Setelah menyiapkan keperluan mandi, Gaeng melihat Fan Jianying melamun dengan tatapan kosong membuat rasa khawatir seketika kembali melanda hatinya.
Namun dia juga tidak bisa bertanya setelah tadi Fan Jianying sengaja mengubah topik pembicaraan mereka sehingga membuat Gaeng merasa tak pantas untuk terus mengejarnya dengan berbagai pertanyaan yang masih menganjal hatinya.
“ Madam ketiga, anda jangan lupa....anda masih memiliki pelayan ini dan beberapa orang gadis yang akan siap melayani anda kapan saja…”, ucap Gaeng berusaha menghibur.
Dari perkataannya, Gaeng ingin menegaskan bahwa Fan Jianying tak sendirian. Masih ada dirinya dan beberapa pelayan yang siap melayaninya dan mendengarkan ceritanya agar tidak kesepian.
Tanpa sadar Fan Jianying menganggukan kepalanya mendengar ucapan Gaeng. Hal itu tentu saja membuat pelayan senior tersebut bertambah cemas.
Sementara itu, Dayu yang membantu Fan Jianying mandi langsung membulatkan kedua matanya dengan sempurna waktu melihat memar yang ada dileher nonanya yang indah.
“ Ini seperti bekas cekikan…bagaimana nona bisa mendapatkan memar itu ?...”, batin Dayu cemas.
Tidak ingin nona nya cemas, Dayupun pura – pura tidak tahu dengan luka memar yang ada di leher dan pergelangan tangan majikannya itu.
Dalam hati dia akan melaporkan semuanya kepada Tuan senior Fan yang merupakan ayah dari Fan Jianying tanpa sepengetahuan nona keduanya karena hal ini sangat tidak wajar.
Belum lagi kamar pengantin yang seharusnya terisi kebahagiaan malah terlihat sangat suram dengan berbagai macam benda yang berserakan disana.
Dayu sangat yakin jika tuan muda ketiga Bai telah melakukan tindak kekerasan kepada nona nya. Untuk itu dia akan melaporkan semuanya kepada tuan senior Fan tanpa ada satupun yang ditutupi, semua demi keamanan nona keduanya.
Setelah mandi dan berendam dengan air panas, tubuh Fan Jianying terasa lebih rileks sekarang. Bahkan ketakutan yang diberikan oleh Bai Cheung perlahan sudah mulai menghilang.
Setelah memakai gaun tidur berwarna merah muda yang sangat tipis, Fan Jianying meminum secangkir teh hangat yang sudah disipkan oleh Gaeng selama dia mandi.
Bau teh melatih yang harum cukup membuatnya rileks. Fan Jianyingpun menyesap teh tersebut secara berlahan.
Kebiasaannya minum teh seperti didapatkannya karena sering menonton drakor dan film cina. Bahkan dalam kehidupan modernnya dia bisa meracik teh seperti para putri kerajaan dan juga tidak sulit untuknya berlaku seperti Fan Jianying asli.
Hingga membuat semua orang tak curiga dengannya. Meski dia tak berharap suaminya akan kembali setelah insiden mengerikan tadi.
Namun ini adalah malam pengantin, jika suaminya tak kembali apa yang nantinya akan dikatakan semua orang tentang dirinya dan bagaimana dia akan menjawab pertanyaan dari para tetua keluarga Bai besok pagi.
" Hal ini tentunya tidak baik....", batin Fan Jianying mulai cemas.
Jika dikehidupannya, malam pengantin suami tidak masuk kedalam kamar bukanlah hal yang wajib karena biasanya kedua pengantin akan menjamu teman - teman mereka yang datang untuk minum dan merayakan kebahagian ini.
Namun di era kuno seperti ini, hal tersebut tentunya akan menjadi bahan gunjingan dan aib bagi mempelai wanita beserta keluarganya.
Fan JIanying terus menyeruput tehnya sambil berpikir keras untuk bisa keluar dari permasalahan ini. Lamunan Fan Jianying buyar ketika ada suara ketukan di pintu.
Tak lama kemudian ada pelayan wanita masuk dengan sikap hormat dan menghadapnya untuk menyampaikan pesan dari Bai Cheung.
“ Madam muda ketiga, tuan muda ketiga terlalu banyak minum karena menerima penghormatan dari para pangeran dan teman dekatnya. Tuan muda ketiga takut jika nantinya bau alkohol yang melekat pada tubuhnya dapat menganggu anda, jadi beliau meminta anda untuk istirahat lebaih awal…”, pelayan tersebut menyampaikan semua pesan yang berikan oleh Bai Cheung dengan sopan.
Setelah menyampaikan pesannya, pelayan tersebut segera undur diri sambil memberikan penghormatan dan berjalan mundur hingga sampai dipintu.
Saat melayan tersebut mengangkat kepalanya dan hendak berjalan menjauh dari kamar pemgantin, keningnya sedikit berkerut cukup dalam melihat Fan Jianying yang masih terlihat santai menyeruput teh hijau yang ada ditangannya tanpa terganggu dengan kabar berita tersebut.
