Saat Fan Jianying sedang sibuk dengan pemikirannya, Bai Cheung memerintahkan pelayan senior dan beberapa pelayan lainnya untuk keluar ruangan, termasuk Dayu.
Sambil bergulat dengan pikirannya, Fan Jianying mengangkat kepalanya dan melihat laki – laki yang sudah menjadi suaminya itu dengan cermat.
Mukanya seperti batu giok dengan pahatan yang sempurna. Kedua alis tebal membingkai sempurna kedua matanya yang hitam seakan mampu menghisap siapa saja yang melihatnya dan bibir merah yang tebal, membuat penampilannya sempurna.
“ Tapi, kenapa tatapannya begitu dingin dan seakan mengejek ?...”, batin Fan Jianying dengan kening dikerutkan cukup dalam.
Jika mengacu pada jalannya novel yang sempat dia baca, meski Bai Cheung tidak mencintainya, namun lelaki itu tetap menjalankan ritual pernikahan dengan lengkap serta memperlakukan Fan Jianying dengan lembut dan hangat agar tidak mencoreng nama baik keluarganya.
“ Tapi ini apa…”, batin Fan Jianying semakin binggung.
Melihat raut kebingungan yang tercetak jelas di wajah Fan Jianying, Bai Cheung melangkah maju mendekati ranjang dan sedikit membungkuk.
Tatapan matanya seperti danau beku tanpa sedikitpun kegembiraan dan kebahagiaan disana dengan kedalam yang tak bisa diukur.
Dia menatap tajam wanita yang sudah menjadi istrinya tersebut lekat –lekat, seolah tahu jika Fan Jianying sedang berusaha mencari sesuatu dibalik tatapannya.
Fan Jianying yang selama ini tidak pernah terlalu dekat dengan yang namanya lelaki tentu saja sangat gugup ditatap seperti itu oleh lelaki tampan yang menyandang status sebagai suaminya itu.
Setelah melihat kepanikan diwajah istri yang baru saja sah dinikahinya itu, ujung bibir Bai Cheung tiba – tiba terangkat.
Menampakkan senyuman yang bisa membuat perut seseorang langsung mulas dibuatnya karena terlalu gugup dan takut.
“ Dia jelas seorang laki – laki tampan yang menakjubkan, tapi kenapa saat tersenyum seperti itu dia sangat mirip dengan dewa kematian…”, batin Fan Jianying ngeri.
Bahkan amarah sang bosnya di kehidupan sebelumnya kalah seram jika dibandingkan dengan suaminya yang sekarang seakan ingin memakannya hidup – hidup.
Sambil tersenyum iblis, Bai Cheung menumpahkan secangkir anggur yang sedari tadi dipegangnya kelantai hingga meninggalkan noda di karpet Persia berwarna putih tulang tersebut.
Tanpa menunggu reaksi Fan Jianying, Bai Cheung segera mengambil anggur diatas meja dan melemparnya secara asal, tanpa sengaja membasahi gaun pengantin yang dipakai oleh Fan Jianying.
Detik berikutnya, pergelangan tangan Fan Jianying dipegangnya dengan erat hingga berwarna merah keungguan. Sambil menunduk Bai Cheung pun beribisik di telingan Fan Jianying
“ Kurasa kamu tahu apa yang membuatku melakukan hal ini…istri tercintaku…”, ucap Bai Cheung dengan nada dingin.
“ Apa ini ?...apa sebenarnya yang sedang terjadi ? kenapa dialaog ini sama sekali tak ada dalam novel ?...”, batin Fan Jianying semakin binggung.
Belum juga keterkejatannya hilang, Bai Cheung kembali berbuat hal yang seketika membuat Fan Jianying syok dibuatnya.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Bai Cheung melepas paksa penutup kepala Fan Jianying hingga beberapa helai rambut hitamnya tercabut secara paksa, meninggalkan rasa sakit yang teramat sangat.
“ Kamu tidak pantas memakai ini semua !!!...”, Bai Cheung berkata dengan suara rendah penuh amarah.
Dengan kasar dia mulai mencabut kalung dan gelang serta anting yang melekat di tubuh Fan Jianying hingga daun telingganya berdarah.
“ Sudah cukup !!!...”, batin Fan Jianying mulai marah.
Diapun berusaha untuk melawan waktu Bai Cheung hendak melepaskan pakaian yang dikenakannya dengan paksa.
Meski dia tahu jika malam ini mereka harus melakukan penyatuan, tapi Fan Jianying tidak mau melakukannya sekarang.
Dengan orang yang belum dicintainya dan dengan cara kasar seperti ini. Tindakan Bai Cheung tanpa sadar telah melukai harga diri Fan Jianying secara pribadi dan Aurela yang menmpati jiwa gadis ini.
Melihat Fan Jianying melawannya, mata Bai Cheung mulai memerah terbawa emosi. Dengan kasar dia mencekik leher Fan Jianying hingga wanita itu kesulitan bernafas.
Dengan seluruh tenaganya, Fan Jianying berusaha untuk melepaskan cengkeraman kedua tangan Bai Cheung dari lehernya.
Fan Jianying dapat merasakan aura membunuh yang sangat kuat menguar dari tubuh Bai Cheung dengan tatapan mata penuh kebencian.
