"Sst" desisan sakit keluar dari mulut Lolly saat, pria di depannya sengaja menginjak iPad mini yang pecahannya melukai jari telunjuk Lolly.
Dengan mata berkaca-kaca Lolly, mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah sinis pria yang merupakan CEO perusahaan tempatnya bekerja.
Ia menatap wajah dingin itu dengan tatapan memohon dan menggibah. Tapi — sosok pria di hadapannya tak menghiraukan mimik wajah kesakitan Lolly.
Pria itu malah menekan lebih kuat iPad yang sudah berada di tangan Lolly.
Lolly berusaha menahan rasa sakit akibat pecah layar pada iPad tersebut. Lolly hanya bisa menggigit kuat bibir bawahnya untuk menahan rasa sakitnya.
Lion light Kato, hanya memandangi wanita mungil di bawah kakinya dengan kesinisan dan kebencian.
Rahang terus saja mengetat kencang, saat memilih wajah Lolly.
Wajah yang begitu sangat ia benci.
Setiap melihat wajah Lolly, maka Lion akan teringat pada peristiwa 5 tahun yang lalu.
Peristiwa di mana ia kehilangan kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya. Sebuah kejadian yang mengharuskan hubungan Lion dan Samantha berakhir, akibat sebuah kesalahpahaman.
Sebuah kesalahpahaman yang melibatkan Lion dan Lolly, membuat Samantha pergi jauh dari kehidupan Lion.
Sebuah kenangan pahit bagi Lion yang menjadikan kebencian terhadap sosok Lolly mendarah daging hingga kini.
Bagi Lion melihat penderita Lolly adalah, sebuah kesenangan yang sangat menyenangkan dan membuat dirinya puas.
Apalagi melihat wajah menyedihkan wanita itu dan wajah kesakitan Lolly, membuat hati Lion bersorak gembira.
Pria bermata sipit itu, sengaja menyetujui permintaan sang mommy, ketika merekomendasikan Lolly sebuah pendidikan tinggi di Paris.
Lion ingin mengikat Lolly tetap berada di sisinya, agar senantiasa membuatnya menderita dan tak berdaya.
"Stt" lagi, terdengar ringisan tertahan dari bibir mungil Lolly ketika, kelima jari mungilnya berdarah akibat tergores pecahan layar iPad tersebut.
"Apakah sakit, hm?" Dengan suara dingin nan menakutkan, Lion menundukkan wajahnya menatap remeh kepada Lolly yang kini menggenggam kuat jari-jarinya yang terluka.
"Itu tidak seberapa dengan rasa sakit yang aku rasakan dan juga kekasihku, akibat perbuatan, murahanmu," sarkas Lion dengan mimik wajah suram.
Lolly kembali mendongak sambil menggelengkan kepalanya, ia berusaha mengeluarkan jeritannya yang selama ini ia tahan.
Sebuah tuduhan murahan yang tidak diketahuinya sama sekali dan tidak ia mengerti.
Mengapa Lion begitu membencinya dan selalu mengaitkan dirinya dengan peristiwa 5 tahun lalu.
"Aku, sangat suka wajah menyedihkan mu ini — wanita murahan," bisik Lion dengan nada menghina.
"Akh!" Lolly meringis kesakitan saat, Lion menyentakkan tubuh mungil Lolly dengan menggunakan kaki panjang pria itu.
Tangan Lolly yang dikotori oleh cairan merah itu, kini menempel di lantai. Posisi Lolly kini setengah tengkurap miring.
Wajah imutnya sudah dibanjiri air mata, antara menahan rasa sakit dan juga mendengar berbagai hinaan dari Lion.
Lolly hanya bisa terdiam membisu menerima semua perlakuan kasar dan arogan Lion kepadanya.
Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, karena sudah terikat akan kekuasaan Lion. Apalagi, kini sang ibu berada di rumah sakit sedang menjalani perawatan kesehatan jantung, dan semua biaya rumah sakit diambil alih oleh Lion.
Lion sengaja melakukannya agar bisa mengikat Lolly lebih dalam lagi. Agar wanita yang sangat ia benci itu, tidak bisa menantangnya dan berbuat apa-apa.
Lion ingin menjadikan Lolly sebagai boneka mainnya. Yang menjadi penghibur dirinya di saat merindukan kekasihnya, Samantha.
"Cih!" Dengan kejamnya Lion berdecih tajam tepat di depan tubuh mungil Lolly.
Lion bahkan tidak menghiraukan kondisi Lolly yang kini berantakan dan terlihat menyedihkan.
"A-a-aku harus kuat, a-aku tidak boleh lemah, ini demi ibu, Liza dan Luzi." Lolly mencoba menguatkan hatinya dan tubuhnya sendiri.
Sebagai tulang punggung keluarga, Lolly tidak boleh terlihat lemah, ia harus kuat dan bersabar.
