CINTA Dan PENGKHIANATAN
Malam ini langit sangat berisik, suara gemuruh terus saja menggelegar disertai dengan cahaya terang yang seolah - olah membelah langit terus saja terlihat.
Membuat siapapun yang melihatnya akan langsung bergidik ngeri, tapi tidak dengan Aurela yang baru saja mandi dan menonton fenomena alam tersebut seakan menatap film layar lebar, cukup tenang dengan wajah datar.
“ Apa itu ?...”, guman Aurela sambil memincingkan matanya saat sepintas dari balik kilat yang memancar hebat dilangit dia melihat sesosok naga dengan mata merah menyala menatap nyalang kepadanya.
Diapun mulai mengusap kedua matanya untuk memastikan apa yang baru saja dilihatnya itu adalah fakta. Cukup lama Aurela memandang kearah langit, namun sosok naga tersebut sudah tidak terlihat lagi.
“ Ahhh...mungkin hanya hanyalanku saja…”, ucap Aurela sambil mengangkat kedua bahunya acuh.
Diapun segera berjalan menuju kedalam kamarnya untuk berganti pakaian, kemudian berjalan menuju dapur mengambil camilan yang ada di almari.
Hujan deras yang membasahi bumi disertai dengan angin kencang membuat para pengguna jalan lebih berhati – hati dalam melajukan kendaraannya.
Cuaca diluar ruangan seakan mewakili hati Aurela saat ini, cukup dingin dan hampa, tanpa siapapun yang mengisinya.
Sebagai wanita yang sukses dalam karir dan memiliki finansial yang mapan diusia muda nyatanya tak mampu menutupi rasa hampa dan kosong yang ada dalam hati Aurela saat ini.
Hidup sebagai anak yatim piatu yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya dalam kecelakaan saat usianya baru menginjak delapan tahun membuat Aurela menjadi pribadi yang mandiri dan tertutup.
Akibat kematian kedua orang tuanya yang mendadak dan usianya yang masih sangat kecil membuat perusahaan yang diwariskan kepadanya terpaksa dikelola oleh paman dan bibinya yang merupakan saudara kandung Aurela yang masih tersisa.
Paman Aurela yang suka judi dan bermain perempuan membuat perusahaan peninggalan orang tua Aurela tidak mampu dikelola dengan baik dan lambat laun mulai mengalami kemerosotan hingga akhirnya mengalami kebangkrutan.
Belum lagi sang bibi yang mempunyai hobi foya – foya dan selalu membeli barang - barang branded demi memenuhi standart hidupnya yang sangat tinggi membuat hutang sang paman semakin menggunung.
Rumah mewah peninggalan orang tua, perusahaan beserta asset lainnya terpaksa harus disita oleh pihak bank karena paman Aurela tidak mampu membayar semua pinjaman dan hutang yang melilitnya.
Tidak memiliki uang dan tempat tinggal membuat paman dan bibi Aurela terpaksa ikut temannya yang tinggal diluar negeri sebagai pembantu dan sopir.
Sedangkan Aurela yang masih bersekolah terpaksa harus menetap dan bertahan hidup dengan tabungan dan perhiasan peninggalan orang tuanya yang berhasil diamankannya sebelum rumah beserta isinya disita pihak bank.
Karena uang yang dimilikinya sangat terbatas dan dia juga masih harus bertahan untuk hidup, Aurelapun hanya bisa mengontrak rumah yang sangat kecil sebagai tempatnya berteduh.
Untuk menyambung hidupnya, Aurela kecil membantu ibu pemilik rumah kontarkan yang memiliki warung makan tidak jauh dari tempatnya tinggal sebagai tukang cuci piring, karena usianya yang masih sangat kecil sehingga tak bisa menjadikan dia sebagai pelayan disana.
Sedangkan untuk studinya, Aurela mengandalkan beasiswa dari sekolahan, mengingat dia adalah gadis yang cerdas jadi ada donatur yang membiayai pendidikannya hingga lulus kuliah.
