Seperti biasa, pagi ini Ellena sedang asyik menyirami bunga sambil bersenandung kecil. Suasana hatinya sedang baik, karena Putri mengabarkan akan segera kembali lusa besok. Ellena memang sudah sangat merindukan sifat kekanakan dan manja Putri. Dia tak sabar, untuk bertemu dan menjahili sahabat yang satunya itu.
"Selamat pagi, El !". Sapa Eko, pegawai Adelis yang bertugas sebagai kurir.
"Pagi mas !!! Gimana ? Udah sehat ?".
"Alhamdulillah, udah El." Jawab Eko tersenyum.
"Oh iya, aku langsung antar bunga pesanan orang dulu ya, soalnya alamatnya agak jauh. Takut kesiangan. Kalo Bu Hanin datang, bilang kalo saya sudah jalan." Lanjut Eko yang sekarang sudah memakai helm dan meraih kunci motor.
"Siap, Mas !!! Tenang aja !".
"Ya udah, aku tinggal ya, El !". Sahut Eko sambil menyalakan mesin motornya lalu segera pergi.
15 menit berlalu, baru lah Nyonya Hanin muncul.
"Loh, El ? Kok sendiri ? yang lain mana ?". Tanya Nyonya Hanin heran karena yang dia temui hanya Ellena seorang.
"Mas Eko sudah jalan antar pesanan, Bu. Nggak sempat nunggu ibu, soalnya takut kesiangan katanya. Terus kalau mba Dina lagi di rumah kaca, kontrol tanaman bunga Lili yang baru datang kemarin." Jawab Ellena.
"Oh, gitu. Kirain pada kemana...".
"Ma ,,,,". Suara seorang lelaki terdengar dari belakang Nyonya Hanin. Ellena dan Nyonya Hanin bersamaan menengok ke arah suara itu.
"Loh, Andra ? Tumben kamu ke sini ?". Nyonya Hanin berseru senang lalu segera memeluk putra kesayangannya.
"Kangen aja sama Mama." Ucap Andra tersenyum. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru toko, mencari keberadaan gadis mungil yang kemarin ia temui di resto cepat saji. Pandangannya terkunci pada seorang gadis yang mengenakan kaos orange, seragam toko bunga Adelis, Celana jeans hitam dan rambut yang diikat kuncir kuda sedang menggunting beberapa tangkai mawar. Entah mengapa membuat Andra merasa gemas dengan gadis itu.Ternyata benar kerja disini?. Batinnya.
"Ya udah, duduk dulu sayang." Nyonya Hanin menarik Andra untuk duduk di sofa panjang tepat di samping meja kasir, tempat biasanya pelanggan menunggu ketika bunga yang dibelinya di rangkai.
"El, tolong bikinin teh ya buat anak saya." Nyonya Hanin sedikit berteriak.
"Iya, bu !." Jawab Ellena.Tatapannya bertabrakan dengan mata coklat putra Nyonya Hanin yang menebar senyum mempesona di wajahnya. Entah mengapa Ellena sedikit risih. Itu orang ngapain cengar cengir gak jelas coba ? Jangan-jangan anak Nyonya Hanin itu keterbelakangan mental kali. Padahal cakep gitu, tapi sayang gak normal.Begitulah otak polos Ellena menerjemahkan senyum tampan Andra yang mengarah padanya. Dia melangkah menuju kebelakang dengan menggeleng prihatin. Demi Tuhan, Ellena sama sekali tidak ingat bahwa lelaki itu adalah teman Bima yang dia temui kemarin di restoran ayam favoritnya.
"Ini tehnya, Bu !". Ellena meletakkan dua cangkir teh di hadapan Nyonya Hanin dan putranya.
Andra memperhatikan wajah cantik dihadapannya sambil tersenyum kecil. Sementara, orang yang diperhatikan merasa tidak enak dan ingin segera kabur secepatnya.
"Sebentar, El ! Kenalan dulu sama anak saya." Suara Nyonya Hanin terdengar saat Ellena sudah berbalik dan hendak menuju ke belakang untuk menyimpan kembali nampan yang dipakainya membawa teh tadi. Ellena berhenti, dia memeluk nampannya sambil bergumam. Cobaan macam apa lagi ini ?. Dengan terpaksa dia berbalik kembali dan tersenyum sumbang ke arah Nyonya Hanin dan putranya.
"Halo mas ! Saya Ellena pegawai baru di sini." Sapa Ellena dengan tangan terulur.
"Saya Andra, putranya Bu Hanin." Andra membalas uluran tangan Ellena.
"Kamu, lupa sama saya ?". Tanya Andra.
"Memangnya, kita pernah ketemu ya mas ?Kayaknya nggak deh." Jawab Ellena ragu-ragu.
" Saya yang kemarin ketemu kamu, di BFC itu loh ! Temannya Bima." Andra berusaha mengembalikan ingatan Ellena.
Untuk sejenak, gadis itu nampak berpikir keras.
"Oh iya, El beneran lupa. Kakak temannya si manusia kutub itu ya ? Iya-iya .. Aku ingat sekarang ." El berseru riang saat sudah mengingat kapan dia bertemu dengan Andra. Seolah itu adalah hal yang wajib untuk dibanggakan.
Pantesan senyum ke aku terus daritadi. Kirain gak normal !. Ellena berucap dalam hati dan terkekeh kecil.
"Jadi udah kenal sama El kamu,Ndra ?" Nyonya Hanin bertanya dengan penasaran.
"Kemarin gak sengaja ketemu di BFC depan rumah sakit medica citra, ma. Dia kenalan Bima."
"El, kamu kenal Bima ? Kok bisa ?". Nyonya Hanin mulai antusias dengan perbincangan El dan Andra.
Ellena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bagaimana cara menjelaskan semua ini pada Nyonya Hanin ? Tentang hubungan Tom and Jerry nya dengan Bima.
"Anu... itu bu !!! El dulu pernah ada masalah sama pacar Pak Bima. Terus pak Bima bikin saya di pecat dari tempat kerja saya. Udah gitu, dia ngelarang hampir semua tempat usaha di kota ini untuk mempekerjakan saya. Tapi untungnya, ada ibu. Cuma ibu yang berani kasih saya kerjaan. Walaupun saya khawatir sih, takutnya Pak Bima berbuat hal yang buruk sama Ibu gara-gara saya."
Nyonya Hanin hanya tertawa kecil.
"Oh, gitu ! Kamu tenang aja, Bima itu gak akan berani tutup toko saya."
"Oh ya ? Kok bisa ? Ibu lebih kaya dari pak Bima ? Atau lebih berkuasa dari manusia kutub itu ?". Pertanyaan polos itu lagi-lagi meluncur begitu saja dari mulut kecil Ellena.
Nyonya Hanin kembali terkekeh.
" Ya ampun, El ! Bisa nggak sih, kalo bicara jangan terlalu blak-blakan ?". Ucap Nyonya Hanin sambil menyeka sudut matanya yang berair karena tertawa.
"Maaf bu !". Lagi-lagi Ellena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kalau lebih kaya sih, nggak. Cuma tetap aja Bima gak akan tutup toko ini. Wong saya adik papanya kok !."
Ha ???? Demi cacing alaska Spongebob nya Putri, Ellena hampir saja membuat bola matanya terjatuh, saking terkejutnya mendapatkan fakta itu. Hampir 2 bulan bekerja pada Nyonya Hanin, dan dia baru tahu bahwa Nyonya Hanin itu tantenya manusia kutub ?
"Ya udah ma, kalo gitu Andra ngantor dulu ya. Takut telat, ada rapat penting soalnya !". Andra melirik jam tangannya , sudah jam 9.30 pagi. Sementara dia ada rapat jam 10 nanti.
" Iya sayang, hati-hati ya." Nyonya Hanin mengecup pipi Andra bergantian.
"Iya ma. Nanti kapan-kapan aku mampir lagi. El, aku duluan ya !".
"Iya mas !".
#####
Ditempat lain, tepatnya di Dirgantara Group, Bima sedang memeriksa beberapa dokumen penting tentang statistik pemasaran dan penjualan perusahaannya. Dia dengan serius membaca setiap laporan, mencocokkan dengan data yang ia miliki, lalu sesekali mengkerutkan kening jika melihat ada data yang dirasanya ganjil atau berbeda. Tak lama setelahnya, dia menekan interkomnya, menghubungi Okta sekretarisnya yang stand by diluar ruangan.
"Bisa ke ruangan saya sebentar ?".
"Iya pak. Segera !".
Tak perlu menunggu lama hingga mendengar ketukan di pintu ruangan Bima. Lalu, nampaklah sekretaris cantik itu, Okta dengan terburu-buru namun entah mengapa tetap terlihat anggun.
"Ada apa pak ?". Tanya Okta dengan takzim.
"Tolong kembalikan laporan ini kepada Pak Indra, manager pemasaran. Katakan padanya, kalau tidak becus kerja lebih baik berhenti saja." Bima menyerahkan sebuah dokumen kepada Okta.