Wanita berusia 23 tahun itu, bangkit dengan gerakan tertatih. Mencoba mengabaikan semua rasa sakitnya pun sorotan tajam Lion, kini kembali duduk di kursi kebesarannya dengan posisi angkuh.
"Ini yang aku suka darimu, selalu berusaha kuat," gumam Lion dengan menyeringai licik.
"LOLLY!" Pekikan dari arah pintu mengejutkan Lion dan Lolly.
Segera pria tinggi menjulang itu, mendekat ke arah Lolly yang masih berusaha berdiri.
"Kau, tidak apa-apa, Lolly love?" Tanya pria tersebut dengan wajah khawatir.
Ia membantu Lolly berdiri dan mencoba membawanya ke arah sofa yang berada di ruangan CEO.
Akan tetapi langkah pria itu terhenti saat mendengar peringatan dengan nada dingin dari sosok arogan di meja CEO.
"Jangan, coba-coba menyentuh semua benda di sini dengan tubuh murahan wanita, itu." Larang Lion dengan nada sarkas.
"Lion!" Gertak pria rupawan yang kini merangkul pundak Lolly dan menatap Lion tajam.
"Semua barang disini lebih berharga daripada tubuh wanita yang ada di rangkulanmu, itu," sambung Lion dengan perkataan yang membuat hati Lolly kembali terluka.
"Lion light Kato!" Bentak Nicko geram.
"Why? Apa, dia juga menyerahkan tubuhnya kepadamu? Sehingga, kau begitu membelanya?" Dengan kejamnya Lion berkata sinis yang merendahkan harga diri Lolly.
"Jaga ucapanmu, brengsek." Dengan wajah penuh amarah, Nicko ingin memberikan pelajaran kepada sepupunya itu, namun dengan sigap, Lolly menahan pergelangan tangannya.
"Cih! Lihatlah, kau begitu suka disentuh oleh wanita, murahan ini." Sela Lion lagi dengan sinis.
Nicko lagi-lagi bertambah emosi mendengar perkataan kasar Lion. Yang secara sengaja menghina seorang kaum wanita.
"Lepaskan aku, Lolly love. Biarkan aku memberikan pelajaran berharga buat pria arogan, itu," pinta Nicko ketika Lolly masih menahannya.
"Tidak!" Lirih Lolly dengan gelengan kepala.
"Lolly love!" Geram Nicko tertahan.
"Aku tidak apa-apa dan … aku baik-baik saja, bukankah, hal ini sudah terbiasa bagiku?" Lirih Lolly dengan mata berkaca-kaca.
Nicko hanya bisa membuang wajahnya ke arah samping dan kini tatapannya tajam ke depan, dimana Lion memperlihatkan wajah liciknya.
"Hentikan, semua ini, Lion," sela Nicko yang masih memperlihatkan wajah tak bersahabat.
"Tidak semudah itu, sobat. Dia — harus menderita di tangan ku." Sahut Lion dengan seringainya.
"Aku, akan melepaskannya setelah, Samantha kembali kepadaku," lanjut Lion dengan mimik wajah berubah suram.
"Ini hanya kesalahpahaman, Lion! Lolly tidak mengetahui apapun." Protes Nicko yang mencoba membela Lolly.
"Omong-kosong. Dia.. tetaplah wanita murahan, bagiku," Sentak Lion tajam.
"Dia menyembunyikan sikap aslinya dengan wajah lugunya itu. Aku, muak melihatnya. Karena sikap murahannya, aku kehilangan wanita yang sangat ku cintai." Lion kini kembali menyorot Lolly bringas.
"Tap —"
"Cukup! Aku, tidak ingin karenanya kita akan kembali berselisih," potong Lion, saat Nicko akan kembali melayangkan protes.
"Tuan!" Lolly pun menyela ucapan Nicko.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir," gumam Lolly pelan.
"Apa kau yakin, Lolly love?" tanya Nicko dengan menyelidik.
"hum!" gumam Lolly dengan memperlihatkan senyum terpaksa.
"biarkan, aku mengobati lukamu," pinta Nicko.
pria itu lantas menarik lembut telapak tangan Lolly yang tidak terluka, untuk keluar dari ruangan Lion.
sementara Lion, hanya diam dengan wajah tak terbaca. tiba-tiba sebuah senyum misterius terukir di kedua sudut bibirnya.
"Berhenti! apa kau lupa aturan di perusahaan ini?"
"Apa, hak mu. meninggalkan ruanganku, tanpa persetujuan, dariku."
"Ternyata, sikap murahanmu, akhirnya keluar juga."
"Lion light Kato!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yosephine Simarmata
Bukannya di novel sebelumnya, kalau anak kim dan arthur yang sipit itu yang perempuan. Sedangkan yang laki2 wajahnya mirip Arthur tp matanya mata Kim. Yang bener yg mana thor??😊
2023-02-15
2
ReD
Ih kamu kok jaat sihh 🥲
2023-02-02
0
Bambang Setyo
Ckckck.. Mesti samantha diusir sama keluarga lion sendiri melalui lolly...
2023-01-28
0