramah dan baik-baik semua."

"Maafin bapak ya, El ! Waktu itu Bapak tidak bisa membela kamu sama sekali." Raut wajah Pak Gun langsung berubah ketika mengingat kejadian yang membuat Ellena keluar dulu dari tempatnya.

"Gak apa-apa, Pak ! Itu kan bukan salah Pak Gun juga. Lagian El udah lupa loh, Pak !!". Jawab El sumringah.

"Syukurlah kalau kamu bisa maafin bapak, El !".Tukas pak Gun kembali tersenyum. "Oh iya, saya dengar kamu mau nikah, El ?".

"Bapak dengar dari siapa ?". Tanya Ellena heran.

"Dari Putri !". Jawab Pak Gun singkat.

Ellena segera melempar tatapan horor ke arah Putri. Dan Putri hanya memberi kode lewat bibirnya tanpa suara dengan membentuk kata "Maaf". Sedangkan Diva dan Nadia hanya cengar-cengir menertawai Putri. Bukan tanpa alasan Ellena mengancam Putri, masalahnya adalah mereka bertiga sudah berjanji untuk tidak membocorkan kabar pernikahan Ellena kepada siapapun.

Pasalnya, Ellena dan Bima sudah sepakat sama-sama tidak mau menyebarkan kabar pernikahan mereka ke orang lain selain kepada teman dekat yang bisa di percaya dan tentunya keluarga mereka saja. Namun, bukan Putri namanya jika tidak keceplosan. Untungnya, ia tidak membocorkan dengan siapa El akan menikah.

"Iya, Pak ! Rencananya 10 hari lagi. Tapi acaranya di kota Y jadi El gak bisa undang siapa-siapa." Ellena berusaha mengarang cerita agar Pak Gun tidak mendesaknya lebih jauh.

"Wah, sayang sekali ya, El ! Tempatnya terlalu jauh dari sini. Bapak gak bisa dong ke nikahan kamu nanti. Padahal bapak pengen banget lihat kalian nikah satu per satu." Wajah Pak Gun tampak kecewa dan membuat Ellena benar-benar merasa tidak enak karena sudah berbohong.

"Nggak masalah, Pak ! Nanti juga kalau Diva atau Nadia nikah, bapak kan bisa hadir !".

Pak Gun tersenyum."Iya, El. Semoga bapak di kasih umur panjang biar bisa lihat mereka nikah."

"Loh, kok cuma Diva sama Nadia aja ? Putri kan juga mau nikah." Celetuk Putri tiba-tiba.

Pak Gun tertawa gemas melihat tingkah Putri yang kini sedang menghentakkan kaki kirinya ke lantai dengan kesal.

"Iya, iya. Bapak juga pasti akan hadir kalau kamu nikah."

"Gak usah, Putri ngambek !!". Putri memalingkan wajahnya dengan tangan yang terlipat didepan dadanya.

"Masa' gitu doang ngambek ?". Nadia mendekati Putri kemudian mencubit kedua pipi chubby Putri dengan gemas.

"Ihhhh , ngeselin deh !!!". Putri menghempaskan tangan Nadia dari pipi nya yang sontak membuat semua orang tertawa.

