“Heyy?” ucap seseorang yang tak lain adalah Bagas yang entah bagaimana bisa bertemu Yoonia kembali di tempat yang sama.
“Eh Bagas?” ucap Yoonia terkejut melihat keberadaan pria itu, seperti di sengaja namun nyata nya tidak sama sekali lantaran Yoonia memang tidak memberitahu Bagas jika ia akan ke tempat Itu.
“Ketemu lagi kita,jangan jangan jodoh?” ucap Bagas dengan menaikkan kedua alisnya seraya terkekeh, memang begitu lah Bagas sejak dulu selalu bisa membuat Yoonia tersenyum.
“Ngaco deh!” jawab Yoonia tersenyum tipis.
“Sama siapa kesini? Nunggu temen lagi?” Tanya Bagas penasaran, rasa nya tidak mungkin kalau Yoonia datang sendirian di sana mengingat kemarin Yoonia mengatakan sedang menunggu teman nya.
“Eh mmmm ituu,eng-nggak kok,kehausan aja jadi mampir kesini!” ucap Yoonia berbohong lantaran tak ingin membicarakan hal itu lebih jauh.
“Oohh gitu, sekarangg mau kemana? Pulang? Aku anter ya?” ajak Bagas berharap kali ini Yoonia setuju setelah kemarin menolak tawaran nya.
“Eh nggak usah gas,gue pulang sendiri aja!” tolak Yoonia dengan halus, lagi pula ia memang sedang ingin sendirian saat ini.
“Gapapa lahh sekali kali!” paksa Bagas menarik tangan Yoonia keluar dari cafe itu membuat Yoonia mau tak mau pasrah saja.
“mmm,yaudah deh!” pasrah Yoonia
Di Mobil mereka hanya diam dalam pikiran masing masing, Yoonia yang merasa canggung pun enggan memulai percakapan, lagi pula ia bingung harus mengatakan apa pada Bagas setelah cukup lama tidak bertemu.
“Lo sekarangg kerja?” Ucap Bagas memulai percakapan setelah cukup lama berdiam saja seperti orang yang tidak saling mengenal.
“Nggak!” jawab Yoonia singkat.
“Kenapa? Kan papa Lo punya perusahaan,kenapa nggak kerja di perusahaan papa Lo?” tanya Bagas bingung lantaran yang ia tahu Yoonia dari keluarga terpandang dan papa nya memiliki perusahaan di kota itu.
“Gapapa mau cari kerja di perusahaan lain aja,males di omongin nanti kalo tiba tiba gue naik jabatan!” jawab Yoonia seraya terkekeh.
“Lo emang gak berubah ya dari dulu!” ucap Bagas tersenyum dan dibalas senyuman oleh Yoonia, Yoonia memang tidak pernah pamer pada teman teman nya, ia lebih suka terlihat apa ada nya saja.
“Kalo pacar udah punya belom hehe?” tanya Bagas menyengir, iseng saja sebenarnya karena ia yakin Yoonia pasti sudah memiliki pacar melihat wanita itu yang semakin cantik saja.
“Nggak dulu gas!” jawab Yoonia membuang muka tak ingin jika pria itu melihat wajah nya yang memerah menahan gugup.
“Masihh trauma sama cinta pertama Lo di SMA itu?” Tanya Bagas yang sedikit tahu jika dulu Yoonia pernah menyukai salah satu pria di sekolah mereka namun cinta nya bertepuk sebelah tangan.
“Ya gitu deh!”
“Siapa sih orangnya,bego banget sampe gak Nerima cinta lo,padhaal kan lo dari dulu udah cantik!” puji bagas entah hanya dari mulut atau memang dari hati nya yang jelas Yoonia tidak ingin terbawa perasaan.
“Lo bangsat!” tentu saja batin Yoonia sambil melirik ke arah Bagas dengan tatapan tajam,lalu membuang muka ke arah jendela, ingin sekali rasa nya wanita itu menghajar pria yang ada di samping nya.
“Ada lah orangnya,udah lupain aja!” ucap Yoonia dengan senyum terpaksa, jika mengingat masa itu rasa sakit nya masih terasa apalagi yang menanyakannya adalah pria itu sendiri.
Sesampainya di depan gerbang rumah Yoonia wanita itu mengucap kan terima kasih pada Bagas sebelum akhir nya ia turun dari mobil pria itu.
“Gak mampir dulu gas?” Tawar Yoonia basa basi sebenarnya lantaran merasa tak enak pada Bagas yang sudah mengantarnya pulang.
“Gak dulu deh,ada urusan soalnya!” jawab bagas sekena nya lantaran memang ada urusan yang harus ia kerjakan.
“Yaudah,thank you ya!” ucap Yoonia dan dibalas anggukan oleh Bagas, pria itu kemudian melajukan mobilnya meninggalkan Yoonia yang kini masuk ke dalam gerbang rumah nya.
ceklek!
“Assalamualaikum!” ucap Yoonia begitu masuk ke dalam rumah nya, namun baru saja masuk telinga nya sudah terasa pecah mendengar suara lantang sang ayah.
“Yooniaa!!!” Bentak Yanto,membuat kaget Yoonia yang baru masuk kerumah, entah apa lagi kali ini yang akan Yoonia hadapi dari sang ayah.
“Allahuakbar yah,bunda sampe kaget loh!!”teriak Mira sambil memukul pelan bahu suaminya, bisa bisa nya suami nya itu berteriak tepat di telinga nya.
“Hehe maaf Bun,” cengir Yanto yang takut jika istri nya ngamuk, lantaran sekeras apapun Yanto tetap saja dia suami yang takut pada istri nya.
“Yoonia! Kenapa bisa anak teman nya ayah itu sampai gak nerima perjodohan ini, kamu gak sopan ya sama dia!?” Lanjut Yanto dengan membelalakkan mata nya berharap putri nya itu takut dengan nya.
“Biasa aja!” jawab Yoonia sambil melewati ayah nya dan naik tangga menuju kamarnya, salah besar jika Yanto mengharapkan rasa takut pada Yoonia lantaran ia tak merasa bersalah sedikit pun.
“Heh! Ayah belom selesai bicara YOONIA PUTRI BRASMAYANTO!!” panggil Yanto yang di acuh kan putri nya, padahal ia belum selesai bertanya tapi putri nya itu sudah pergi.
“Udah lah yah, mungkin dia lelah, nanti saat makan malam kan bisa di tanya lagi.” bujuk Mira mengusap pelan punggung suaminya yang tengah di sulut emosi itu.
“Tapi Bun,dia selalu begitu kalo ayah tanya!” jawab Yanto dengan nafas memburu, entah mengapa putri nya itu tidak pernah merasa takut pada nya padahal Yanto tipe ayah yang sangat tegas.
“Ayah sih nanya nya ngebentak,Nita aja sampai kaget!” cerocos Yunita yang juga menjadi korban suara lantang sang ayah.
“Nah bener itu,bunda aja sampai kaget!” Bunda mencebik mengingat betapa terkejutnya ia mendengar suara suami nya.
“Yasudah,Nita panggil kakakmu suruh makan malam!” pinta Yanto pada Putri kedua nya itu.
“Siap laksanakan!!” ucapnya sambil mengangkat telapak tangan di pelipisnya, lalu segera berlari menuju kamar sang kakak yang berada di samping kamar nya.
Kini keluarga itu tengah menikmati makan malam mereka, awal nya semua tenang hingga tak lama sang ayah membuka suara nya membuat selera makan Yoonia benar benar hilang.
“Nia,kenapa anak temannya ayah gak Nerima perjodohan ini?” Tanya lembut Mira kepada putrinya itu, memang hanya Mira lah yang bisa membuat Yoonia menurut.
“Gak tau Bun,katanya ngerasa gak cocok!” jawab Yoonia tanpa melihat Bunda nya, Mira hanya melirik sekilas pada suami nya jika di lihat dari cara Yoonia menjawab seperti nya ia tidak berbohong.
“Dia sendiri yang bilang begitu!?” Tanya Yanto tak sabar padahal Mira sudah mengatakan jika mengahadapi Yoonia itu tidak bisa dengan keras karena putri nya itu juga sangat keras.
“Iya.” jawab Yoonia mengangguk.
“Kakak gak ngomong yang enggak engg.....nggak jadi kak, Nita diem aja hehe!” ucap Nita takut saat kakaknya menatapnya tajam.
“Nia ga ngomong apa apa,dia yang datang datang bilang ga mau dijodohin,bukan salah Nia dong!”
Jawab Yoonia yang tak terima jika di salahkan lantaran memang pria itu yang terlebih dahulu mengatakan tidak menerima perjodohan itu.
“Ya sudah lah, kalau kalian sama sama tidak mau!” ucap Yanto Pasrah yang penting ia sudah berusaha mencari pasangan untuk putri nya itu.
Ting!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments