Lolly keluar dari cafe dengan sebuah nampan di tangannya.
Setelah berusaha menyakinkan sang menejer cafe, kalau dirinya akan kembali lagi untuk membayar secangkir kopi tanpa gula, pesan tuan muda Kato itu.
Kini Lolly sedang berdiri di pinggir jalan dengan wajah bertambah merah oleh sengatan matahari yang semakin panas di jam seperti ini.
Lolly terlihat mengawasi kendaraan yang berlalu lalang. Dan ia kembali berjalan di zebra cross saat lampu hijau menyala untuk para pejalan kaki.
Dengan penuh kehati-hatian, Lolly berjalan di atas zebra cross dengan sebuah nampan bundar.
Beberapa pejalan kaki tanpa kebingungan dengan tingkah Lolly.
Yang membawa sebuah nampan dengan cangkir kopi di atasnya.
"Ayo, Lolly semangat!" Seru wanita mungil itu, mencoba menyemangati dirinya dengan langkah hati-hati.
Sesuai perkataan tuan muda Kato, tidak boleh ada setetes pun yang tumpah.
Jadi wanita berambut panjang coklat itu berjalan dengan kepala menunduk, memperhatikan cangkir yang ada di atas nampan.
Tanpa, melihat keadaan sekitarnya, yang mana lampu merah untuk pengendara mulai berganti orange dan sebentar lagi akan berganti hijau.
Para pengendara roda empat mulai menyala klakson mobil mereka, untuk memberikan peringatan kepada Lolly.
Tapi wanita itu hanya terfokus pada apa yang ada di kedua tangannya.
Dari kejauhan sebuah motor besar berwarna hitam melaju dan menerobos beberapa kendaraan lain, sehingga ia mendahului beberapa kendaraan yang ada di depan.
Sosok pria bermata grey di balik helm full face itu, tidak memperhatikan keberadaan Lolly.
Pria dengan perawakan tinggi atletis dengan balutan setelan hitam-hitam itu menolehkan kepalanya ke belakang, saat seseorang memberikan umpatan kasar kepadanya.
Tanpa sadar kini motor besarnya sudah berjarak sangat dekat dengan Lolly yang juga menundukkan kepalanya.
Sehingga terdengar bunyi ….
"Brak"
"Arghh"
"Prang"
"TIDAK! KOPI …."
Lolly berteriak dengan posisi tengkurap di atas jalanan beraspal dengan kedua tangannya berusaha melindungi nampan berisi kopi pesan tuan muda Kato itu.
Lolly tidak memperdulikan kondisi yang tertabrak oleh motor, milik sosok pria tersebut.
Lolly masih sempat-sempatnya, memperjuangkan apa yang ada di tangannya. namun sayang, nampan tersebut terlempar jauh dan tentu saja cangkir di atas nampan tersebut kini hancur pun isinya berserakan mengotori sebagian trotoar jalan.
Wanita yang masih dalam posisi setengah tengkurap itu, menatap nanar pada cecera kopi yang berusaha ia pertahankan, namun gagal.
Mata indah Lolly kini kembali berkaca-kaca. Ia tidak mengerti, mengapa nasibnya begitu menyedihkan.
Apakah ia terlalu bodoh dan ceroboh, sehingga semua yang ia lakukan selalu berantakan.
Perjuangannya dari menuruni tangga, dihina dan dipandang sebelah mata itu, menjadi sia-sia.
Kini ia hanya bisa menangis dalam diam sambil berpikir, alasan apa yang harus ia berikan kepada tuan muda Kato.
Haruskah ia mengatakan semua yang dialaminya sekarang ini?
Tentu tidak. Karena semua itu akan percuma, tuan muda arogan itu, tidak akan percaya terhadapnya.
Bukan sebuah sikap lembut yang akan didapatkan, tetapi sikap dingin dan caci maki pria itu.
"OH Tuhan, kenapa hidupku begitu, menyedihkan," lirih Lolly dengan isakan pelan.
Lolly berusaha bangkit dengan bantuan beberapa pejalan kaki.
Mereka membawa Lolly menepi dan mendudukkan Lolly di sebuah kursi besi yang terdapat di trotoar pinggir jalan.
Dengan tatapan menyedihkan dan kosong, Lolly berusaha menahan rasa sakit pada luka di kedua lututnya, telapak tangannya dan dahi yang tampak memar.
Wanita mungil bermanik biru terang itu, masih menatap sedih pada serpihan cangkir berisi kopi tersebut.
Lolly berkali-kali menghela nafas panjang yang tersirat kelelahan dan sesekali menengadah ke atas langit, guna membendung air matanya.
______
"Kamu, tidak apa-apa, nona?" Suara berat dibalik helm full face menyapa Indra pendengaran Lolly yang sedang menatap lagi cerah.
Segera Lolly melihat ke arah suara yang tepat, berada di sebelah kirinya.
Lolly mengusap samar-samar lelehan cairan kristal di ekor mata lebarnya.
Wanita dengan pipi merah merona itu, mendongakkan kepalanya guna melihat pria di sampingnya.
Dahi Lolly terlihat mengkerut tajam dengan kepala mendongak.
