Setelah kejadian kemarin pagi, Bai Cheung mengurung dirinya didalam ruang kerjanya dan sama sekali tidak menginjakkan kakinya didalam kamar mereka.
Semua aktivitasnya dilakukan di ruang kerjanya. Bahkan Liam harus membawakan pakaian ganti untuknya. Dia sama sekali tidak mau bertemu muka dengan sang istri.
Selain masih sangat kesal dengan Fan Jianying, Bai Cheung juga berusaha untuk mengontrol dirinya agar tidak jatuh pada pesona sang istri.
Entah kenapa adegan dalam kamar mandi tersebut masih sering muncul, membuat Bai Cheung sangat benci dengan dirinya yang bisa dengan mudah terpesona oleh wanita yang telah menyakitinya cukup dalam dikehidupannya terdahulu.
“ Sialan !!!...kenapa bayangan p*****r itu masih saja melekat dikepalaku !!!...”, umpta Bai Cheung penuh amarah.
Namun, tampaknya keingginannya untuk menghindari sang istri tidak bisa berjalan lama. Malam ini, matriark Bai menyeluruh seluruh anggota keluarga untuk makan malam bersama.
Itu artinya, Bai Cheung dengan terpaksa harus datang bersama sang istri, jika tidak ingin mendapatkan murka dari nenek dan bundanya.
“ Cheung, istrimu akan kembali kerumahnya besok. Berjanjilah bahwa kamu akan mengurus semuanya dan jangan biarkan keluarga kita kehilangan muka. Kamu paham !!!...”, ucap matriark Bai penuh penekanan.
Mendapat peringatan keras dari sang nenek, Bai Cheung hanya bisa mengangguk setuju tanpa ekspresi. Tanpa semua orang sadari, kedua tangan Bai Cheung mengepal sangat kuat dengan rahang yang mengeras.
Makan malam berlalu dengan cepat, mengingat kesehatan Lien Hua yang tidak terlalu baik dan kedua kakak Bai Cheung besok pagi harus menghadap ke istana, membuat mereka semua harus beristirahat dengan cepat malam ini.
Setelah perjamuan selesai, semua orang terlihat kembali ke kediaman mereka masing – masing. Dalam perjalanan kembali, Fan Jianying merasakan kegelapan dan kesunyian yang sedikit berbeda dari biasanya.
Kegelapan pun terlihat menguasai hampir seluruh wilayah, hanya koridor dan jalur yang dilewatinya saja yang sedikit terang dengan adanya beberapa lentera disana.
Dalam penerangan yang sangat minim tersebut, Fan Jainying sama sekali tidak bisa melihat ekpsresi Bai Cheung saat ini.
Dia hanya bisa merasakan jika suaminya itu sedang dalam suasana hati yang buruk, seperti binatang buas yang dikurung dan sedang memberontak keluar.
Beberapa kali terlihat Fan Jianying melemparkan tatapan penuh selidik kearah sang suami yang masih saya bertahan dengan wajah gelapnya.
Dibelakang, Gaeng hanya bisa menghembuskan nafas secara kasar beberapa kali melihat pemandangan tak lazim dihadapannya.
Sepasang pengantin baru yang seharusnya bahagia dan saling mengasihi serta penuh dengan cinta terlihat bagaikan dua ekor landak yang dingin dan tidak mau berdekatan antara yang satu dengan yang lainnya.
Begitu sampai di halaman depan rumah keduanya langsung berpisah. Bai Cheung bergegas menuju ruang kerjanya, sedangkan Fan Jianying berjalan cepat menuju kedalam kamarnya.
Setelah membersihkan dirinya dan meminum ramuan yang diresepkan oleh tabib Shilin, Fan Jianyingpun bersiap untuk tidur.
Malam ini dia akan mengistirahatkan badan dan pikirannya, karena dia sangat yakin kepulangannya kerumah besok pasti akan membutuhkan tenaga ekstra.
Entah kenapa, feelingnya mengatakan jika kedatangannya besok di kediaman Fan sangat tidak diharapkan oleh banyak orang.
Untuk itu dia akan mulai bersiap – siap dengan segala macam hal yang nantinya akan terjadi disana. Terutama pertemuannya dengan Fan Nuan, adik tirinya dan Heng Yuan, kekasih masa kecilnya.
Fan Jianying harus waspada dengan keduanya, mengingat dalam novel tokoh utama wanita ini meninggal karena perbuatan kedua orang tersebut.
Meski dia tidak tahu secara detail apa yang akan mereka berdua perbuat karena dirinya tidak membaca bagian tengah dalam novel, setidaknya Fan Jianying harus lebih waspada terhadap semua hal buruk yang kemungkinan akan terjadi disana.
Menjelang dini hari, Bai Cheung mulai kembali kedalam kamarnya. Suasana kamar sangat sunyi dan gelap.Hanya cahaya lilin yang sedikit menerangi ruangan tersebut.
Perlahan, Bai Cheung berjalan mendekat kearah ranjang. Setelah menyingkirkan tirai tipis yang menyelimuti tempat tidur, dapat dia lihat Fan Jianying tidur pulas dengan senyum merekah diwajahnya serta tubuh bergelung selimut tebal.
“ Lihatlah…wanita jahat ini bisa tidur dengan nyenyak tanpa suami disampingnya. Dasar tak tahu malu…”, Batin Bai Cheung mencibir.
Nanti, dikediaman keluarga Fan, Bai Cheung bertekad akan mengungkapkan wajah asli wanita jahat ini kepada seluruh keluarganya.
Biar tetua Fan tahu betapa busuknya hati putri keduanya ini. Dan jika besok dirinya bertemu dengan Heng Yuan, Bai Cheung bersumpah akan mengabulkan keingginan keduanya untuk hidup bersama.
“ Mungkin, besok adalah waktuku membongkar kebusukanmu dan mengembalikanmu kedalam keluargamu dengan tidak hormat…”, batin Bai Cheung penuh amarah.
Bai Cheung pun segera menjatuhkan tirai yang dipegangnya dan mulai menggelar kasur cadangan dan langsung beristirahat dibawah ranjang.
Pagi harinya, semua orang terlihat sudah bersiap untuk mengantar Fan Jianying dan Bai Cheung pulang ke kediaman keluarga Fan untuk beberapa hari.
Dibawah tatapan penuh peringatan dari matriark Bai, Bai Cheung dengan wajah datar berjalan disamping sang istri dan membantunya naik keatas kereta yang sudah disiapkan untuk membawa pengantin baru tersebut pergi.
Setelah memastikan sang istri naik keatas kereta dan aman Bai Cheung pun segera naik keatas kuda dan memimpin sekelompok orang yang mengantar kepergian keduanya menuju kediaman keluarga Fan.
Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, akhirnya gerbang kediaman kelurga Fan sudah terlihat. Tuan besar Fan dan seluruh keluarganya beserta para pelayan dan pengawal sudah berdiri menunggu di pintu gerbang.
Lelaki paruh baya tersebut segera memberikan senyuman terlebarnya waktu melihat kereta yang membawa sang putri berhenti didepan gerbang.
Dengan gagah, Bai Cheung segera turun dari atas kudanya dan langsung menjemput sang istri serta membantunya untuk turun dari atas kereta untuk memberikan penghormatan kepada tuan besar Fan.
Jika dalam kehidupan sebelumnya, Bai Cheung akan sangat bahagia mendapatkan sambutan hangat dari keluarga besar Fan.
Namun, dalam kehidupan ini, Bai Cheung sama sekali tidak merasakan suka cita maupun kebahagiaan. Hanya rasa muak dan benci yang tersisa dalam hati.
Sementara itu Fan Jianying yang baru saja turun dari atas kereta segera mendongak dan menatap seluruh anggota keluarga Fan yang datang menyambutnya.
“ Sial !!!...kenapa aku tidak kenal satupun diantara mereka….”, batin Fan Jianying kesal.
Fan Jianying dalam hati merasa sangat geram karena sang pemilik tubuh sama sekali tak meninggalkan ingatan apapun kepadanya.
Hal itu sangat berbeda dengan novel ataupun cerita reikarnasi yang sering dia baca, dimana sang pemilik tubuh selalu meninggalkan ingatannya sehingga jiwa yang menempatinya tidak kesulitan untuk bisa mengenali seseorang ataupun suatu peristiwa yang menimpanya.
Saat ini yang bisa dilakukan oleh Fan Jianying hanyalah menebak beberapa identitas mereka dari deskripsi yang telah dia baca dalam novel.
Fan Jianying yang sedang memindai satu persatu anggota keluarga Fan, entah kenapa dalam hati kecilnya timbul rasa gelisah.
“ Apakah ini perasaan Fan Jianying asli ?...kenapa dia begitu gelisah dan takut bertemu dengan keluarganya ?...”, batin Fan Jianying penuh tanda tanya.
Fan Jianying berusaha untuk mengontrol tubuhnya agar kembali tenang dengan kekuatan yang dimilikinya.
Karena tidak mendapatkan ingatan apapun dari sang pemilik tubuh dan hanya mengandalkan sebagian isi dari novel, maka Fan Jianying bertekad untuk mencari tahu tentang kegelisahan dan ketakutan sang pemilik tubuh terhadap keluarganya.
“ Fan Jianying…tenanglah…aku berjanji akan mencari tahu semuanya. Jika ada yang berbuat jahat terhadapmu, maka aku akan pastikan mereka mendapatkan balasan berkali – kali lipat dariku…”, batin Fan Jianying bermonolog.
Dia seolah – olah meyakinkan tubuh yang ditempatinya agar percaya penuh kepadanya. Bagaimanapun juga jiwanyalah yang sekarang menempati tubuh ini, jadi apa yang terjadi di tubuh ini sudah seharusnya menjadi kewajiban dirinyalah untuk menjaganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments