“Saya ga mau dijodohin!” ucap seseorang yang membuat Yoonia tersentak kaget.
Seketika Yoonia tak berkedip melihat ketampanan pemuda tersebut dengan kulit putih,tinggi 181 cm,mata sipit,bibir tipis bak aktor korea,begitu juga dengan pria tersebut yang terlihat menatap Yoonia tanpa berkedip,bagaimana tidak, Yoonia memiliki mata besar warna coklat,putih,lesung pipi dan belah dagu,dan memiliki tinggi badan 167cm,dengan segera yoonia mengalihkan pandangannya,begitu juga pria itu.
“Sama,saya juga!”ucap Yoonia meminum minumannya tanpa melihat pria itu, jujur sebenarnya dia sedikit gugup, hanya saja ia tidak ingin terlihat di depan pria itu karena itu sangat memalukan.
“Oke,bilang aja kamu udah punya pacar!” ucap pria itu menyilangkan tangan di dada, sombong sekali persis seperti yang Yoonia bayangkan setelah melihat isi pesan dari pria itu kemarin.
“Om aja!” ucap Yoonia tanpa melihat ke arah pria itu, sengaja sebenarnya memanggil om agar pria itu merasa kesal lantaran seenak nya saja menjadikan Yoonia kambing hitam.
“Om?!!!” sentak pria itu melepas kacamata hitamnya, siapa yang tidak kesal jika diri nya di panggil om padahal umur mereka tidak begitu jauh.
“budeg juga ternyata!” gumam Yoonia memainkan ponselnya, terlihat tidak peduli adalah jurus andalan Yoonia di depan para pria yang selalu menyombongkan diri mereka.
“Siapa om yang kamu maksud?!” tanya pria itu geram, sudah tahu tapi masih bertanya jelas saja diri nya siapa lagi yang sedang bicara dengan Yoonia kalau bukan diri nya.
“Yang lagi ngomong sama saya!” jawab Yoonia cuek masih dengan pendirian nya yang tak ingin di kambing hitam kan oleh pria sombong yang bahkan tidak ia ketahui siapa nama nya.
“Saya? Om?” ucap Agus mengacungkan jari ke depan wajahnya, masih tak percaya dengan apa yang Yoonia katakan, baru kali ini ia dipanggil om oleh seorang wanita.
“Terus?” Ucap Yoonia hanya melirik sedikit dan memalingkan wajah nya entah mengapa setiap kali melihat wajah pria itu rasanya ingin sekali menatap wajah pria itu.
“Apa saya terlihat tua hah??!!”
“Ho'oh.” jawab yoonia tak acuh seraya meminum minuman nya, sikap Yoonia yang seperti itu lah membuat Agus semakin yakin untuk tidak menerima perjodohan konyol kedua orang tua mereka.
“Kamuuuuu!!!!” Ucap Agus menggebrak meja membuat orang orang yang berada di sana juga terkejut dan menatap meja Yoonia dan Agus, Yoonia yang menyadari hal itu pun jelas merasa malu dengan apa yang Agus lakukan.
“Udah marahnya?” Ucap Yoonia sambil melihat pria tersebut,membuat pria tersebut membuang muka menahan amarah, beruntung mereka sedang berada di tempat umum kalau tidak mungkin Agus sudah memberi pelajaran pada wanita itu.
“Mending pikirin alasan supaya kita gak di jodohin!” ucap Yoonia menatap datar Agus, Pria tersebut mencoba menahan amarahnya dan mencoba untuk berdiskusi dengan Yoonia.
“Baiklah,bilang saja kita tidak cocok!” ucap Agus menyenderkan tubuhnya di kursi, ini adalah keputusan terakhir dari nya dan wanita di hadapan nya itu harus bisa menerima nya.
“Oke!” balas Yoonia dengan anggukan, Agus tersenyum lantaran jawaban wanita itu kali ini sesuai dengan keinginan nya.
“Dan satu lagi,umur kita hanya terpaut 2 tahun,saya masih 26 tahun,bukan om om!” ucap Agus sambil meninggalkan Yoonia yang masih asik dengan gawainya.
“Nye nye nye!” jawab Yoonia dengan wajah mengejek, bawel sekali pria yang satu ini padahal Yoonia juga tahu kalau umur mereka tidak begitu jauh melihat wajah pria itu yang cukup muda.
Agus yang masih beberapa langkah masih mendengar gerutu Yoonia,dan menghentikan langkahnya,dan berbalik namun ketika akan berbalik tiba tiba ia mendapat panggilan telepon dari kantor nya,yang membuat mengurungkan niatnya untuk menghampiri Yoonia.
Di perjalanan menuju kantor Agus masih memikirkan Yoonia antara suka dan kesal,karena Yoonia cantik dan berbeda dari wanita lain nya namun begitu tidak sopan menurut nya.
“Cantik cantik tapi tidak sopan!!” Gerutu Agus di mobil,membuat asisten sekaligus sahabatnya itu bertanya tanya, mendengar Agus yang sejak tadi terus saja mengomel.
“Siapa bro? Cewek yang bakalan dijodohin sama lo?”Tanya Ari penasaran.
“Siapa lagi,berani sekali dia memanggil ku om!” gerutu Agus menahan amarah ketika mengingat Yoonia yang lancang memanggil nya om.
Mendengar ituu, Ari tidak dapat menahan tawanya dan tertawa dengan terbahak bahak, wanita mana yang berani memanggil seorang Agus sebagai om? bahkan anak kecil saja lebih memilih memanggil Agus sebagai Abang ganteng.
“Hahahahahha gila parah tu cewek, antara matanya minus sama lo yang kurang perawatan tuh!” ucap Ari di sela sela tawa nya membuat Agus semakin kesal saja, jika saja bukan sahabat nya mungkin sudah ia turunkan di sana.
“Bisa diam gak?”ucap Agus kesal mendengar perkataan sahabat nya itu belum lagi gelak tawa nya yang tak ada henti nya sejak tadi.
”Sorry sorry bro,abisnya kocak sihh,jadi penasaran gue sama cewek itu?” ucap Arii sambil mengusap air mata yang bahkan juga ikut keluar dari pelupuk mata nya.
“Gue harap ga bakalan ketemu sama cewek batu itu lagi!”
“Jangan gitu bro,ntar jodoh loh,kata orang orang nih,cinta timbul dari rasa benci!” goda Ari membuat Agus mendelik tajam pada sahabat sekaligus asisten nya itu.
“Mana ada yang begituan, ngarang deh Lo!”ucap Agus tak terima jika ia di do'a kan berjodoh dengan wanita seperti Yoonia sangat jauh dari kriteria pasangan impian nya.
“Bener loh,benci (bener bener cinta) asekkkk!”ucap Ari dengan tertawa semakin menjadi jadi saja, padahal wajah Agus saat ini sudah memerah ingin memukul nya.
“Udah diem,fokus nyetir, ntar gue potong gaji Lo!” ancam Agus sontak saja membuat nyali Ari menciut mendengar ancaman yang menakutkan.
“Aelahhh becanda doangg gue!” bujuk Ari
Agus pun tak mengindahkan perkataan sahabat nya itu dan hanya menatap keluar jendela seraya memikirkan wajah cantik Yoonia.
Ditempat lain, Yoonia masih berada di cafe tersebut setelah memakan semua pesanan nya wanita itu pun memilih untuk pergi, namun saat akan beranjak dari kursi nya tiba tiba saja seseorang menepuk punggung nya dari belakang.
“Heyy?” ucap orang itu mengangetkan Yoonia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments