Jack keluar dari kamar Nona Alice yang sedang di tempati oleh Ailda! Jack berjalan kearah kamar pribadi tuan David yang memintanya untuk menemuinya nanti.
"Tuan apa boleh masuk" sahut Jack dari luar kamar tuan David Delmar.
"Masuk" teriak Tuan David dari dalam kamar.
Jack masuk kedalam kamar pribadi tuan David, Jack duduk di sofa mewah.
Tuan David melihat Jack yang sedang duduk di sofa, namun mata tuan David tertuju pada noda lipstik yang ada di kemeja putih yang sedang dia pakai itu.
"Hahahha" tuan David tersenyum melihat noda itu.
"Ada apa tuan apa aku selucu itu" sahut Jack.
"Aku kira kau tak suka perempuan ternyata aku salah kau ternyata sudah punya pacar sekarang" ledek tuan David.
"Ck tuan ini karena ulah Ailda itu, Tuan dia sangat menyusahkanku saat ini" ucap Jack merengek karena Ailda.
"Aku senang jika kau memiliki pasangan Jack, aku akan menikahkan kalian jika kau sudah mendapatkan kekasih Jack! Kau sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri jadi kehidupanmu adalah tanggung jawabku" sahut Tuan David.
"Tuan tak ada wanita yang mau denganku, jika ada pun perempuan yang mau aku akan langsung menikahinya, tak akan aku lepaskan dia" ucap Jack.
Hahahahhaha
Jack dan tuan David tertawa bersama.
-
Ailda dan Neneknya sudah duduk di meja makan tinggal menunggu tuan David datang.
"Ibu" teriak seorang wanita cantik saat melihat Nenek Mathilda neneknya Ailda.
Tatapan Ailda dan neneknya tertuju pada wanita canti itu, namun tangan wanita itu di cekal oleh dua pelayan sehingga dia tak bisa berjalan mendekat kearah Ailda dan Neneknya.
"Lepaskan aku bodoh argghhhhhh... Lepaskan aku... Honey.... Lepaskan aku... My Alice..." teriak wanita itu berontak karena di pegang oleh kedua pelayan.
Tuan David yang mendengar istrinya berteriak pun langsung berlari kearah istrinya berada.
"Ehemm lepaskan Dia pelayan" titah Tuan David.
Kedua pelayan itu hanya patuh pada ucapan tuan David karena takut tuan David marah jika salah melakukan sesuatu.
Wanita itu berlari kearah nenek Ailda yang sedang duduk di meja makan.
Brughh..
Wanita itu jatuh kelantai tepat pada kaki neneknya Ailda, jika dilihat wanita itu mungkin sedang bersujud di kaki Nenek Mathilda.
"Ibu jangan tinggalkan lagi Eliv, aku tak bisa hidup tanpa ibu" ucap wanita itu tepat di kaki Nenek Ailda.
"Nyonya jangan seperti itu" ucap Nenek Mathilda tak enak hati karena wanita itu bersujud di kakinya.
"Ibu maafkan Eliv karena tak bisa menjaga Daniel dengan baik" ucap Istri tuan David yang masih bersujud di kaki Nenek Mathilda sedangkan dia menangis sesegukan.
Istri taun David pun berdiri dan mendekat kearah tuan David yang sedang berdiri melihat sikap istrinya.
"Honey lihat ibu kembali, aku senang sekali Honey" ucap Nona Eliv dengan tersenyum bahagia seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan yang sangat dia idamkan.
"Iya Sayang, kamu senang" tanya tuan David.
Nona Eliv menganggukan kepalanya.
Tuan David merasa belahan hatinya telah kembali karena sudah hampir 4 tahun lamanya Nona Eliv tak pernah tersenyum bahagia biasanya dia hanya berdiam diri dan menatap kosong kearah depan.
Namun sekarang Nona Eliv merasa bahagia karena melihat kedatangan Nenek Ailda kesana, Tuan David lebih senang lagi karena melihat istrinya mau berbicara lagi padanya.
"Kita makan Honey pasti kamu laperkan" sahut tuan David.
"Yuu" jawab Nona Elive antusias.
Mereka semua duduk di meja makan, tuan David merasa senang karena istrinya sudah mau bicara dan tersenyum senang lagi.
Bahkan dahulu Dokter sudah memvonis Kalau Elive Delmar istri tuan David akan mengalami penyakit mental yang membuatnya sedikit mengalami ketidak warasan.
Benar saja sejak saat itu Eliv tak pernah berbicara dan hanya banyak diam bahkan dia sesekali mengamuk seperti orang gila.
Namun sekarang tuan David tak mempercayai Dokter lagi karena dia sangat yakin kalau istrinya sudah sembuh buktinya sekarang dia sudah mau berbicara dan menyentuhnya lagi.
"Ibu aku ingin di suapi ibu" sahut Eliv pada Nenek Mathilda neneknya Ailda.
Nenek Mathilda terlihat Ragu, dia melirik kearah tuan David untuk meminta persetujuannya dengan bahasa isyarat.
Tuan David yang menyadarinya pun hanya mengganggukan kepalanya tanda setuju.
Nenek Mathilda memberikan suapan pertama pada Eliv yang wajahnya tak henti hentinya tersenyum.
"Apa ibu tau, saat ibu tak ada aku tak pernah makan banyak tetapi aku akan makan jika di suapi oleh Alice namun Alice sering marah padaku bu, apa aku sering salah pada Alice ya" ucap polos Elive.
Ailda menyadari kalau Nona Elive itu sedang membicarakannya, karena memiliki wajah yang serupa jadi Ailda di anggap Alice.
Ailda mendekat kearah Elive ibundanya Alice.
"Ibu maafkan Alice ya, Alice janji gak akan memarahi ibu lagi" sahut Ailda merasa tak enak hati karena Elive sempat memandangnya tadi.
"Tidak Alice, Mommy yang salah" ucap Eliv memaklumi sikap putrinya.
Hati tuan David terenyuh melihatnya karena kebaikkan hati Ailda dan Neneknya pasti Elive akan segera sembuh dari traumanya.
"Aaaaa" Eliv membuka mulutnya untuk meminta agar Nenek Mathilda menyuapinya lagi.
Acara makan bersamanya sudah selesai, bahkan Eliv pun sudah pergi kekamarnya karena mau mengganti pakaiannya.
Hanya tersisakan tuan David, Jack, Ailda dan Nenek Mathilda disana.
"Tuan saya permisi mau mengantar nenek ke kamarnya" sahut Ailda sambil hendak mendorong kursi roda milik neneknya.
"Tunggu, kau pergilah dengan Jack kelilingi rumah ini dan Jack akan menjelaskan semuanya padamu" sahut Tuan David pada Ailda.
"Tapi Nenek saya" ucap Ailda.
"Biar aku yang mengantarnya" sahut Tuan David.
Ailda dan Jack pun pergi dari meja makan itu, Ailda harus tau seluk beluk dari rumah mewah ini karena Ailda harus berperan menjadi Alice jadi Ailda harus bersikap juga seperti Alice.
Di meja makan.
"Nyonya" sahut Tuan David mendekat kearah Nenek Mathilda dan Tuan David menjatuhkan bobot tubuhnya kelantai tepat di hadapan Nenek Mathilda.
"Jangan seperti itu Tuan, anda merendahkan diri anda sendiri" ucap Nenek Mathilda takut jika ada orang yang melihatnya.
"Nyonya terima kasih berkat Anda dan Ailda, istriku Eliv bisa bicara dan tersenyum lagi aku sangat berterima kasih padamu Nyonya" sahut tuan David sambil memohon di kedua kaki nenek Mathilda.
Tangan Nenek Mathilda mengusap usap Rambut tuan David.
Degg..
Hati tuan David terasa tereyuh mendapat perlakuan itu dari Nenek Mathilda! Tuan David seakan menenukan sosok ibunya pada diri Nenek Mathilda.
"Tuan saya yang harusnya berterima kasih pada anda karena kemurahan hati anda, kami bisa tinggal disini menikmati makanan mewah yang tak pernah kami dapatkan di kampung" ucap Nenek Mathilda.
