Pelayan senior Gaeng masih tak percaya dengan tindakan yang telah dilakukan oleh tuan muda ketiganya itu. Bahkan dia juga sudah tak bisa memahami jalan pemikiran putra ketiga keluarga Bai tersebut.
Pada awalnya dia tidak menghiraukan segala rumor yang beredar selama ini yang mengatakan jika tuan muda ketiga keluarga Bai tersebut tidak senang dengan pernikahannya.
Namun sekarang, setelah melihat dengan jelas bagaimana reaksi tuan muda ketiganya itu, Gaeng mulai berpikir jika rumor yang beredar tersebut benar adanya.
Namun sekarang permasalahannya berbeda dari sebelumnya,karena keduanya telah menyelesaikan pernikahan mereka, maka mereka harus menghabiskan sisa hidup mereka bersama.
Tuan muda ketiga tidak bisa begitu saja merendahkan madam ketiga karena Fan Jianying adalah putri sah dari keluarga Fan.
Menghina Fan Jianying berarti secara tak langsung juga menghina keluarga Fan dimana hal itu akan berdampak sangat buruk.
Mengingat keluarga Fan cukup dekat dengan keluarga kekaisaran yang nantinya dikhawatirkan dapat menjadi permasalahan yang serius bagi keluarga Bai kedepannya.
Bai Cheung yang bergerak secara implusif tadi tidak berpikir jika tindakannya bisa dilaporkan oleh pelayan senior kediaman utama tersebut kepada ibunya.
Saat hanya tinggal berdua didalam kamar, Bai Cheung yang sudah menahan amarah yang ada dalam dirinya sejak tadi mulai berjalan mendekat kearah Fan Jianying yang masih duduk manis di depan meja sambil memakan camilan yang disajikan.
“ Aku terlalu meremehkanmu. Sepertinya kamu sudah mempersiapkan segalanya. Tapi bagaimana kamu bisa memalsukan sesuatu yang sakral seperti itu ? dasar wanita menjijikkan…”, ucap Bai Cheung mencemoh.
Mendapatkan ucapan pedas dari suaminya, Fan Jianying yang sudah menyiapkan mental sejak semalam terus saja mengunyah camilan yang ada ditangannya hingga habis sambil tersenyum manis.
“ Bukankah pagi ini kamu bangun dikamar pengantin kita sayang…bagaimana aku bisa memalsukan semuanya…”, ucap Fan Jianying dengan gaya santai namun masih tetap mempertahankan senyum manis diwajahnya.
Tentu saja ucapan santai Fan Jianying tersebut semakin menyulut kobaran api yang ada dalam hati Bai Cheung, membuat kobaran tersebut menyala semakin besar.
“ Apa yang kamu bicarakan ?…”, ucap Bai Cheung sambil tertawa penuh amarah.
“ Apa kamu tidak takut dengan reaksi Heng Yuan jika dia mendengar kabar tersebut…”, ucap Bai Cheung memancing reaksi Fan Jianying.
Fan Jianying terdiam sejenak mendengar ucapan suaminya, berusaha mencari – cari informasi mengenai nama yang baru saja disebutkan oleh lelaki itu.
Namun sekeras apapun dia mengingat, nama tersebut masih saja terasa asing ditelinganya. Tidak ingin memikirkan hal tersebut terlalu dalam, Fan Jianyingpun segera bangkit dari duduknya.
“ Suamiku, hari sudah bertambah terik. Kita harus segera memberi penghormatan kepada para tetua…”, ucap Fan Jianying sambil merapikan pakaiannya yang terkena remah – remah camilan yang baru saja dimakannya.
Bai cheung tidak bisa mengalihkan pandangan matanya yang masih menatap intens wanita yang ada dihadapannya itu.
Dia sedikit terkejut waktu melihat ekspresi tenang Fan Jianying saat dirinya menyebutkan nama kekasih masa kecil wanita itu.
Melihat ketenangan yang ada didiri Fan Jianying, Bai Cheung menaruh kecurigaan jika wanita yang ada dihadapannya itu telah mengalami masalah dikepalanya.
" Apa kepalanya habis terbentur ?...kenapa sikapnya berubah seperti ini ?....", batin Bai Cheung gelisah
Karena jika itu Fan Jianying yang dulu, maka dia akan terkejut dan langsung ketakutan tanpa sebab. Selanjutnya dia akan memohon kepadanya agar tidak mengungkit masalah itu dan memberitahukan kepada orang lain.
Dan pada saat Fan Jinaying memohon bahkan menyembah kakinya maka Bai Cheung akan menggunakan kesempatan tersebut untuk menindasnya.
Tidak jarang Bai Cheung menggunakan nama itu untuk mengancam dan merendahkan gadis itu. Suatu hiburan yang lelaki tersebut pikir juga akan dia dapatkan sekarang.
Bahkan Bai Cheung sudah menyusun rencana untuk menyiksa Fan Jianying sebagai bentuk pelampiasan kekecewaan serta amarahnya dimasa lalu yang ingin dia lampiaskan pada kesempatan hidup keduanya ini.
Tapi melihat Fan Jianying sama sekali tak berekspresi dan terkesan acuh terhadap nama yang disebutkannya membuat dahi Bai Cheung berkerut sangat dalam.
Sebenarnya nama Heng Yuan sudah muncul diawal novel, namun Heng Yuan bukanlah nama sebenarnya. Itu namanya setelah diangkat anak oleh keluarga Heng, nama aslinya Bong Liam.
