Bab 3

Pada siang hari Maira pun segera memberitahukan kabar bahagia ini kepada kedua orang tuanya dan tentu saja mereka sangat bahagia mendengar kabar ini. Setelah ibu mertuanya tahu Maira sedang hamil dia pun semakin perhatian terhadap Maira. Bahkan semua keperluan Maira di cukup oleh sang ibu mertua.

Bukan tanpa alasan, itu karena di saat Maira hamil Denis malah terlilit masalah ekonomi, pekerjaannya pun mulai sepi bahkan terkadang tidak ada pemasukan yang masuk, Maira juga semakin heran dengan Denis, terkadang dia akan berada di rumah seharian selama beberapa hari.

Sebenarnya Maira merasa tertipu oleh pekerjaan yang Denis sebutkan sebelumnya, dulu sebelum menikah dia bilang kalau dia bekerja di salah satu kantor di kota B, posisinya juga sangat bagus bagi Maira, tapi setelah bertunangan Denis mengatakan kalau dia sudah tidak bekerja di perusahaan itu lagi di sebabkan ada sebuah masalah.

Lalu saat itu Denis bilang sedang bekerja di sebuah perusahaan kontruksi dan mengurus pajak serta surat-surat yang lain sehingga mereka bisa lebih sering bertemu pada saat itu, tapi sekarang setelah menikah Maira baru tahu kalau Denis sudah tidak bekerja lagi di sana melainkan di sebuah bank swasta yang berpenghasilan sangat rendah, tapi itu tidak masalah bagi Maira.

Selama menikah dan tinggal bersama mertuanya Maira tidak pernah di beri uang belanja oleh Denis, mungkin Denis merasa masih tinggal satu atap dengan ibu kandungnya yang sangat royal dalam hal apapun jadi dia tidak perlu memikirkan hal semacam itu, jadi Maira hanya mendapat uang jajan saja dari Denis.

Itu pun tidak setiap hari di dapatnya dan saat ini pun setelah Maira hamil Denis tidak terlalu mementingkan keperluan Maira, tetapi apa yang Maira ingin makan Denis pasti langsung membelikannya. Maira tetap bertahan disana karena ada ibu mertua yang sangat baik kepadanya, lagi pula melihat tingkah laku Denis yang tidak pernah marah kepada Maira membuat dia yakin kalau Denis mencintainya walaupun dia sangat sadar belum bisa menyerahkan seluruh cintanya kepada Denis.

Tidak terasa kandungan Maira pun tumbuh dengan cepat, kini kandungan Maira sudah memasuki usia tujuh bulan, biasanya akan di adakan acara selamatan untuk mendoakan kehamilan Maira nantinya dan rencananya acara akan di gelar di rumah kedua orang tua Maira di kota A. Sekalian Maira juga akan pulang dan melahirkan disana.

Tapi sampai sekarang belum ada biaya untuk menggelar acara tersebut, apalagi bagi kehamilan pertama biasanya akan ada pesta dan para tamu undangan yang datang baik tetangga ataupun sanak saudara. Maira tidak tahu harus bagaimana setiap dia bertanya kepada Denis, dia selalu bilang tidak punya uang padahal waktu sudah semakin dekat.

Suatu hari tepat tiga hari sebelum kepulangan Maira ke rumah orang tuanya sang ibu mertua memanggilnya.

"Maira bisa kesini sebentar...?" panggil sang ibu mertua

"Iya mah ada apa....?" tanya Maira sambil berjalan kearah ibu mertua yang sedang duduk di dalam kamar.

"Mamah ada uang sedikit untuk biaya acara tujuh bulan kamu, kamu pasti tahu kalau mengandalkan Denis entah sampai kapan. Sekarang ini pekerjaannya sedang tidak baik-baik saja... Tapi mamah minta jangan bilang kepada orang tua kamu kalau uang ini dari mamah, bilang saja hasil dari Denis" kata sang ibu mertua sambil menyerahkan uang sebesar tujuh ratus ribu.

"Mamah juga tidak bisa memberikan lebih hanya bisa memberi segitu, kamu juga pasti tahu kalau uang pensiunan mamah tidak banyak belum lagi mamah harus memenuhi kebutuhan sehari-hari disini"

"Iya mah Maira tahu dan Maira juga mengucapkan terimakasih kepada mamah karena sudah memperhatikan Maira"

"Sama-sama Maira, oh iya mamah hampir lupa apa kalian sudah membeli perlengkapan untuk bayi ini nantinya...?"

"Belum mah, kami belum mempersiapkan semuanya, mas Denis sepertinya belum memiliki uang untuk membeli semua itu. Lagi pula masih ada waktu sampai kandungan berusia sembilan bulan" jelas Maira

"Ya sudah mudah-mudahan saja ada rejekinya buat dede bayi"

"Amin"

Setelah itu Maira segera bergegas ke dalam kamar untuk menyimpan uang pemberian dari ibu mertuanya itu, dia bersyukur memiliki ibu mertua yang sangat baik terhadapnya, bahkan Maira juga dapat melihat kalau ibu mertuanya itu menyayanginya seperti putrinya sendiri.

Hari ini Maira mulai mem packing semua baju-bajunya kedalam tas untuk di bawa ke rumah orang tuanya, disaat Maira sedang di dalam kamar terdengar suara bel berbunyi dan namanya juga di sebut. Maira pun bergegas keluar kamar untuk melihat siapa yang datang.

Ternyata yang datang kakak ipar serta anak-anaknya yang tinggal di sebelah rumah, Maira juga dapat melihat mereka membawa beberapa baju dan juga perlengkapan bayi.

"Ra ini ada hadiah dari mbak sama Reni, takutnya nanti mbak nggak bisa kesana saat acara tujuh bulanan kamu" kata mbak Yuli sambil meletakan beberapa bungkus baju-baju serta perlengkapan bayi yang lainnya. Tidak lama Reni juga datang dengan membawa tas bayi yang memang sudah bekas pakai.

"Mbak Maira ini ada baju serta perlengkapan bayi yang bekas pakai tapi masih baru, sudah di cuci juga" jelas Reni

Maira pun menerima semua itu dengan senang hati dia berpikir tidak perlu membeli lagi perlengkapan bayi karena jika di lihat-lihat semuanya sudah lengkap.

"Iya mbak terimakasih, aku pasti akan membawanya kesana"

"Oh iya Ra, nanti kamu pulang mau pakai apa ke sananya, apalagi kan barang-barang yang kamu bawa banyak sekali..." tanya mbak Yuli

"Mungkin pakai motor saja mbak dan untuk barang-barang ini bisa di atur nanti" jawab Denis yang memang baru saja datang.

"Apa tidak berbahaya jika pakai motor, apalagi kandungan Maira sudah besar" kata Yuli merasa khawatir

"Insyaallah nggaklah mbak aku bawanya juga pasti dengan perasaan" jelas Denis

"Begini saja, bagaimana kalau kali ini mbak Maira kita antarkan saja mah kebetulan mas Agung juga ada" usul Reni

Reni adalah anak dari Yuli sedangkan Agung adalah suami Reni dan mereka tinggal di sebelah rumah Maira.

"Boleh juga tuh Ren, ya sudah Nis nanti biar mbak dan Reni yang ikut antar Maira pulang ke rumah orang tuanya biar kalian tidak repot juga di jalannya" jelas Yuli

"Baik mbak nanti kita akan berangkat pagi, biar nggak macet dan pulangnya juga tidak terlalu sore"

Setelah di putuskan Yuli pun kembali kerumahnya sedangkan Maira segera merapikan baju-baju bayi yang tadi di berikan oleh kakak iparnya itu, tidak lupa dia juga menghubungi ibunya untuk memberi tahu kalau kakak iparnya ikut serta mengantar dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!