"Nyonya bisakah anda bersikap menjadi seorang ibu untuk Eliv, aku rasa Eliv menganggap anda sebagai ibunya! Bisakah anda menuruti kemuannya Eliv" sahut Tuan David.
"Tentu bisa tuan saya sangat bahagia karena anak anakku semuanya sudah tak menganggapku, mungkin tuhan mengirimkan aku kesini untuk menjadi ibu sambung dari istrimu tuan" sahut nenek mathilda.
"Terima kasih Nyonya, terima kasih" ucap tuan David.
-
Ailda dan Jack sedang menelusuri rumah mewah milik tuan David, sesekali Ailda bertanya pada Jack dan dengan senang tiasa Jack menjawabnya.
"Tuan berapa umurmu" tanya Ailda.
"Pentingkah umurku untukmu Nyonya" ketus Jack.
"Hem" jawab Ailda kesal pada Jack.
"Katanya apa saja bisa di tanyakan kenapa pas aku nanya umur saja tak di jawab" batin Ailda.
"Lihat ruangan itu, itu kamarku jika kau mau kita bisa mampir dulu kesana" sahut Jack mencoba menjahili Ailda yang polos itu.
Ailda hanya mengikuti kemana Jack pergi.
Hingga pintu kamar itu terbuka dan memperlihatkan kemewahan kamar Jack yang di berikan oleh tuan David.
"Kamarnya bagus tuan" sahut Ailda terpukau karena melihat kamar itu sangat bagus.
"Jika kamu suka masuklah dan duduk disana" ucap Jack sambil tersenyum kecut.
Ailda masuk dan duduk di tepi ranjang karena disana tidak ada sofa jadi Ailda terpaksa duduk di ranjang.
Jack menutup pintu dan menguncinya dengan rapat! Ailda yang menyadari hal itu hatinya takut jika Jack berani macam macam padanya.
Walau pun tak pernah pacaran tetapi Ailda paham betul kalau laki laki dan perempuan sekamar itu tidak boleh karena belum menikah jadi tak boleh sekamar.
Jack berjalan mendekat kearah Ailda.
"Tuan kenapa pintunya di tutup"tanya Ailda yang takut jika Jack berani macam macam padanya.
" aku hanya ingin menikmati waktu bersamamu Nona" ucap Jack.
Dan ucapan itu berhasil membuat Ailda ketar ketir takut jika Jack berani macam macam padanya.
"Kau mau apa Tuan, jika kau macam macam aku akan teriak loh" sahut Ailda.
Jack duduk di samping Ailda!
"Kau menanyakan umurku kan Nona, umurku 28 tahun cukup dewasakan apa kau suka hah" ucap Jack masih dengan nada menggoda pada Ailda.
"Apa maksudmu" ucap Ailda.
"Aku ingin me.." ucap Jack harus terpotong karena Ailda menamparnya dengan keras.
Plakkkk..
Tangan Ailda mendarat di pipi mulus Jack! Sehingga membuat Jack meringgis kesakitan dan langsung memegang pipinya.
"Sakit Nona kau menaparku" sahut Jack meringis kesakitan.
"Maaf Tuan, aku takut kau berbuat sesuatu padaku jadi aku menamparmu" sahut Ailda dengan polosnya.
Hahahahha
Jack tertawa mendengar ucapan Ailda yang polos itu.
"Nona aku tak akan memper*sa mu, aku masih waras kalau harus melakukannya dengan gadis polos sepertimu" ucap Jack meremehkan Ailda.
"Terserahlah aku tak suka padamu" ucap Ailda ketus.
"Jangan marah Nona aku tak akan melakukan sesuatu padamu, aku hanya ingin bermain main denganmu" jelas Jack.
"Terserah apa mau mu tuan, aku tak peduli" ucap Ailda marah.
Jack hanya tersenyum melihat Ailda marah begitu padanya.
bersambung....
***jangan lupa like comen dan Votenya ya..
salam manis Nurleni***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments