Demi untuk sedikit membalas dendam akan sakit hati yang dulu dia rasakan, Bai Cheung terus saja mengambil semua daging yang tersedia diatas meja dan memakannya sendiri tanpa sedikitpun berbagi dengan istrinya.
Semua pelayan hanya bisa tercenggang atas tindakan tuan mudanya itu. Namun tak sedikit dari mereka yang menatap iba Fan Jianying yang hanya disisakan sayuran dan acar oleh tuan muda mereka.
Diam – diam Dayu meremas bagian samping bajunya dengan sangat kuat, dia terlihat sangat geram melihat Bai Cheung lagi – lagi menindas nona mudanya.
Sedangkan Fan Jianying yang sedang terdholimi malah bersikap acuh. Dengan enggan, dia mengarahkan sumpitnya dan mengambil sayuran yang ada dihadapannya, lalu mengambil acar dan mulai memasukkan kedalam mulutnya.
“ Wah..acar ini sangat segar rasanya…”, batin Fan Jianying gembira.
Diapun segera menghabiskan acar yang ada di piring dengan hati gembira. Setidaknya, makan malam kali ini tak terlalu buruk.
" Lihatlah madam ketiga, karena sangat takut degan tuan muda ketiga, dia sampai memakan acar sebagai lauknya malam ini...", batin semua pelayan yang berada di ruang makan tersebut sambil memandang sedih Fan Jianying.
Setelah puas dengan acar, Fan Jianying pun segera mengarahkan sumpitnya ke piring yang berisi aneka sayuran yang terlihat lumayan menarik baginya.
Meski sayuran hanya dioseng dengan minyak dan bawang putih serta diberi sedikit garam, namun karena sayur yang digunakan sangat segar jadi rasa manis dari sayuran tersebut masih terasa.
Membuat gadis itupun terlihat makan dengan sangat lahapnya. Bai Cheung yang diam – diam mengamati pergerakan Fan Jianying sangat tidak senang saat kembali mendapati fakta jika istrinya itu terlihat sangat bahagia meski hanya memakan sayuran dan acar saja.
Dengan mata berbinar, Fan Jianying terus saja memasukkan makanan kedalam mulutnya hingga tak terasa nasi semangkok sudah habis dilahapnya.
Meski Fan Jianying terlihat sangat bahagia, namun hal tersebut tidak berlaku bagi Dayu dan pelayan senior Gaeng yang ekpresi wajahnya mulai berubah cemas.
“ Bagaimana bisa tuan muda ketiga terus saja menindas madam ketiga. Bahkan pada saat makan, tuan muda hanya menyisakan sayuran untuk dimakan nona. Kenapa tuan muda begitu jahat !!!...”, batin Gaeng geram.
“ Madam ketiga sangat baik dan lembut, bahkan mengalami penindasan seperti ini dia masih bisa tersenyum bahagia, seolah – olah sangat menikmati hidangan yang tersaji disana. Saya tidak tahu lagi, hal buruk apa lagi yang akan tuan muda ketiga lakukan kepada madam ketiga yang baik hati dan penurut ini…”, batin Gaeng sedih.
Pelayan senior Gaeng sangat mengkhawatirkan masa depan Fan Jianying dalam kediaman keluarga Bai. Bagaimanapun sekarang mereka adalah pasangan sah yang akan bersama selama sisa hidupnya.
Tubuh Bai Cheung mulai menegang waktu daging terakhir mulai masuk kedalam mulutnya. Bagaimanapun, sebenarnya laki – laki itu tidak suka makan daging terlalu banyak, apalagi daging rusa, dia sangat membencinya.
Namun sekarang dia memakannya dengan sangat lahap, hal itu sebenarnya dia lakukan semata – mata untuk memprovokasi Fan Jianying.
Tapi siapa sangka, bukannya terprovokasi, Fan Jianying justru acuh dan terlihat sangat menikmati makan malamnya hari ini.
Padahal, Bai Cheung tadi sudah berusaha untuk menahan semua rasa jijiknya dan seolah – olah menikmati setiap gigitan daging rusa yang sangat dia benci untuk masuk kedalam tenggorokannya.
Bai Cheung bahkan sudah bisa membayangkan jika malam nanti dirinya akan merasa gelisah dan tidak tenang untuk beristirahat karena makanan yang buruk.
Saat daging terakhir sudah masuk kedalam perutnya, Bai Cheung pun sudah tidak bisa lagi untuk menekan keingginannya untuk muntah.
Melihat muka suaminya terlihat sangat pucat dengan keringat dingin mengucur deras di tubuhnya, Fan Jianying yang baru saja menyelesaikan makan malamnya segera meletakkan sumpit dan mangkok kosong yang dipegangnya diatas meja.
