Fan Jianying masih saja terus memandangi para pelayannya yang masih menikmati kue kering tersebut sedikit demi sedikit dengan wajah berseri - seri.
Mereka memperlakukan kue kering tersebut secara istimewa, seolah kudapan tersebut adalah benda yang sangat berharga hingga sayang jika harus dihabiskan dengan cepat.
Sedangkan dirinya, saat ini masih terduduk ditempatnya sambil menahan rasa lapar yang melanda. Tiba – tiba keingginananya untuk dapat menikmati ice milk tea boba semakin kuat dan tak tertahankan lagi.
" Aku bisa gila jika begini terus...aku harus membuatnya sendiri jika disini tidak ada....", batin Fan Jianying penuh tekad.
Fan Jianyingpun segera beranjak dari tempat duduknya, membuat Dayu dan semuanya terkejut karena nonanya tiba – tiba saja beranjak dari kursinya.
“ Ada apa madam ?…”, ucap Gaeng sambil berlutut.
“ Maaf, jika kami terlalu berisik dan menganggu anda…”, ucap yang lainnya dan serempak berlutut dihadapannya.
Fan Jianying hanya bisa memutar bola matanya malas melihat seluruh pelayannya berlutut dihadapannya hanya karena dirinya bangkit dari tempat duduknya dengan tergesa- gesa.
“ Bangunlah dan ikut aku…”, Fan Jianying memerintahkan para pelayannya untuk berdiri dan mengikutinya.
Fan Jianying sama sekali tak senang dengan kebiasaan orang jaman kuno yang sedikit – sedikit berlutut. Apalagi orang yang berlutut itu usianya rata - rata lebih tua darinya,membuat dirinya merasa tidak nyaman.
Setelah mengikuti petunjuk yang disebutkan oleh Gaeng, Fan Jianyingpun tiba di bagian belakang kediaman tuan muda ketiga Bai.
Fan Jianying mengamati ruangan yang tidak terlalu besar yang ada dihadapannya. Sebuah ruangan dengan sebuah tungku dan meja panjang serta rak yang berisi bahan makanan disana.
Selain kecil, dapur tersebut juga tidak menyediakan bahan makanan yang lengkap.Karena dapur yang besar dan lengkap berada dikediaman utama.
Dimana dapur tersebut melayani konsumsi semua orang yang tinggal di lingkungan kediaman keluarga Bai. Sedangkan dapur yang ada dihadapannya saat ini hanya digunakan pada waktu - waktu tertentu saja.
“ Apa disini ada es batu ?...”, tanya Fan Jianying setelah masuk kedalam dapur.
“ Es batu ?...”, semua orang menatap Fan Jianyinng dengan tatapan aneh.
Mendapatkan tatapan aneh, Fan Jianying pun merasa jika semua orang disini tidak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkannya, oleh karena itu diapun mulai merubah pertanyaannya dengan yang lebih umum.
“ Maksudku sesuatu yang bisa mendinginkan minuman…”, ucap Fan JIanying sambil mengaruk tekuknya yang tidak gatal.
“ Oh bola dingin…”, ucap mereka serempak.
Merekapun saling bertatapan sambil tersenyum waktu mengetahui jika madam ketiga ternyata menginginkan bola dingin dalam minumannya.
“ Ada madam, sebentar...akan segera saya ambilkan…”, ucap salah satu pelayan yang langsung pergi meninggalkan dapur.
“ Bola dingin ?...”, sekarang Fan Jianying yang dibuat binggung dengan istilah itu.
“ Sudahlah…mungkin pengucapan saja yang berbeda…”, batin Fan Jianying santai.
Dia pun mulai menyuruh para pelayan menyiapkan bahan – bahan yang dibutuhkannya untuk membuat ice milk tea boba yang membuat air liurnya hampir keluar saat membayangkan kesegarannya.
“ Kalian perhatikan baik – baik ya…jadi jika nanti aku minta, kalian bisa membuatkan untukku…”, ucap Fan Jianying memulai aksinya.
Mata semua orang tak henti – hentinya memandang takjub dengan apa yang dilakukan oleh madam ketiganya itu.
Saat ini mereka merasa bahwa Fan Jianying sangatlah dermawan. Bukan hanya membagikan resep rahasianya, dia bahkan memberitahu cara pembuatannya juga.
Membuat semua pelayan dipenuhi rasa bersyukur mendapat karena telah mendapatkan kesempatan untuk melayani madam ketiga keluarga Bai tersebut.
Dayu menatap nona keduanya dengan sedikit heran. Meski nona mudanya ini hobi memasak, tapi dia sama sekali tak menyangka jika majikannya itu memiliki resep minuman sehebat ini, selain keahliannya membuat sencha.
Semua gerakan yang dilakukan oleh Fan Jianying diamati dengan cermat oleh semua orang hingga ice milk tea bobapun jadi.
