Baru saja tabib Shilin duduk dikursi ruang kerjanya, tiba - tiba pelayannya mengatakan jika dia mendapatkan tamu dari kediaman keluarga Bai.
" Ada apa ?...bukankah aku baru saja dari sana ?...", batin tabib Shilin penasaran.
Setelah mendengarkan penjelasan pelayan Fan Jianying, tabib Shilin pun langsung mengemasi peralatannya dan bergegas menuju kediaman keluarga Bai.
Wajah tabib Shilin terlihat sangat panik saat mendengar jika madam ketiga keluarga Bai tersebut terkena racun hingga menyebabkan wanita tersebut tak sadarkan diri.
Begitu memasuki kediaman keluarga Bai, tabib Shilin pun langsung bergegas menuju kamar Fan Jianying bersama pelayan muda yang tadi menjemputnya.
Setelah tiba di kamar Fan Jianying, diapun segera memeriksa nadi gadis tersebut dengan cermat. Beberapa kali tabib Shilin terlihat memutar bola matanya, seperti sedang memikirkan sesuatu.
Semua orang terlihat cemas melihat perubahan ekpresi dari wajah tabib Shilin yang seakan - akan mengatakan jika penyakit yang diderita nyonya muda mereka cukup serius hingga harus mengerutkan dahi cukup dalam.
Fan Jianying yang baru saja sadar hanya bisa mengamati perubahan raut wajah tabib Shilin dengan dengan rasa penasaran yang tinggi.
Tapi, dia juga terlalu lemah untuk bertanya banyak hal. Apalagi kekuatan dalam tubuhnya tersebut seakan - akan menyedot habis semua energinya saat ini.
“ Apakah saya bisa bicara secara pribadi dengan nyonya ?...”, tanya tabib Shilin sopan.
Fan Jianying yang sedari tadi menyimpan banyak pertanyaan diatas kepalanya akhirnya mengangguk tanda setuju dengan permintaan tabib itu dan menyuruh semua pelayannya untuk menunggu di luar kamar.
Setelah semua orang telah pergi, dengan sangat hati – hati tabib Shilin pun mulai memberi pertanyaan yang langsung membuat Fan Jianying terkejut.
“ Bagaimana anda bisa tahu ?...”, ucap Fan Jianying syok.
“ Saya bisa merasakan dari nadi anda. Jika kekuatan tersebut dibiarkan berkembang dengan kondisi tubuh anda yang sekarang, saya khawatir akan fatal akibatnya…”, ucap tabib shilin mengingatkan.
Untuk sesaat Fan Jianying hanya bisa terdiam mendengar semua penjelasan dari tabib Shilin. Tidak ingin semakin menderita, diapun kembali bertanya.
“ Lalu…apa yang harus saya lakukan ?...”, Fan Jianying bertanya dengan wajah cemas.
Jujur saja saat ini dia tidak tahu akan melakukan apa terhadap kekuatan yang dia rasa mulai berkembang dalam dirinya.
Sebagai seorang yang awam akan hal seperti ini, untuk sementara waktu Fan Jianying hanya bisa mempercayai tabib Shilin.
Jika kekuatan seperti ini ada, bukan tidak mungkin jika dunia asing yang saat ini dia tempati menjadi berbahaya untuknya.
“ Besok, bahan obat yang harus anda konsumsi untuk memperbaiki stamina tubuh anda bisa diambil dikediaman saya beserta buku panduan agar anda bisa mengontrol kekuatan tersebut dari dalam…. ”, ucap tabib Shilin menjelaskan.
“ Usahakan, orang yang mengambil dan merebus bahan obat adalah orang kepercayaan anda. Sebaiknya, untuk sementara waktu, anda merahasiakan semua ini hingga tubuh anda benar – benar bisa mengontrol kekuatan tersebut. Untuk sementara waktu, saya akan menggunakan teknik tusuk jarum untuk menekan kekuatan tersebut agar tidak disadari oleh orang lain. Saya akan kesini lima hari lagi untuk melihat hasilnya…”, ucap tabib Shilin tenang.
Diapun segera mengeluarkan jarum perak dari dalam kotak peralatan yang tadi dibawanya dan mulai menusukkan jarum tersebut dibeberapa titik bagian tubuh Fan Jianying.
Setelah semua proses telah selesai, tabib Shilin pun segera memanggil pelayan Fan Jianying untuk merebus obat yang telah diresepkannya sekalian undur diri.
Diatas ranjang, Fan Jianying berusaha untuk mencerna setiap kata yang diucapkan oleh tabib Shilin kepadanya. Ucapan tersebut seperti sebuah peringatan untuknya agar lebih berhati - hati lagi.
“ Apakah ini berarti nyawaku sedang terancam ?...”, batin Fan Jianying ngeri waktu membayangkan jika ada seseorang sedang mengincar nyawanya.
Saat sedang memikirkan hal tersebut, berbagai macam pertanyaan mulai masuk kedalam pikirannya, berbagai asumsipun ada.
Siapa yang sebenarnya telah menyegel kekuatan dalam tubuhnya?...
Apakah ayahnya tahu akan hal ini ?...
Lalu, siapa tadi yang membantunya hingga dia mempunyai tenaga untuk menghancurkan segel dalam tubuhnya ?...