Terpopuler

Comments

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

kereeeenn

2024-04-24

0

Water lily

Water lily

sama aku juga ini mau tidur ga bisa berenti bacanya hadeuhh😁

2021-09-28

0

Susilawati Dewi

Susilawati Dewi

putri sama andra aja

2021-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 Pengumuman
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145(END)
146 146(Extra Part 1)
147 147(Extra part 2)
148 Pengumuman
149 Pengumuman dan Sinopsis Season 2
150 S2#Eps 1
151 S2#Eps 2
152 S2#Eps 3
153 S2#Eps 4
154 S2#Eps 5
155 S2#Eps6
156 S2#Eps 7
157 S2#Eps8
158 S2#Eps9
159 S2#Eps 10
160 S2#Eps 11
161 S2#Eps 12
162 S2#Eps13
163 S2#Eps 14
164 S2#Eps 15
165 S2#Eps16
166 S2#Eps17
167 S2#Eps 18
168 S2#Eps 19
169 S2#Eps 20
170 S2#Eps21
171 S2#Eps 22
172 S2#Eps23
173 S2#Eps 24
174 S2#Eps25
175 S2#Eps26
176 S2#Eps 27
177 S2#Eps28
178 S2#Eps 29
179 S2#Eps30
180 S2#Eps 31
181 S2#Eps32
182 S2#Eps33
183 S2#Eps 34
184 S2#Eps35
185 S2#Eps 36
186 S2#Eps 37
187 S2#Eps 38
188 S2#Eps 39
189 S2#Eps 40
190 S2#Eps 41
191 S2#Eps 42
192 S2#Eps 43
193 S2#Eps 44
194 S2# Eps 45
195 S2#Eps 46
196 S2#Eps 47
197 S2#Eps 48
198 S2#Eps 49
199 S2#Eps 50
200 S2#Eps 51
201 S2#Eps 52
202 S2#Eps 53
203 S2#Eps 54
204 S2#Eps 55
205 S2#Eps 56
206 S2#Eps 57
207 S2#Eps 58
208 S2#Eps 59
209 S2#Eps 60
210 S2#Eps 61
211 S2#Eps 62
212 S2#Eps 63
213 S2#Eps 64
214 S2#Eps 65
215 S2#Eps 66
216 S2#Eps 67
217 S2#Eps 68
218 S2#Eps 69
219 S2#Eps 70
220 S2#Eps 71
221 S2#Eps 72
222 S2#Eps 73
223 S2#Eps 74
224 S2#Eps 75
225 S2#Eps 76
226 S2#Eps 77
227 S2#Eps 78
228 S2#Eps 79
229 S2#Eps 80
230 S2#Eps 81
231 S2#Eps 82
232 S2#Eps 83
233 S2#Eps 84
234 S2#Eps 85
235 S2#Eps 86
236 S2#Eps 87
237 S2# Eps 88
238 S2#Eps 89
239 S2#Eps 90
240 S2#Eps 91
241 S2#Eps 92
242 S2#Eps 93
243 S2#Eps 94(Epilog)
244 Pengumuman
Episodes

Updated 244 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
Pengumuman
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145(END)
146
146(Extra Part 1)
147
147(Extra part 2)
148
Pengumuman
149
Pengumuman dan Sinopsis Season 2
150
S2#Eps 1
151
S2#Eps 2
152
S2#Eps 3
153
S2#Eps 4
154
S2#Eps 5
155
S2#Eps6
156
S2#Eps 7
157
S2#Eps8
158
S2#Eps9
159
S2#Eps 10
160
S2#Eps 11
161
S2#Eps 12
162
S2#Eps13
163
S2#Eps 14
164
S2#Eps 15
165
S2#Eps16
166
S2#Eps17
167
S2#Eps 18
168
S2#Eps 19
169
S2#Eps 20
170
S2#Eps21
171
S2#Eps 22
172
S2#Eps23
173
S2#Eps 24
174
S2#Eps25
175
S2#Eps26
176
S2#Eps 27
177
S2#Eps28
178
S2#Eps 29
179
S2#Eps30
180
S2#Eps 31
181
S2#Eps32
182
S2#Eps33
183
S2#Eps 34
184
S2#Eps35
185
S2#Eps 36
186
S2#Eps 37
187
S2#Eps 38
188
S2#Eps 39
189
S2#Eps 40
190
S2#Eps 41
191
S2#Eps 42
192
S2#Eps 43
193
S2#Eps 44
194
S2# Eps 45
195
S2#Eps 46
196
S2#Eps 47
197
S2#Eps 48
198
S2#Eps 49
199
S2#Eps 50
200
S2#Eps 51
201
S2#Eps 52
202
S2#Eps 53
203
S2#Eps 54
204
S2#Eps 55
205
S2#Eps 56
206
S2#Eps 57
207
S2#Eps 58
208
S2#Eps 59
209
S2#Eps 60
210
S2#Eps 61
211
S2#Eps 62
212
S2#Eps 63
213
S2#Eps 64
214
S2#Eps 65
215
S2#Eps 66
216
S2#Eps 67
217
S2#Eps 68
218
S2#Eps 69
219
S2#Eps 70
220
S2#Eps 71
221
S2#Eps 72
222
S2#Eps 73
223
S2#Eps 74
224
S2#Eps 75
225
S2#Eps 76
226
S2#Eps 77
227
S2#Eps 78
228
S2#Eps 79
229
S2#Eps 80
230
S2#Eps 81
231
S2#Eps 82
232
S2#Eps 83
233
S2#Eps 84
234
S2#Eps 85
235
S2#Eps 86
236
S2#Eps 87
237
S2# Eps 88
238
S2#Eps 89
239
S2#Eps 90
240
S2#Eps 91
241
S2#Eps 92
242
S2#Eps 93
243
S2#Eps 94(Epilog)
244
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!