Dan untuk membalas budi pada orang yang telah membiayai pendidikannya, Aurela pun bekerja diperusahaannya.
Aurela yang cerdas dan pekerja keras membuat perusahaan tak ragu untuk mempromosikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Bahkan karena kinerjanya yang sangat bagus, perusahaan sudah mempromosikannya sebagai kepala cabang diusianya yang baru menginjak dua puluh tiga tahun.
Karena selama ini sibuk belajar dan bekerja, Aurela seperti kehilangan masa mudanya begitu saja. Dia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya bersenang – senang seperti anak muda seusianya, bahkan untuk pacaranpun dia tidak memiliki waktu.
Seperti malam ini, Aurela selalu menghabiskan libur akhir pekannya di dalam apartemen sambil membaca novel yang telah dibelinya.
Kadang dia juga membaca novel online jika novel cetak tidak ada yang menarik baginya. Sambil memakan camilan, Aurela pun segera membongkar keranjang belanjaannya dan mulai mengeluarkan beberapa novel yang tadi dibelinya ditoko buku langganannya.
Ada beberapa novel keluaran terbaru yang cukup menarik pandangannya hingga akhirnya dia beli untuk menghabiskan liburan akhir pekan kali ini sebelum dia kembali memulai rutinitasnya kembali pada hari senin.
“ Apa ini ?...aku tidak merasa membelinya ?...”, ucap Aurela penasaran.
Diapun membolak – balikkan novel yang berjudul CINTA DAN PENGKHIANATANyang ditulis dengan aksara cina kuno yang ada ditangannya.
Aurela yang cerdas dan selalu mengupgrade dirinya saat ini sudah menguasai sepuluh bahasa asing baik itu secara aktiv maupun pasif, termasuk bahasa cina dan mandarin karena kegemarannya terhadap drama dan novel dari dua negara tersebut.
Untuk itu dia tidak kesulitan membaca novel yang sebagian besar menggunakan aksara cina kuno, yang bagi sebagian orang mungkin sulit untuk dipahami, namun tidak dengan Aurela.
Cukup lama Aurela membolak – balikkan novel yang ada ditangannya beberapa kali sambil membaca kata – kata yang tertulis dalam sampul novel itu.
Untuk memuaskan rasa penasaran yang singah dalam hatinya, Aurelapun perlahan mulai membukan novel itu dan menjelajahi isinya.
Aurela kembali dibuat terkejut saat melihat kertas yang ada dalam novel sudah berwarna kuning dan berbau apek, seperti buku yang sudah sangat lama tak tersentuh.
“ Jika dilihat dari penampakannya, ini seperti buku lama. Tapi kenapa bisa ada dikantong belanjaanku…”, guman Aurela binggung.
Karena seingat dirinya, saat membayar buku dikasir, tidak ada orang lain didepan ataupun dibelakangnya karena hari sudah malam dan toko sudah hampir tutup sehingga menyisahkan hanya dirinya waktu itu.
“ Tidak ada juga dinota..…”, ucap Aurela sambil mengkerutkan keningnya cukup dalam.
Aurela masih menatap nota yang ada ditangannya untuk menebak dari mana buku itu berasal karena tidak tertulis disana.
“ Ah, besok aku akan kembali ke toko buku itu dan coba menanyakannya, siapa tahu ini adalah buku penting yang tidak sengaja masuk kedalam kantong belanjaanku…”, ucap Aurela memutuskan.
Karena cukup penasaran dengan judul dan cover yang ada disampul depan, Aurelapun segera membuka buku tersebut sambil mengernyitkan hidungnya saat bau apek dalam buku menguar.
Sambil terbatuk – batuk diapun mulai membaca novel tersebut karena rasa penasaran yang cukup tinggi akan isinya.
Halaman demi halaman dia baca dengan cepat sambil tangannya terus saja memasukkan camilan yang ada disampingnya kedalam mulutnya.