Memikirkan semua itu membuat bulu kudu Fan Jianying mulai berdiri. Diapun mulai memeluk tubuhnya sendiri dalam posisi duduk sambil menjelajahi seluruh ruangan, mencoba merasakan aura asing yang sekilas sempat dia rasakan tadi.
Jika dulu pada saat membaca novel, Fan Jianying merasa sangat keren memiliki kekuatan besar dan dapat berkultivasi serta menjadi pahlawan untuk membasmi kejahatan.
Tapi sekarang, saat hal tersebut terjadi pada dirinya, nyalinya tiba – tiba saja menciut. Meski dia bisa ilmu beladiri, namun jika dia harus berhadapan dengan penjahat dalam jumlah besar atau binatang monster, mungkin dia bisa pingsan ditempat.
“ Tidak….tidak…hal – hal seperti itu tidak nyata kan…”, Fan Jianying pun mulai bermonolog dengan wajah pucat.
Tanpa dia sadari, sedari tadi Dayu menatap cemas nona mudanya yang terlihat sangat aneh dengan wajah semakin pucat.
Meski tabib Shilin mengatakan kalau Fan Jianying hanya menderita panas dalam dan tidak ada hal yang serius. Entah kenapa Dayu memiliki firasat buruk akan hal itu.
Mengingat sejak masuk kedalam kediaman keluarga Bai, nona mudanya tersebut terus saja mendapatkan kemalangan.
Bahkan nyawanya hampir saja melayang waktu dia kembali mengingat jika Bai Cheung pernah mencekik nona mudanya tersebut.
Bukan hanya Dayu, Gaeng yang baru saja masuk dan melihat wajah madam ketiganya sangat pucat dengan tubuh yang lebih dingin daripada manusia pada umumnya, rasa cemas dalam hatinya kembali timbul.
“ Nona, ini obat anda. Silahkan diminum…”, ucap Dayu sambil membantu Fan Jianying meminum obatnya.
“ Apa ini ?... kenapa rasanya segar sekali ?...jika obatnya seperti ini, aku tidak akan ragu lagi untuk meminumnya setiap hari…”, batin Fan Jianying senang.
Setelah meminum habis obatnya, Fan Jianying dibantu oleh Dayu segera membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket oleh keringat.
Dengan sabar, Dayu pun mulai membantu membersihkan tubuh dan rambut panjang nona mudanya itu sambil sesekali mencuri pandang kearah Fan Jianying.
“ Apa ada yang ingin kau tanyakan, Dayu ?...”, ucap Fan Jianying lembut.
Dayu yang tertangkap basah dan sangat penasaran sedari tadi akhirnya memberanikan diri untuk bersuara setelah merasakan kejanggalan dari tingkah pola tabib Shilin tadi.
“ Nona…apa nona benar – benar hanya terkena panas dalam ?...”, tanya Dayu penuh selidik.
Bukannya menjawab, Fan Jianying hanya terkekeh melihat wajah lucu pelayan pribadinya tersebut, membuat Dayu tanpa sadar mulai mengerucutkan bibirnya.
“ Aku tahu jika kamu cukup cerdas. Untuk itu, aku akan memberikan misi penting untukmu…”, bisik Fan Jianying sambil tersenyum.
Mendengar nona mudanya ingin dia melakukan tugas penting, Dayu tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak cemas.
“ Apa tuan muda ketiga melakukan hal buruk lagi terhadap nona ?...”, tanya Dayu penuh kebencian.
“ Tidak…tidak…ini tidak ada kaitannya dengan suamiku…”, ucap Fan Jianying sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali.
“ Aku ingin, besok pagi kamu pergi ke kediaman tabib Shilin untuk mengambil obat. Rahasiakan semua ini dari siapapun, termasuk Gaeng…”, bisik Fan Jianying penuh peringatan.
Mendengar ucapan nona mudanya yang sangat pelan, Dayupun hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai tanda mengerti dan kembali melanjutkan tugasnya.
Sementara itu, Fan Jianying sangat menikmati ritual mandinya sore ini. Setelah meminum obat dan berendam ramuan dari tabib Shilin, Fan Jianying dapat merasakan jika rasa sakit akibat ledakan kekuatannya tadi perlahan mulai menghilang.
Dan sekarang tubuhnya terasa lebih segar dan lebih bersemangat. Sayang, satu kakinya tidak bisa masuk kedalam bak mandi karena dilarang untuk menyentuh air hingga dan hanya bisa dia letakkan diatas bak mandi beralaskan kain tebal agar kakinya itu tetap dalam kondisi kering.
Sementara itu, Bai Cheung yang mendapatkan laporan jika tabib Shilin meminta berbicara empat mata di kamar mereka membuat laki -laki tersebut tak bisa lagi menyembunyikan kebenciannya.
" Akhirnya\, perlahan p*****r itu menunjukkan wajahnya....", batin Bai Cheung sinis.
Karena dendam yang sangat dalam pada kehidupannya dimasa lalu bersama Fan Jianying, Bai Cheung sama sekali tidak bisa berpikir positif terhadap sang istri.
Dikepalanya hanya ada balas dendam dan pikiran negatif untuk Fan Jianying dan niat yang cukup kuat untuk menghancurkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
azka aldric Pratama
blm Bucin sih Lo😏😏😏
2022-09-11
2