“ Bukankah seharusnya madam ketiga sedih dan marah mendengar kabar itu…”, batin pelayan tersebut merasa aneh dengan sikap tak normal Fan Jianying saat ini.
Sementara itu, raut wajah penuh ketegangan cukup terlihat diwajah Gaeng dan Dayu yang sangat terkejut mendengar kabar yang baru saja mereka terima.
“ Tuan muda ketiga tidak masuk kamar pengantin ? !!!...”, Gaeng dan Dayu mulai kacau pikirannya.
Tanpa semua orang sadari, Dayu mencengkeram erat samping gaunnya dengan kuat mendengar penghinaan terhadap nona keduanya malam ini.
Tidak tidur bersama pada malam pengantin, tentunya akan menghilangkan muka nona keduanya dihadapan keluarga Bai besok pagi.
“ Aku tidak menerima penghinaan ini !!!...”, batin Dayu geram.
Gaeng merasa cukup aneh melihat Fan Jianying masih terlihat santai mendapatkan penghinaan tersebut. Sikap tenang Fan Jianying membuat pelayan senior itupun akhirnya bersuara.
“ Madam ketiga, apa anda ingin saya pergi untuk menjemput tuan muda ketiga ? saya masih tidak tahu kenapa tuan muda ketiga menolak untuk masuk kekamar pengantin malam ini. Tidak ada dendam antara keluarga Bai dan keluarga Fan. Madam ketigapun tidak pernah menyinggung siapapun didalam keluarga Bai ini. Bahkan kalian berdua belum pernah bertemu sebelumnya hingga acara pernikahan ini dilangsungkan. Bagaiamana bisa tuan
muda ketiga membenci anda seperti ini ?...”, Gaeng terus saja berceloteh panjang kali lebar sambil bersimpuh diahadapan Fan Jianying.
Dia terus bersimpuh sambil memohon agar diijinkan untuk menjemput tuan muda ketiga keluarga Bai tersebut sehingga muka nona kedua keluarga Fan bisa terjaga.
“ Bangunlah Gaeng…”, titahnya sambil membantu pelayan senior tersebut untuk bangun.
“ Apa kalian tidak mengantuk ? tidurlah…aku yakin, suamiku akan datang sendiri kekamar nanti tanpa perlu dipanggil…”, ucap Fan Jianyig lembut.
Dalam kehidupannya dahulu, dia sudah terbiasa menekan rasa sedihan, kecewa, marah, dan kebahagiaan agarterlihat kuat dan tegar.
Dia hanya akan mengeluarkan semua emosinya itu pada saat yang memang dibutuhkan. Pengelolaan emosi yang sudah dilakukannya sedari kecil membuatnya sangat terlatih.
Itu juga yang dilakukannya malam ini. Meski hatinya sangat kecewa dan marah karena Bai Cheung menginjak harga diri Fan Jianying dan keluarga besarnya.
Namun dia harus berusaha untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi serta berusaha untuk bertindak sebijak mungkin, seperti seorang nona dalam keluarga bangsawan sebenarnya.
Dia sangat tahu jelas jika Bai Cheung melakukan hal ini dengan sengaja untuk mempermalukannya. Maka dari itu, dia tidak akan menyuruh seseorang untuk menjemputnya.
“ Lagipula, dimana ada pengantin perempuan memohon agar suaminya masuk kedalam kamar pengantin ? itu sangat mengelikan…”, batin Fan Jianying sinis.
Dari sini Fan Jianying mulai bisa mencerna semuanya. Diapun akan mengikuti semua alur yang terjadi meski hal itu sedikit melenceng dari apa yang ada dalam novel.
Karena dia sudah terjebak disini maka mau tidak mau dia akan memerankan tokoh Fan Jianying dengan sebaik mungkin dan membuat hidupnya bahagia.
Dia akan melihat esok hari bagaimana sikap keluarga besar Bai pada dirinya. Berbekal informasi mengenai satu persatu karakter masing – masing orang, Fan Jianying sangat yakin jika dirinya bisa menakhlukkan mereka semuanya.
“ Madam ketiga…”, Gaeng yang keras kepala masih menolak untuk pergi tidur karena terlalu menghawatirkan Fan Jianying.
“ Gaeng…Dayu…kalian segera pergi mandi dan tidur. Esok hari masih banyak hal yang akan kalian kerjakan. Jadi malam ini aku ingin kalian berdua dapat tidur dengan nyenyak. Sikap kalian yang seperti ini juga tidak akan merubah apapun…”, ucap Fan Jianying sambil menyuruh kedua pelayannya untuk keluar dari dalam kamarnya.
Setelah semua orang keluar, Fan Jianying dengan tenang memikirkan semua hal yang akan dilakukannya esok hari.
Karena sekarang jiwanya sudah menyatu dalam raga Fan Jianying, maka dirinyapun harus berperan menjadi gadis itu dan menyelamatkan muka keluarga Fan dari rasa malu yang sengaja dibuat oleh Bai Cheung untuk dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Maria Hedwig Roning
thnks thor
2024-02-17
0
yuristian
good job girl 😉
2023-03-01
0