Berbagai macam ekspresi ditunjukkan oleh Aurela waktu membaca buku yang ada ditangannya. mulai dari tersenyum, marah, ataupun mencibir para pemeran yang ada dalam novel tersebut.
Kebiasaan yang tidak bisa hilang dalam dirinya waktu membaca sebuah novel dia akan langsung berkomentar jika apa yang dibacanya itu tak sesuai dengan hatinya.
Karena terlalu asyik, tak terasa dia sudah membaca hingga bab sepuluh buku tersebut. Sebelum melanjutkan membaca, Aurela melangkah menuju dapur untuk mengambil air minum karena tenggorokannya sedikit gatal akibat terlalu banyak memakan camilan.
“ Kira – kira endingnya gimana ya…”, ucap Aurela penasaran.
Diapun kembali membaca daftar isi dan melihat dua bab terakhir yang bisa menggambarkan bagaimana ending novel tersebut.
“ Ending yang buruk. Aku pikir dia akan balas dendam dan hidup dengan baik , nyatanya malah mati mengenaskan …”, ucap Aurela kecewa.
Karena sudah mengetahui ending cerita tersebut, Aurelapun segera meletakkan kembali novel tersebut diatas meja dan mulai mengambil ponselnya yang tergeletak diatas sofa.
Sedetik kemudian, jari – jari lentikknya mulai menari diatas layar ponselnya, berselanjar di dunia maya sambil merebahkan diri diatas sofa.
Karena terlalu asyik bermain ponsel, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi. Aurela yang malas untuk pindah kedalam kamar akhirnya memejamkan kedua matanya menuju alam mimpi.
Baru saja dia terlelap dia melihat ada seorang gadis menggunakan gaun pengantin cina kuno berwarna merah menarik tangannya dan membawanya masuk kedalam arus putaran yang membuat kepalanya pusing.
“ Achhh !!!....”, teriak Aurela begitu pusaran itu menyedot tubuhnya.
Saat Aurela terbangun, dia merasa wajahnya tertutup sebuah kain berwarna merah. Setelah diamati, dapat Aurela lihat dengan jelas pada kain merah yang dipakainya itu ada sulaman dengan benang emas bergambar bebek mandarin yang melambangkan kesetiaan dan hanya memiliki satu pasangan dalam hidupnya.
Mutiara munggil yang menempel dikerudung kepalanya terlihat bergoyang – goyang seiring dengan pergerakan yang dilakukannya.
Aroma bunga mawar basah yang lembut sangat kental terasa diudara, menciptakan suasana yang menenangkan didalam ruangan.
“ Kenapa aku berpakaian seperti ini ?...”, batin Aurela penasaran.
Aurela mengangkat kerudung merahnya sedikit dan mengarahkan tatapan tajam ke seluruh penjuru ruangan yang dominan berwarna merah dengan beberapa aksen emas disana, menambah kesan mewah dalam ruangan tersebut.
" Ini Dimana ?...bukankah tadi aku tertidur diatas sofa ?...", guman Aurela semakin binggung.
Karena seingat dirinya, terakhir kali setelah bermain ponsel Aurela tertidur diatas sofa karena malas untuk pindah kedalam kamar.
Aurelapun mulai menutup matanya dan waktu membuka mata dia berharap semua yang tadi dia lihat hanyalah mimpi.
Tapi, saat kedua matanya kembali terbuka, dia masih mendapati hal yang sama seperti pertama kali dia tersadar, ruangan yang dominan warna merah dan emas.
" Oh iya...dimana gadis itu ?...",Aurela terus saja berguman sambil mencari sosok gadis yang menariknya kedalam pusaran sebelum dirinya terdampar di tempat asing ini.
Berbagai macam sudut ruangan sudah dia jajaki, namun sosok gadis yang dicarinya tidak kunjung juga ditemukan. Aurela menghembuskan nafas dengan kasar sambil kembali duduk ditepi ranjang sambil menatap sekelilingnya.