"Nanti sekalian kamu periksa juga, dan beritahu dia dimana kesalahannya."
"Baik ,Pak ! Akan saya laksanakan." Okta menerima dokumen itu dan segera keluar dari ruangan Bima.
Inilah sosok Bima saat di perusahaan. Bukan Bima yang doyan berdebat seperti anak kecil dengan Ellena. Tetapi, sosok Bima yang tegas, dingin dan tak pernah mau mentoleransi kesalahan sedikitpun dari para pegawainya. Menurutnya, jika memang tidak niat bekerja, lebih baik berhenti daripada membuat kesalahan yang pada akhirnya hanya membuat Bima kesal. Padahal banyak orang lain yang benar-benar berniat bekerja ,hanya saja belum ada kesempatan atau pendidikannya yang tidak sesuai.
"Selamat pagi, tuan muda." Tampak Sam baru saja tiba diruangan Bima, selang beberapa menit setelah Okta keluar.
"Bagaimana ?". Bima bertanya tanpa berbalik menatap Sam. Lelaki itu hanya menatap ke arah jendela menyaksikan kendaraan yang berlalu lalang dibawah sana dari lantai 20 gedung kantornya.
"Ini laporan yang Tuan Bima minta." Sam segera menyerahkan sebuah map kepada Bima lalu mundur kembali saat Bima telah meraih map itu.
Bima beranjak duduk di kursi kebesarannya, lalu membuka isi map itu. Tampak beberapa foto dan sebuah biodata seorang perempuan. Ya, itu adalah laporan pribadi milik Karina yang di cari tahu oleh tangan kanan Bima beberapa waktu lalu, Sam.
"Karina Munaf. Nama asli Ningsih diah pitaloka, lahir 24 maret 1992 . Ayahnya petani, ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Lulusan SD dan merantau ke sini 4 tahun lalu. Dia kemudian di jadikan model oleh Firman Setiawan, dengan bayaran harus menjadi simpanan pria itu selama 2 tahun. 3 bulan yang lalu, tertangkap kamera sedang berada di Dubai bersama Handoko Broto, gubernur kota XX. Namun berita itu tidak tersiar di media karena Handoko menyuap orang yang mengambil foto itu. Dan selain dengan Handoko dan Teguh, masih banyak lagi, foto bukti kebersamaan Karina dengan pria lain di hotel selama dia menjadi kekasih anda, Tuan muda.Semuanya bisa anda lihat di situ." Sam menjelaskan panjang lebar tanpa di minta.
Itulah kebiasaan Bima. Meski dia sudah membaca dan melihat semua informasi didepannya, dia masih tetap ingin mendengar detailnya lewat mulut Sam. Dan dia akan mencocokkan hal yang Sam sebutkan tadi dengan data-data yang ada dihadapannya. Terkadang Bima kagum dengan kemampuan tangan kanannya itu. Sam itu lelaki yang hebat, dan Bima beruntung mendapatkan Sam sebagai bawahannya. Selain karena kesetiaan Sam yang teramat besar, pria itu juga ahli dalam menyelidiki, dan mencari informasi bahkan hal terkecil sekalipun yang mustahil ditemukan oleh orang lain. Terkadang Bima ngeri sendiri, jika membayangkan seandainya Sam adalah musuhnya. Mungkin sekarang perusahaannya sudah bangkrut di tangan Sam. Karena Sam juga adalah seorang ahli komputer yang sangat mahir meretas data apapun tak peduli seberapa kuat perlindungan data tersebut.
"Kerja bagus Sam. Ini lebih dari cukup untuk membuat Karina menjauh dari saya selamanya. Terima kasih !." Ucap Bima tersenyum sambil meletakkan map berisi data Karina di dalam laci mejanya.
"Kalau begitu, saya permisi tuan muda." Sam undur diri dari hadapan Bima.
"Sebentar, Sam !!" Cegah Bima cepat.
Sam kembali berbalik menghadap Bima.
"Ya tuan muda !".
"Cari tahu satu orang lagi."
"Siapa, tuan muda ?"
"Ellena Anastasia......."
**Guys, jangan lupa comment ya !! Aku minta pendapat kalian karena ini adalah karya pertama aku. Kalau ada kritik dan saran jangan ragu tulis di kolom komentar ya !!!
Thank you** !!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Qeisha A.F Ladyjane
ka itha karyAmu luar biasa
2023-01-28
2
Taruni
ciee langsung cari tau
2021-11-18
0
laras
aku kangen sama ellena jadi baca lagi thor
2021-11-18
1