Antara terpaan sinar matahari atau karena sosok pria tinggi menjulang di sampingnya.
"Apa, Kamu terluka, nona?" Sela pria di sampingnya lagi yang masih mengenakan helm full face nya.
Mata lebar dengan bulu lentik yang menghiasi kelopak mata Lolly terlihat menyipit dengan ukiran rambut-rambut halus menjadi mahkota kelopak matanya hampir terlihat menyatu.
Wajah pias Lolly kini berubah bingung dengan kehadiran sosok pria bersetelan serba hitam dengan helm full face masih terpasang di kepala pria itu.
Lolly hanya bisa menangkap dua netra grey milik pria itu dan juga suara berat nan maskulin di balik helm.
Wanita mungil dengan rambut panjang berantakan itu menelisik penampilan pria asing tersebut, dari atas hingga bawah.
"Halo!" Lolly terkesiap saat mendengar seruan pria tinggi menjulang itu kini sudah berada di depannya.
Lolly masih terdiam membisu dengan tatapan bingung.
"Apa kamu terluka? Maaf, saya tidak melihat anda lewat, nona." Ungkap pria ber iris grey itu, dengan nada penyesalan.
Lolly hanya bisa mendongak dengan mata berkedip-kedip bingung.
"Sekali lagi, maaf," sambungnya dengan mata bersalah.
Lolly bisa menilai dari tatapan teduh pria asing di depannya.
"OH Tuhan! Kamu, terluka!" Sentak pria itu dengan nada suara khawatir.
"Lihat! Dahi anda terluka dan … oh my God." Pria itu terkejut saat melihat kedua telapak tangan Lolly terluka.
Pria tinggi menjulang itu, kini sedang posisi kedua berjongkok di depan Lolly dan ingin memeriksa kedua lutut Lolly di balik rok span nya.
"Sorry! Saya hanya ingin memeriksa keadaan, anda," ujar pria bermata grey itu dengan lemah lembut.
"T-ti-tidak, perlu!" Sela Lolly sambil menahan rok miliknya.
"Tapi —"
"Saya tidak apa-apa," timpal Lolly dengan suara gugup.
"Serius?" Tanya pria bermata grey lagi.
"Hm! Gumam Lolly dengan anggukan kepala di sertai senyum manis.
"Saya akan membawa anda ke rumah, sakit." Timpal pria itu lagi.
Pria itu merasa tidak enak hati membiarkan wanita mungil di depannya menahan rasa perih pada lukanya.
"Ti-tidak perlu, Saya baik-baik saja. Anda, tidak perlu khawatir tuan, …."
"Bryan," sela pria bermata grey tersebut sembari menyebutkan namanya.
"A-ah, i-iya." Jawab Lolly terbata.
"Anda, serius tidak apa?" Tanya Bryan sekali lagi, untuk menyakinkan dirinya yang notabene nya adalah sosok pria penyayang.
"Iya," jawab Lolly pendek dengan tatapan matanya kembali kepada cangkir yang berserakan di pinggir jalan.
Bryan pun mengikuti arah pandang Lolly dan ia pun mengerti arti tatapan wanita mungil yang, sialnya sangat imut.
Bryan bahkan menahan perasaan gemesnya kepada Lolly.
Ingin rasanya Bryan sang pria penyayang itu, mencubit kedua pipi kemerahan Lolly, yang tampak menggemaskan.
"Kamu, menginginkannya?" Tanya Bryan yang kembali bersitatap dengan manik biru Lolly.
"Hm! Kembali Lolly hanya bergumam pelan diikuti anggukan kepala.
"Baiklah! Aku, akan mengambilnya untukmu," ucap Bryan sembari bangkit dari posisinya.
"Boleh saya, ikut?" Hadang Lolly yang menghentikan pergerakan Bryan.
"Tidak! Tunggu disini, aku akan mengambilnya untukmu," tolak Bryan dengan mata sebelah berkedip ke arah Lolly.
"Tap …."
"Tetaplah disini, nona —"
"Lolly white," sambung Lolly dengan tersenyum manis.
"OH Tuhan, dia begitu manis," teriak Bryan dalam hati.
"Tetap, disini, okay."
"Hum."
"Good."
Bryan tanpa sadar mengusap lembut rambut Lolly dengan memasang senyum menawannya di balik helm full face nya.
"Ah, ma-maaf," gugup Bryan sambil menjauhkan telapak tangannya di atas kepala Lolly.
"Tidak masalah," sahut Lolly canggung.
"Sebentar." Setelah mengatakan kalimat pendek tersebut, Bryan setengah berlari menyebrangi jalan raya yang masih ramai kendaraan berlalu lalang.
Sedangkan Lolly kembali menegang, saat mendapatkan panggilan dari tuan muda Kato.
"WAKTUMU, SISA 1 MENIT." teriak tuan muda Kato di seberang sana.
Lolly reflek menjatuhkan ponselnya dengan mata membola dan mulut terbuka.
"OH Tuhan, selamatkan aku malam ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Bryan ayo ambil lolly dari lion..
2023-01-28
0
🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
👍👍👍 ... ❤️🤗😘
2022-07-14
2
Azlina - azhary
Kok aku kesel baca nya thor.
2022-07-14
2