“ Ini seperti kamar pengantin…”, Aurela kembali berguman sambil mengingat drama cina yang sering dilihatnya menggambarkan hal serupa.
Dia menelisik setiap sudut ruangan tersebut tanpa meninggalkan sesuatu pun yang luput dari penglihatannya dengan cermat.
Diatas meja dapat dia lihat ada sepasang lilin pernikahan berwarna merah sebesar lengan anak, menyala disana dengan sekeranjang telur yang juga berwarna merah yang ada disisi sebelah kanannya.
Dia juga dapat melihat layar dekoratif yang terbuat dari gaharu dengan ukiran empat musim berdiri kokoh disamping meja.
Bahkan dalam layar dekoratif tersebut dapat dia lihat ada potongan persegi batu giok lantian masing – masing dengan ukuran yang sama, bertahta dilayarnya.
“ Tunggu !!! ini…”, Aurela merasa de javu.
Diapun mulai mengingat kembali dimana dia melihat ruangan yang sama persis seperti yang ada dihadapannya ini.
“ Tidak mungkin !!!…”, batin Aurela tercenggang.
Semua yang Aurela lihat saat ini sama persis dengan apa yang digambarkan dalam novel asing yang ditulis dalam bahasa cina kuno yang masuk kedalam tas belanjaannya secara misterius itu.
Aurela kembali tercenggang waktu tanpa sengaja dirinya menatap pantulan wajahnya disebuah cermin kecil yang ada disamping ranjangnya dan mengambilnya untuk memastikan apa yang baru saja dilihatnya adalah benar - benar wajahnya.
“ Kenapa…kenapa wajahku jadi begini ?...”, Aurela mengusap wajahnya tak percaya.
Meski wajah yang ada dihadapannya ini lebih cantik dari wajah aslinya, namun hal itu nyatanya tak membuat Aurela bahagia.
“ Aww…sakit…”, ucap Aurela begitu pipinya dia cubit.
“ Ini nyata…bukan mimpi…”, Aurela kembali berucap sambil terus menatap wajah cantik yang ada dihadapannya.
Dapat dia lihat dengan jelas bahwa gadis yang terpantul dicermin usianya masih belia dengan kulit seputih porselen, hidung mancung dan kedua alis yang melengkung sempurna tanpa adanya tambahan pensil alis seperti yang biasa dia gunakan.
Matanya yang seperti almond dengan manic coklat tua yang hangat dan menenangkan. Bibir munggil merah alami seperti buah ceri yang baru saja matang membuatnya terlihat semakin sempurna.
“ Tubuhnya juga proporsional, tidak terlalu gemuk dan juga tidak terlalu kurus. Sempurna….”, guman Aurela bangga.
Hal itu berbeda dengan kondisi tubuh aslinya yang sangat kurus meski wajahnya juga tak kalah cantik dengan tubuh yang ditempatinya saat ini.
“ Tunggu…jangan bilang aku keseret masuk kedalam novel yang baru saja kubaca…”, guman Aurela sedikit syok menyadari fakta tersebut.
Jika hal itu benar, lalu bagaimana caranya dia bisa kembali. Mengingat hari senin besok dia harus bertemu investor asing yang akan segera mengucurkan dana milliaran dollar untuk proyek terbarunya.
Aurela yang masih syok terlihat memutar bola matanya dengan cepat, berusaha berpikir dengan cepat bagaimana caranya dia bisa kembali kedunia asalnya sebelum hari senin.
“ Aku tidak boleh terjebak disini. Aku harus mencari cara untuk bisa kembali…”, guman Aurela cemas.
Diapun mulai berjalan mondar – mandir sambil menggigit kuku tangannya sambil sesekali mengoceh tak jelas.
" Tidak !!!...aku tak boleh kehilangan uang itu.....", gumannya cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Maria Hedwig Roning
thnks thor
2024-02-17
0
Kartika Lina
menarik
2023-11-08
2
Jarmini Wijayanti
penasaran
2023-05-10
0