Bahagia Tak Harus Kaya

Bahagia Tak Harus Kaya

Keluarga sederhana

Pagi hari, suara burung berkicau saling bersahutan. Angin sepoi - sepoi menyapa di seluruh sudut desa di pinggiran kota Yogyakarta.

Di desa itu, tepatnya di sebuah rumah sederhana tampak sepasang suami istri yang sudah beraktifitas usai shubuh.

" Mas... hari ini tak ada stok sayuran untuk makan siang."

" Buat sarapan masih ada, Dek?"

" Alhamdulillah masih ada, Mas."

" Ya sudah, nanti Mas ambil dari kebun saja."

Ya... rumah itu adalah milik sepasang suami istri bersama satu buah hati mereka yang baru berusia dua tahun.

Muhammad Azzam, yang lebih akrab di sapa Mas Azzam itu adalah seorang pria muda berusia 28 tahun. Dia bukanlah asli penduduk desa ini, karena ia menetap disini setelah menikah. Tak ada yang tahu asal muasalnya dari mana, karena setiap ditanya para tetangga, dia hanya menjawab dari luar kota.

Adinda Azzahra, istri dari Azzam adalah wanita yang lahir dan dibesarkan di desa itu. Usianya hanya terpaut dua tahun lebih muda dari Azzam.. Dia yatim piatu sejak kedua orangtuanya meninggal. Ibunya meninggal saat usia Zahra baru menginjak sepuluh tahun. Ayahnya meninggal saat dirinya hampir lulus SMA.

Azzam dan Zahra dikaruniai seorang anak laki - laki yang bernama Hafizh Ramadhan. Bocah tampan itu sangat pintar di usianya yang terbilang masih balita. Di usianya yang baru dua tahun, ia sudah mampu berbicara dengan fasih. Anak itu juga sudah diajarkan untuk menghafal benda - benda di sekitarnya.

Azzam dan Zahra bertemu pertama kali di kota saat Zahra akan berangkat wisuda. Wanita yang kuliah dengan jalur beasiswa itu meninggalkan kampung halamannya selama hampir lima tahun. Saat pulang ke rumah, semua orang terkejut karena Zahra membawa calon suami.

Flashback!

Zahra berdiri di pinggir jalan menunggu ojek ataupun angkutan umum yang lewat. Namun sudah hampir setengah jam menunggu, tak ada satupun dari mereka yang lewat.

Karena waktu yang sudah hampir telat untuk ke kampus, ia berjalan kaki. Sampai lima belas menit kemudian, ada sebuah motor yang berhenti di sampingnya.

" Butuh tumpangan, mbak?" seorang pria muda membuka helmnya lalu tersenyum pada Zahra.

" Mas ini tukang ojek?"

" Bukan, kebetulan saja lewat. Mau wisuda ya? Ayo saya antar, sebentar lagi acaranya dimulai."

" Saya harus bayar berapa sampai kampus?"

" Tidak perlu bayar pakai uang, tapi ada syaratnya."

" Apa syaratnya, Mas?"

" Nanti kalau sudah sampai kampus baru aku beritahu. Ayo naik, sepuluh menit lagi acaranya mulai."

Karena tak ingin terlambat, Zahra langsung naik ke motor pria yang tidak dikenalnya itu tanpa berpikir panjang.

Sampai di kampus, Zahra langsung turun dari motor dan hendak berlari. Namun baru saja satu langkah, tangannya ditarik oleh pria yang masih duduk diatas motornya itu.

" Jangan kabur, kau harus kabulkan syarat dariku."

" Ya udah, katakan syarat apa yang Anda minta?"

" Jadilah istriku, ayo saya temani masuk ke dalam."

" Apaaa...?"

" Sebentar lagi acara dimulai, ayo masuk!"

Flashback off!

" Bunda... Ayah mana?" tanya Rama yang baru bangun tidur.

" Sudah bangun, le... Ayah ada di depan, ikut sana! Bunda sedang membuat sarapan."

" Ada telur dadar, Bun?"

" Ada, sayang... kamu suka banget sama telur."

" Itu makanan favorit Rama, Bun."

Azzam yang baru selesai mengasah parangnya, segera meletakkannya di tempat yang aman lalu masuk menghampiri putranya.

" Ada apa ini? Kelihatannya ramai sekali?" tanya Azzam.

" Ayah... Rama mau mainan mobil - mobilan." rengek Rama.

" Iya, nanti kalau kebun sudah panen kita beli mainan buat Rama."

" Jangan terlalu dimanja, Yah. Ndak baik untuk masa depannya." tegur Zahra.

" Tidak apa - apa, Bunda. Tidak sering juga kok, Bunda juga pengen sesuatu?"

" Tidak, asal kita bisa makan saja sudah cukup."

Azzam memeluk istrinya dari belakang lalu mengecup pipinya dengan lembut. Walaupun hidup sederhana, namun keharmonisan rumah tangga mereka tak bisa dibandingkan dengan apapun.

" Apa mau buat adik buat Rama sekarang?" bisik Azzam.

" Apa sih, Mas! Rama itu masih kecil, jangan aneh - aneh." sahut Zahra datar.

" Terimakasih, sudah mau menjadi istriku. Ibu dari anakku, walaupun aku tidak bisa memberikan kemewahan padamu namun kau selalu sabar mendampingiku."

" Tidak perlu berterimakasih, aku bahagia menjadi istrimu, ibu dari anakmu. Sampai maut memisahkan, aku akan selalu ada di sisimu baik suka maupun duka."

" Ayah... Rama juga mau dipeluk!" rengek Rama hampir menangis.

Azzam dan Zahra tersenyum melihat tingkah anaknya. Azzam langsung menggendong tubuh mungil itu dan menciumnya berkali - kali.

" Anak ayah tidak usah cemburu, Ayah sayang Rama dan Bunda."

Usai sarapan, Azzam langsung pergi ke sawah untuk mengurus tanaman sayur dan cabai yang siap panen. Untung saja Zahra memiliki sawah warisan dari orangtuanya walaupun tidak luas, namun cukup untuk membiayai kehidupan mereka sehari - hari.

¤ ¤ ¤

" Mas Azzam... ibu boleh minta sayurannya sedikit saja ya? Ibu tidak punya uang buat beli lauk di warung." ucap seorang wanita paruh baya.

" Silahkan, Bu. Ambil saja sendiri sesuai kebutuhan ibu, yang penting jangan berlebihan. Masih banyak orang lain yang membutuhkannya juga." kata Azzam.

" Terima kasih, Nak. Kamu memang anak yang baik, semoga Allah selalu melancarkan rezeki untukmu dan keluarga."

" Aamiin, Bu... terima kasih do'anya. Semoga di ijabah oleh Allah SWT."

Setelah memetik sayur dan cabai, ibu paruh baya itu langsung berpamitan untuk pulang. Ada rasa bahagia tersendiri di hati Azzam saat bisa membantu orang - orang di sekitarnya.

Beberapa hari lagi cabai siap di panen. Azzam biasanya akan dibantu dua tetangganya yang memang dekat dengannya. Mereka pemuda lajang yang tidak punya pekerjaan tetap.

Agus dan Cahyo sudah ikut bekerja di sawah sejak Azzam menikah dengan Zahra dan mengelola sawah warisan orangtua istrinya itu.

" Mas Azzam... kenapa setiap hari memberikan sayuran gratis kepada warga? Harusnya mereka itu membeli, bukan meminta." ucap Agus.

" Tidak apa - apa, kita tidak punya uang untuk bersedekah. Jadi sayuran yang kita tanam ini yang akan menjadi ladang pahala di akhirat kelak."

" Ahh... Mas Azzam udah mikirin akhirat saja, lha wong kita itu masih pengen urip suwe." sahut Cahyo.

" Hmm... kita itu tidak tahu takdir Allah itu seperti apa, tidak ada yang tahu apakah lima menit lagi malaikat Izro'il tiba - tiba datang menjemput."

" Mas Azzam jangan menakut - nakuti kita. Nikah juga belum kita ini." ucap Cahyo.

" Iya, kalau mas Azzam enak, punya istri cantik kayak mbak Zahra. Dia itu kembang desa yang jadi rebutan para pemuda dan duda di desa ini walaupun waktu itu masih sekolah." kata Agus.

" Kamu kenal dekat dengan istriku, Gus?"

" Iya, Mas. Mbak Zahra itu yang selalu membantu saya belajar. Waktu itu saya masih kelas satu SMP dan mbak Zahra itu kelas satu SMA. Karena rumah kami berdekatan, jadi setiap hari kami belajar bersama."

" Apa dia punya pacar saat SMA?"

" Sepertinya tidak, Mas... lha wong setiap hari bantu bapaknya di sawah, tidak ada waktu buat pacaran."

Azzam semakin bangga dengan istrinya. Dia ingat waktu pertama kali melihat ada gadis sederhana di kampus ternama. Setelah mengikuti gadis itu selama satu minggu secara diam - diam, akhirnya Azzam melakukan aksinya tepat saat Zahra wisuda.

.

.

TBC

.

.