“ Minum ini…”, ucap Fan Jianying penuh perhatian.
Diapun segera menuangkan air putih kedalam gelas dan memberikannya kepada sang suami yang diyakininya tersedak karena makan dengan sangat cepat.
Tanpa banyak tanya, saat melihat gelas yang ada dihadapannya, Bai Cheungpun langsung mengambilnya dan meneguk air yang ada didalamnya hingga habis.
Begitu selesai meminum air, Bai Cheung langsung menatap Fan Jianying dengan tajam dan ada sorot kepuasan disana.
Fan Jianying yang tidak mengerti mengenai arti tatapan Bai Cheung hanya terdiam tanpa menunjukkan ekpresi apapun.
Namun ekspresi yang dilayangkan oleh Bai Cheung kepada Fan Jianying tidak bertahan lama setelah perutnya kembali bergejolak.
Diapun cepat – cepat menutup mulutnya agar semua makanan tersebut tidak keluar di hadapan wanita yang sangat dibencinya.
Jika sampai hal tersebut terjadi, maka Bai Cheung tidak akan bisa lagi menaruh mukanya dihadapan Fan Jianying selamanya.
Untuk sesaat, diapun masih bisa menahan semua rasa sakit yang kembali muncul dari dalam perutnya membuat wajahnya kembali pucat dan keringat dingin kembali mengucur deras dari tubuhnya.
Karena sudah tidak tahan lagi, diapun segera bangkit dan cepat – cepat meninggalkan meja makan dengan langkah lebar.
Setelah berjalan cukup jauh, sambil berpegangan di tiang, Bai Cheung segera mengeluarkan semua isi dalam perutnya.
Dia terus saja memuntahkan semua isi dalam perutnya hingga habis tak bersisa. Setelah dirasa semua makanan yang dia konsumsi sudah keluar.
Bai Cheung segera mengusap sudut mulutnya dengan sapu tangan yang ada disakunya dengan wajah sangat pucat.
“ Sial !!!...semua ini gara – gara p*****r sialan itu !!!....”, maki Bai Cheung dalam hati.
Diapun menatap kosong kearah taman yang terlihat sangat tenang dengan bola – bola lampu yang menyala sepanjang jalan setapak yang ada.
Darah dalam tubuh Bai Cheung kembali mendidih waktu kembali mengingat ekpresi bahagia Fan Jianying selama makan malam tadi.
Meski dia sangat menyesal karena bereinkarnasi tepat sehari sebelum pernikahannya, sehingga pernikahan tersebut tidak bisa dia batalkan begitu saja.
Maka untuk menutupi rasa sakit hatinya tersebut dia berjanji tidak akan pernah membiarkan Fan Jianying melewati hari – harinya dengan tenang.
Sementara itu, orang yang sedang Bai Cheung kutuk terlihat sedang bersantai sambil mengusap perutnya yang sedikit membuncit karena kekenyangan.
“ Madam ketiga, apa perlu saya ambilkan beberapa piring daging ?...”, ucap Gaeng sopan.
“ Tidak usah, saya sudah kenyang….”, ucap Fan Jianying sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali.
Namun pelayan senior tersebut terus memaksanya dengan tampilan wajah cemas dan iba. Melihat hal tersebut, Fan Jianying pun mulai menyadari apa yang sedang dipikirkan pelayan senior tersebut dan semua orang yang ada disini.
“ Hey…apa kalian pikir aku tidak makan daging karena takut dengan suamiku ?...”, tanya Fan Jianying dengan tatapan menyelidik.
Semua orang terlihat sedang menatapnya penuh rasa iba sekarang. Dan hal tersebut semakin membuat Fan Jianying sangat yakin akan kecurigaannya.
“ Kalian semua berpikir terlalu banyak. Aku makan sayur karena rasanya sangat segar dan enak. Apalagi itu baik untuk mengatasi masalah pencernaanku yang sedikit buruk belakangan ini....”, Fan Jianying memegang dahinya sambil tersenyum samar.
Setelah berusaha untuk menjelaskan kesalah pahaman tersebut kepada semuanya, tapi tatapan yang diterimanya tetap sama, Fan Jianying pun mulai acuh dan menyuruh pelayannya agar segera membereskan meja.
Selanjutnya Fan Jianying pun segera bergegas menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya agar kembali fit esok hari.
Saat melintasi taman, tanpa sengaja pandangan matanya tertuju pada bekas muntahan Bai Cheung. Dengan mata sedikit menyipit dari kejauhan dia melihat Bai Cheung berjalan dengan sangat lemas dibantu oleh Liam yang setiap membantunya untuk berjalan.
“ Ck ck ckk…gue dilawan….”, batin Fan Jianying sombong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Satrio Rara
kapok,,koe baicheung
2022-12-16
0