Wajah cantik Fan Jianying sudah membiru karena kehabisan nafas. Hanya tinggal sedikit lagi Bai Cheung bisa menyingkirkan wanita jahat yang telah resmi menjadi istrinya itu untuk selama – lamanya.
Namun tiba – tiba bayangan wajah neneknya serta dua kakaknya yang menaruh harapan besar kepadanya terlintas dikepalanya.
Bai Cheung tidak bisa melihat harapan mereka kepadanya pupus dan menghancurkan nama baik keluarga Bai jika sampai Fan Jianying terbunuh saat ini.
Dengan sedih, perlahan dia mulai melepaskan cengkeraman tangannya dileher Fan Jianying yang langsung jatuh ketanah dengan tubuh lemas dengan nafas tersenggal – senggal.
“ Aku akan biarkan p*****r ini hidup untuk saat ini…”, batin Bai Cheung penuh amarah.
Sambil terduduk dilantai, Fan Jianying menyentuh memar yang tertinggal di lehernya dengan wajah sangat pucat.
Diapun menghirup udara yang ada sebanyak – banyaknya agar segera memenuhi tenggorokannya, hingga menyebabkannya terbatuk.
Jika dirinya terbunuh sekarang, maka dia akan menjadi transmigrator paling tragis yang pernah ada, karena hanya dalam hitungan jam saja dia sudah mati setelah berpindah jiwa dari kehidupannya yang lain, meski dia tidak tahu bagaimana kondisi tubuhnya disana jika jiwanya berada disini.
Sambil terbatuk – batuk, Fan Jianying yang merasa tenggorokannya sangat kering terlihat sangat sulit untuk berbicara.
Beberapa kali dia terlihat menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya dengan nafas yang masih tersenggal sambil menatap nyalang Bai Cheung.
“ Nona kedua keluarga Fan, jangan kamu kira bahwa semua orang dapat kamu bodohi !!!...”, ucap Bai Cheung mencibir.
Mendengar ucapan Bai Cheung, Fan Jianying semakin binggung dibuatnya. Bukan hanya alurnya saja yang berbeda.
Namun tokoh utama laki –laki ini memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang dengan apa yang digambarkan dalam novel.
Mereka seperti bumi dan langit. Jika dalam novel, Bai Cheung digambarkan sebagai sosok yang mulia dan bercahaya.
Dimana dia memiliki sikap yang terbuka dan santai serta tegar. Berbeda dengan lelaki yang ada dihadapannya yang seperti angin dingin yang menembus malam dimana udara dingin selalu menyelimuti siapapun yang berada didekatnya.
Bai Cheung yang masih diliputi amarah segera meninggalkan kamar pengantin sambil melemparkan lengan bajunya dengan kasar.
Dia tidak mau terlalu lama berada dalam ruangan yang seolah – olah sebentar lagi akan menghisap jiwa dan kewarasannya jika berada didalamnya dalam waktu yang cukup lama.
Setelah Bai Cheung pergi, Gaeng dan Dayu segera masuk kedalam kamar. Keduanya langsung melotot terkejut melihat Fan Jianying tergeletak di lantai dengan tatapan kosong dan rambut berantakan.
Mata kepala pelayan senior Gaeng mulai berkaca – kaca melihat semua kekacauan yang terjadi pada kamar pengantin malam ini.
“ Madam ketiga, tolong anda berdiri. Lantai dingin tidak baik bagi kesehatan anda…”, ucap Gaeng sambil membantu Fan Jianying untuk berdiri.
Sedangkan Dayu membereskan sisa – sisa kekacauan yang telah dibuat oleh tuan muda ketiga keluarga Bai tersebut.
Pelayan senior Geang diam – diam menyeka sudut matanya pada saat membantu tubuh lemas Fan Jianying dan membatunya merebahkan diri diatas ranjang.
“ Madam ketiga, apa yang terjadi pada anda ? kenapa tuan muda ketiga melukai anda seperti ini ? apa ada yang ingin anda katakan ?...”, Gaeng bertanya dengan lembut.
Mendengar suara Gaeng, lamunan Fan Jianying buyar seketika. Dia masih tidak habis pikir bagaimana kepribadian Bai Cheung sangat berbeda jauh dari apa yang ditulis dalam novel.
Tidak ingin membuat kedua pelayannya khawatir, Fan Jianying pun berusaha untuk tersenyum dan mulai melepaskan satu persatu pakaiannya yang telah robek dengan bantuan Gaeng.
“ Aku tidak apa – apa, jangan khawatir….siapkan air panas saja, aku ingin mandi…”, ucap Fan Jianying berusaha untuk tersenyum.
Mendengar perintah nonanya, kedua pelayan tersebut segera bergegas untuk menyiapkan air hangat yang akan digunakan oleh Fan Jianying mandi.
" Tidak !!!...aku tidak boleh lemah !!!...Aku harus kuat !!!...aku tidak mau mati konyol di tempat asing ini !!!...", batin Fan Jianying geram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Maria Hedwig Roning
jadi tolong jangan dibully author y klo kebanyakkan menjelaskan karna minimal tulisan 500 ato 5000 keatas baru dirilis...
2024-02-17
0
Cha Sumuk
kebanyakan penjelasan sm membatin doang .trs MC ceweknya lemah.hhhh mls Bngt BC nya
2023-11-17
1
Oi Min
ho oh......Aurel kok lemah sech
2023-11-16
0