Setelah mengalami makan malam yang sangat buruk, Bai Cheung yang sudah lemas tak bertenaga akhirnya menyuruh para pelayannya menyiapkan penghangat ruangan karena malam ini dia berniat untuk bermalam di ruang kerjanya.
Dia tidak akan pernah memberikan kesempatan kepada Fan Jianying untuk mengejeknya saat melihat kondisinya yang seperti ini, lemah tak berdaya karena bertindak implusif.
“ Malam ini, bagaimanapun aku harus bertahan disini…”, batin Bai Cheung penuh penekanan.
Liam dan Qiaofeng segera memasukkan tungku api kedalam ruang kerja Bai Cheung dan menata tempat tidur agar tuan mudanya tersebut bisa beristirahat di malam yang sangat dingin ini denagn baik.
“ Kenapa tuan muda sangat keras kepala sekali. Padahal, di cuaca yang dingin seperti ini tidur sambil memeluk istrinya yang sangat cantik adalah pilihan yang bijak…”, batin Liam sedih.
Meski begitu, Liam tidak berani menyuarakan isi kepalanya karena tidak ingin mendapatkan hukuman dari Bai Cheung.
Saat Liam sedang menatap sedih Bai Cheung akan keputusannya tersebut, diam – diam tanpa disadari semua orang Qiaofeng tersenyum samar, saking samaranya hingga tak ada yang menyadari jika gadis tersebut sedang bahagia.
“ Aku harap selamanya tuan muda akan bersikap seperti ini kepada nyonya agar aku bisa mendapatkan kesempatan…”, batin Qiaofeng licik.
Malam semakin larut, semua orang pun tertidur dengan nyenyak. Meski kedua matanya sudah terpejam, namun Bai cheung terlihat sangat gelisah dalam tidurnya.
Tampaknya memakan daging rusa memberikan efek yang cukup buruk bagi kondisi tubuh dan psikisnya malam ini.
.
.
.
Pagi harinya, seperti yang direncanakan sebelumnya, setelah membantu nona mudanya untuk membersihkan diri dan berias.
Dayu segera pergi keluar kediaman keluarga Bai secara diam – diam untuk mengambil obat dikediaman tabib Shilin.
Sepeninggalan Dayu, Fan Jianying hanya ditemani oleh pelayan senior Gaeng yang pagi ini tiba – tiba saja datang bersama pelayan senior Yu dari kediaman utama untuk mengantarkan sup gizi dari matriark Bai.
Dengan pengawasan ketat dari pelayan senior Yu, Fan Jianying yang sudah merasakan firasat buruk dari sup gizi yang dibawah oleh pelayan tersebut, dengan berat hati diapun terpaksa meminumnya.
“ Minuman apa lagi ini…huekkk…rasanya sangat tidak enak…”, batin Fan Jianying ingin muntah.
Meski begitu, dia terus meminum sup tersebut dengan sekali tegukan untuk menghormati niat baik matriark Bai terhadap dirinya.
Pelayan senior Yu terlihat sangat puas begitu melihat sup bergizi yang dibawanya dihabiskan langsung oleh Fan Jianying.
Begitu pelayan senior Yu keluar, Gaeng segera memberikan manisan buah kepada Fan Jianying. Dia sangat yakin jika madam ketiganya itu sudah tersiksa sedari tadi menahan rasa mual yang tersirat jelas diwajahnya.
“ Terimakasih…”, ucap Fan Jianying dan langsung memakan manisan yang diberikan untuknya.
Tidak cukup hanya memakan manisan buah yanga ada dihadapannya, Fan Jianying juga masih harus membasuh lidahnya dengan beberapa gelas air putih agar rasa aneh tersebut segera hilang.
Sementara itu,Bai Cheung yang saat ini sedang berada di ruang kerja Bai Axiang juga didatangi oleh pelayan senior Yu.
Sama seperti Fan Jianying, pagi ini Bai Cheung juga mendapatkan kiriman sup bergizi dari matriark Bai.
Wanita tua tersebut berharap dengan sup bergizi yang dikirimnya, kesempatannya untuk segera mendapatkan cicit bisa segera terwujud.
Setelah muntah semalam, Bai Cheung yang belum makan apa – apa lagi sejak insiden tersebut saat ini terlihat sangat frustasi waktu pelayan senior Yu terus mengawasinya agar segera meminum sup bergizi dari sang nenek.
Tidak ingin menambah masalah, diapun segera menghabiskan sup tersebut dengan cepat hingga perutnya kembali berontak.
Tapi untungnya, Bai Cheung tidak memuntahkan kembali apa yang baru saja di minumnya. Hal tersebut tentu saja membuat pelayan senior Yu merasa lega karena tugasnya telah selesai dengan baik.
Setelah meminum sup, Bai Cheung tidak lagi memiliki mood untuk berbincang – bincang dengan sang kakak dan memutuskan untuk keluar.
Bai Axiang yang merasa sedikit aneh dengan sang adik sejak menikah hanya bisa mengambil nafas cukup dalam, berusaha untuk memahami kekeras kepalaan adik bungsunya itu.
Meski wajah dan perawakannya terlihat sangat lembut dibandingkan dengan dirinya dan Bai Wang. Namun diantara ketiganya, Bai Cheung lah yang memiliki watak dan temperamen yang sangat keras.
Untuk itulah dia bisa menjadi jenderal diusianya yang masih sangat muda. Selain berwatak keras, Bai Cheung juga terkenal sangat setia kepada kaisar dan negaranya.
Hal itu juga yang membuat keluarga Fan akhirnya menyetujui usulan kaisar untuk menikahkan Fan Jianying dengan Bai Cheung, generasi ketiga keluarga Bai tersebut.
Liam, pelayan pribadinya selain Qiaofeng yang mencuri tidur sambil menjaga pintu ruang kerja tuan mudanya tersebut sangat terkejut begitu Bai Cheung menendang pintu yang dijaganya dengan kasar.
“ Tuan muda, anda sudah datang….”, ucap Liam sambil mengumpulkan nyawanya.
Sambil menyeka air liur di sudut bibirnya, Liam segera mengikuti tuan mudanya tersebut masuk kedalam ruangan.
“ Achhhh….”, teriak Bai Cheung penuh amarah.
Dia membuang semua barang yang ada di atas meja dengan wajah frustasi waktu mengingat semua perkataan sanga nenek yang ingin segera menimang cicit darinya.
Bukan hanya mengutarakan keingginannya untuk mendapatkan cicit, matriark Bai juga memarahinya akibat insiden di kediaman sang bunda dan perihal makan malam yang dilakukan bersama istrinya semalam.
Kenyataan bahwa sang nenek sudah mulai mengawasinya secara diam – diam membuat kemarahan dan kebencian Bai Cheung terhadap Fan Jianying semakin dalam.
Dia sama sekali tidak menyangka jika hanya dalam waktu sehari setelah pernikahannya, Fan Jianying sudah bisa menghasut semua keluarganya untuk berpihak kepadanya.
“ Dasar p*****r !!!...wanita sialan !!!....”, maki Bai Cheung dengan kencang.
Liam yang berada dibelakang Bai Cheung hanya bisa terdiam sambil menunduk. Dengan suasana hati tuan mudanya yang begitu buruk, tidak ada keberanian baginya untuk berbicara karena dia masih sayang dengan nyawanya.
Ekspresi Bai Cheung sangat gelap saat ini. Aura membunuh sangat kental terasa dalam ruangan tersebut, membuat bulu kudu Liam tanpa diminta mulai berdiri.
Udara dalam ruanganpun terlihat menurun secara drastis. Liam yang bulu kudunya sudah berdiri hanya bisa menggosok – nggosok belakang lehernya dengan salah satu telapak tangannya agar tubuhnya hangat.
Liam sama sekali tak dapat memahami jalan pikiran tuan mudanya saat ini. Bagaimana tuan mudanya itu bisa sangat marah dan membenci istrinya yang sangat cantik dan lembut seperti itu.
Bahkan selama berada dikediaman keluarga Bai, Fan Jianying sama sekali tidak melakukan suatu hal apapun yang bisa menyinggung tuan mudanya, apalagi sampai membuatnya marah.
Justru yang dia lihat, tuan mudanya lah yang terus saja membuat masalah dengan Fan Jianying. Meski semua penindasan yang dilakukannya selalu gagal.
Tapi dilain sisi, Liam juga sangat bersyukur karena Fan Jianying selama ini terlihat santai dan tidak melakukan hal apapun untuk membalas perbuatan jahat suaminya.
“ Suatu saat, tuan muda pasti akan menyesal karena telah menyia – yiakan wanita secantik dan sebaik madam ketiga…”, batin Liam sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Satrio Rara
kamu bener liam,, baicheung akan menangisi segala perbuatannya
2022-12-16
2
Iana
lagi thor
2022-07-16
0