Terpopuler

Comments

Bundanya Robby

Bundanya Robby

mampir ya Thor....happy weekend 💪💪💪💪

2022-08-21

2

lihat semua
Episodes
1 Keluarga sederhana
2 Panen
3 Pergi ke kota
4 Cidera
5 Hanya dirimu
6 Kembali beraktifitas
7 Tetangga baru, guru baru
8 Gosip para guru
9 Saudara
10 Klarifikasi
11 Sarapan bersama
12 Liburan sederhana
13 Menikmati waktu berdua
14 Hari yang melelahkan
15 Bisnis baru
16 Cerita Azzam
17 Semua terungkap
18 Menyusun strategi
19 Teman lama
20 Bertemu Kaivan
21 Istana Al Farizy
22 Makan siang berdua
23 Kamar suamiku
24 Kangen
25 Kaivan merajuk
26 Ponsel baru
27 Dia istriku!
28 Curhatan Kaivan
29 Bertemu ibu mertua
30 Sopir baru Kaivan
31 Welcome to Bali, Rara!
32 Adik kakak
33 Semakin terbuka
34 Masa lalu Nella
35 Kerjasama dengan Tuan Zaid
36 Bersatu
37 Tetaplah bersamaku
38 Perdebatan
39 Ternyata pernah bertemu
40 Mulai beraksi
41 Fitnah
42 Terusir dari rumah Al Farizy
43 Zahra menghilang
44 Menyelamatkan Mama
45 Bantuan tak terduga
46 Kembali ke Desa
47 Ternyata aku merindukannya
48 Tak bisa jauh darimu
49 Teman?
50 Aku memilihmu
51 Saling memahami
52 Hanya ada kita
53 Malam yang indah
54 Kembali ke sawah
55 Kaivan kesepian
56 Sambutan di rumah mertua
57 Anggap saja Honeymoon
58 Persiapan acara
59 Launching RAZ Resto
60 Semakin romantis
61 Melepas rasa rindu
62 Rencana renovasi rumah
63 Rayyan ke sawah
64 Rayyan sakit
65 Kakak ipar cantik
66 Gunjingan tetangga
67 Abaikan saja!
68 Obrolan malam hari
69 Berkunjung ke Jakarta
70 Rindu istriku
71 Heboh di malam hari
72 Pulang mendadak
73 Drama di ruang kerja
74 Saling percaya
75 Pengganggu
76 Honeymoon yang terlambat
77 Rindu rumah
78 Klien tidak tahu diri
79 Asisten pribadi Azzam
80 Asisten special
81 Zahra cemburu?
82 Penyelidikan
83 Mengumpulkan bukti
84 Eksekusi
85 Eksekusi(2)
86 Papa Zaid menang
87 Hukuman untuk yang kalah
88 Kebersamaan ( ENDING )
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Keluarga sederhana
2
Panen
3
Pergi ke kota
4
Cidera
5
Hanya dirimu
6
Kembali beraktifitas
7
Tetangga baru, guru baru
8
Gosip para guru
9
Saudara
10
Klarifikasi
11
Sarapan bersama
12
Liburan sederhana
13
Menikmati waktu berdua
14
Hari yang melelahkan
15
Bisnis baru
16
Cerita Azzam
17
Semua terungkap
18
Menyusun strategi
19
Teman lama
20
Bertemu Kaivan
21
Istana Al Farizy
22
Makan siang berdua
23
Kamar suamiku
24
Kangen
25
Kaivan merajuk
26
Ponsel baru
27
Dia istriku!
28
Curhatan Kaivan
29
Bertemu ibu mertua
30
Sopir baru Kaivan
31
Welcome to Bali, Rara!
32
Adik kakak
33
Semakin terbuka
34
Masa lalu Nella
35
Kerjasama dengan Tuan Zaid
36
Bersatu
37
Tetaplah bersamaku
38
Perdebatan
39
Ternyata pernah bertemu
40
Mulai beraksi
41
Fitnah
42
Terusir dari rumah Al Farizy
43
Zahra menghilang
44
Menyelamatkan Mama
45
Bantuan tak terduga
46
Kembali ke Desa
47
Ternyata aku merindukannya
48
Tak bisa jauh darimu
49
Teman?
50
Aku memilihmu
51
Saling memahami
52
Hanya ada kita
53
Malam yang indah
54
Kembali ke sawah
55
Kaivan kesepian
56
Sambutan di rumah mertua
57
Anggap saja Honeymoon
58
Persiapan acara
59
Launching RAZ Resto
60
Semakin romantis
61
Melepas rasa rindu
62
Rencana renovasi rumah
63
Rayyan ke sawah
64
Rayyan sakit
65
Kakak ipar cantik
66
Gunjingan tetangga
67
Abaikan saja!
68
Obrolan malam hari
69
Berkunjung ke Jakarta
70
Rindu istriku
71
Heboh di malam hari
72
Pulang mendadak
73
Drama di ruang kerja
74
Saling percaya
75
Pengganggu
76
Honeymoon yang terlambat
77
Rindu rumah
78
Klien tidak tahu diri
79
Asisten pribadi Azzam
80
Asisten special
81
Zahra cemburu?
82
Penyelidikan
83
Mengumpulkan bukti
84
Eksekusi
85
Eksekusi(2)
86
Papa Zaid menang
87
Hukuman untuk yang kalah
88
Kebersamaan ( ENDING )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!