Setelah boba jadi, Fan Jianyingpun segera memasukkan boba tersebut kedalam gelas dan menuangkan teh yang telah disedunya kemudian memasukkan susu segar.
Langkah terakhir dia memberi es batu dan mulai mengaduk isi dalam gelas. Embun yang muncul diluar gelas membuat semua orang menelan ludah mereka secara bersama - sama, karena merasa tiba – tiba tenggorokan mereka terasa kering.
“ Ahhh…segarnya….”, ucap Fan Jianying dengan mata berbinar.
Semua orang melihat Fan Jianying minum ice milk tea boba dan begitu menikmatinya membuat air liur semua orang hampir menetes dibuatnya.
Karena boba dan milk tea yang dibuatnya cukup banyak, diapun membagi minuman segar tersebut dengan para pelayannya. Agar mereka juga bisa menikmati kesegaran minuman yang telah dibuatnya itu.
“ Terimakasih madam…kami berjanji akan merahasiakan resep yang madam berikan hari ini…”, ucap mereka bersama serempak sambil berlutut.
“ Bangunlah…dan kalian nikmati minuman ini selagi dingin…”, ucap Fan Jianying ramah.
Semuanya pun segera berdiri dan mulai duduk di teras dapur sambil menikmati minuman yang telah dibuat oleh madam ketiganya itu dengan wajah berseri.
“ Bagaimana rasanya ?...”, tanya Fan Jianying penasaran.
“ Sangat enak dan segar madam…”, ucap mereka serempak dengan kedua bola mata berbinar.
“ Tangan madam sungguh ajaib karena bisa menciptakan minunam yang enak dan menyegarkan seperti ini dengan bahan yang sangat sederhana…”, ucap Gaeng penuh pujian.
Dalam hati, mereka akan menyimpan rapat – rapat resep rahasia minuman enak dan menyegarkan ini kedalam kantongnya masing – masing, seperti barang berharga yang harus mereka jaga dan lindungi.
Fan Jianying yang masih belum mengerti kenapa semua orang merasa sangat bersyukur atas resep yang dibagikannya berusaha tidak terlalu memikirkannya.
“ Tidak baik terlalu penasaran dengan hal – hal yang tidak seharusnya aku ketahui…”, itulah reminder yang selalu diucapkan oleh Fan Jianying agar dia bisa menjalani kehidupannya didunia asing ini dengan aman.
Mungkin jika Fan Jianying tahu jika resep sederhana yang baru saja dibagikan tersebut sangatlah berharga, mungkin dia akan membuat sebuah buku dan menjualnya dengan harga yang sangat mahal.
Karena didunia modern, resep – resep tersebut dapat dengan mudah ditemukan oleh semua orang dalam mesin pencarian.
Jika mereka tahu jika resep tersebut sangatlah tak berarti, mungkin mereka akan muntah darah karena menyimpan sesuatu yang remeh seperti barang berharga.
Bahagia itu sederhana, melihat semua orang sangat bahagia hanya dengan minuman sederhana ini membuat hati Fan Jianying menghangat.
Melihat bahan minuman masih banyak diatas meja, maka Fan Jianying berinisiatif untuk mengirmkan sebagian dari mereka untuk diberikan kepada ibu mertuanya Lien Hua dan matriark Bai di siang hari yang cukup panas ini.
“ Gaeng…siapkan dua minuman dan temani aku untuk mengantarnya sendiri ke kediaman ibu mertua….”, perintah Fan Jianying dan bergegas kembali kedalam kamar.
Dia ingin mengganti pakaiannya yang terkena tepung pada saat membuat boba tadi dengan pakaian baru yang lebih rapi tanpa noda.
Meski dia belum sepenuhnya mengetahui karakter dari Lien Hua, namun dari apa yang telah tergambarkan dalam novel sepertinya dia cukup baik.
Hanya saja kondisi kesehatannya yang buruk menyebabkan wanita paruh baya itu jarang berinteraksi dengan menantunya.
Sedangkan minuman untuk matriark Bai, Fan Jiaying meminta tolong pelayan senior Gaeng untuk mengantarkannya kepada nenek suaminya itu selama dirinya berganti pakaian.
Sebenarnya Fan Jianying enggan menuju kediaman matriark Bai karena masih ada Bai Cheung disana. Sejak dipanggil pagi tadi, hingga kini suaminya masih belum keluar dari kediaman utama itu.
Ditambah lagi dirinya masih harus mengatur strategi agar dapat melunakkan hati mertuanya dan membuatnya berpihak kepadanya.
“ Aku akan lakukan apapun untuk bisa bertahan hidup dikediaman ini…”, Fan Jianying bertekad untuk tidak hidup sengsara seperti kehidupan tokoh utama dalam novel tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Kartika Lina
semangat
2023-11-08
0