Jika tadi Bai Cheung menyebutkan nama Bong Liam, mungkin Fan Jianying akan langsung paham. Karena nama Heng Yuan baru muncul dipertengahan episode yang tidak sempat dia baca sebelumnya.
Saat Bai Cheung dan Fan Jianying sibuk dengan pemikiran mereka masing – masing, pintu kamar diketuk dan dari luar terdengar suara pelayan senior Gaeng memanggil keduanya.
“ Tuan muda ketiga, madam ketiga, hari sudah terik…waktunya memberi salam pada tetua…”, ucap Gaeng mengingatkan.
Kedua pasangan pengantin baru tersebut keluar dari kamar berbarengan. Bai Cheung memimpin langkah dengan ekspresi sangat dingin, membuat para pelayan seketiga menundukkan kepalanya karena takut begitu laki - laki itu lewat dihadapan mereka.
Sedangkan Fan Jianying berjalan dibelakangnya bersama Dayu dan pelayan senior Gaeng disamping kanan dan kirinya, serta empat orang pelayan lagi yang berjalan dibelakang mereka.
Fasn Jianying yang masih sibuk dengan pemikirannya tidak memperhatikan jalan hingga kakinya terpelesat saat menginjak jalan setapak yang penuh dengan bebatuan hitam ditaman yang menghubungkan kediamannya dengan rumah utama.
Untuk Dayu dengan cekatan menangkapnya hingga dirinya tidak sampai terjatuh ketanah yang tentuanya akan sangat memalukan.
Mendengar keributan kecil yang ada dibelakang tubuhnya, Bai Cheung melepaskan tatapan dingin yang menusuk, membuat semua orang tanpa sadar bergidik ngeri.
“ Sebaiknya kau awasi dia dan jangan buat kekacauannya !!!...”, Bai Cheung berbicara dengan pelayan senior Gaeng lewat tatapan matanya yang penuh dengan peringatan.
Meski struktur keluarga Bai sangat sederhana dan simple, tapi sebagai keluarga aristocrat, matriark Bai tetap memiliki posisi tertinggi.
Seteal matriark Bai, dibawahnya ada Bai Hongli dan selanjutnya ketiga anaknya, Bai Axiang, Bai Wang dan yang terakhir Bai Cheung.
Didalam pohon keluarga Bai tidak ada selir ataupun anak haram disekitar keluarga mereka. Hal itulah yang membedakan mereka dari keluarga para bangsawan lainnya sehingga nama baik dan nama besar mereka tetap terjaga.
Kontribusi keluarga Bai sebagai keluarga militer yang mendukung kekaisaran membuat kedudukan mereka cukup diperhitungkan dan disegani banyak orang.
Apalagi sekarang keturuan mereka Bai Cheung menikah dengan nona kedua keluarga Fan yang merupakan anak sah dari Fan Shaosheng yang merupakan orang kepercayaan keluarga kekaisaran membuat nama keluarga Bai seketika melambung tinggi.
Semua orang telah menunggu di aula utama kediaman Bai untuk melihat kedua pengantin baru memberi hormat pada para tetua keluarga Bai.
Ketika sepasang pengantin tersebut sudah terlihat dibalik pintu aula, pelayan senior Yu yang merupakan salah satu pelayan yang sangat dihormati dan dipercaya oleh matriark Bai berjalan mendekat kearah pintu untuk menyambut keduanya.
“ Pelayan tua ini memberi hormat kepada tuan muda ketiga dan madam ketiga…”, ucapnya sambil membungkuk hormat.
Melihat adegan tersebut, Fan Jianying yang merupakan orang modern dan tak terbiasa dengan penghormatan seperti itupun segera maju dan membantu pelayan senior tersebut untuk bangkit.
“ Bagaimana bisa kita membiarkan pelayan senior Yu memberikan kami penghormatan seperti ini…”, ucap Fan Jianying lembut.
Dalam informasi yang didapatkan dalam novel, selain memiliki kepribadian yang baik dan bisa diajak berteman, pelayan senior Yu ini merupakan pengelola rumah tangga dan pemegang wewenang sebenarnya dalam keluarga Bai.
Untuk itulah Fan Jianying berusaha untuk memberi kesan sebaik mungkin dengannya agar bisa dia manfaatkan dikemudian hari demi kelangsungan hidupnya didalam keluarga Bai.
Melihat sikap Fan Jianying yang berusaha untuk memenangkan hati pelayan senior Yu membuat Bai Cheung semakin yakin jika dirinya tak bisa meremehkan wanita itu begitu saja.
“ Tak kusangka dia semakin licik saja…”, batin Bai Cheung geram.
Diapun segera melangkah memasuki aula utama keluarga Bai dan mengacuhkan Fan Jianying yang tertinggal dibelakangnya.
Pelayan senior Yu mengkerutkan keningnya cukup dalam melihat tindakkan tuan muda ketiganya itu. Sedangkan Gaeng dan Dayu hanya bisa mengambil nafas sangat dalam melihat betapa kejamnya Bai Cheung memperlakukan Fan Jianying.
Tidak ingin melihat madam ketiganya sedih, pelayan senior Yu sambil tersenyum segera meraih tangan Fan Jianying dan secara pribadi dia membawanya masuk kedalam aula untuk menemui para tetua yang sudah berkumpul dalam ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Satrio Rara
aku tunggu kata maafmu baicheung,,
2022-12-16
0