"Sinting, gimana ceritanya dia bisa masuk ke kamar trus aku nggak tahu?!" Angga mengusap wajahnya kasar.
Setelah berhasil keluar dari hotel melalui basment, mobil mereka meluncur cepat meninggalkan tempat itu.
Angga menatap kesal wanita yang sengaja dia bawa ikut bersamanya. Tania duduk disampingnya dengan wajah santai. Tidak terlihat sedikitpun kekhawatiran di sana, Angga curiga Tania sengaja menjebaknya semalam.
"Turun!" perintah Angga kesal.
Tania dibawa Angga ke pinggir kota, sengaja mencari tempat yang sepi untuk mereka bisa bicara. Tanpa ditemani asisten pribadi Tania, wanita itu keluar mengikuti Angga.
"Kamu tunggu di sini, Dit. Pastiin nggak ada yang gangguin ato lihat kita di sini!" perintah Angga lagi sebelum menjauh dari mobil.
Dito mengangguk dan menatap keduanya berjalan beriringan menjauh darinya. Sepertinya dia harus segera bertindak mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Angga tadi malam, sebelum masalah ini semakin melebar.
"Cepet ngomong siapa yang nyuruh kamu masuk ke kamar aku semalem!" Angga menarik Tania mendekat, menatapnya tajam.
"Udah daritadi aku bilang, semalem itu aku mabuk! Aku nggak tahu siapa yang bawa aku ke kamar kamu. Seinget aku, aku cuman minum di club dan ngabisin waktu di sana." bohong Tania menepis tangan Angga kasar.
Wajah tanpa cela Tania terlihat penuh keyakinan, tidak ada keragu-raguan di sana. Angga tahu wanita di depannya bisa saja berkata benar dan tidak. Dia tidak mau asal percaya saja padanya.
"Kamu jangan berani-berani boongin aku, yah!? Sekretaris aku bisa nyari tahu kebenarannya dengan mudah. Kalo kamu bener terbukti boongin aku, jangan harap kamu bisa selamat abis ini!" ancam Angga tidak main-main.
Mungkin sedikit memberi ancaman dan bersikap tegas bisa membuat wanita di depannya ini mengaku, pikir Angga.
Tania mendengus dan melipat tangannya di dada. "Kamu pikir aku takut sama ancaman kamu?! Asal kamu tahu, yah ... masalah ini bukan cuman ngancurin kamu aja, tapi juga ikut ngancurin aku! Skandal ini udah pasti bakal bikin aku kehilangan kerjaan. Kamu pikir aku mau rugiin diri aku sendiri?!"
Angga diam dengan pandangan mata penuh selidik. Memang benar yang dikatakan Tania, mana mungkin dia mengorbankan karirnya hanya demi bisa tidur dengannya semalam?
Mengingat reputasi wanita yang sempat bertemu dengannya kemarin di pesawat dan memukul hidungnya sampai berdarah, Angga tahu Tania tidak mungkin melakukan hal serendah itu.
Tapi, bagaimana kalau wanita ini memang sengaja melakukannya hanya demi untuk kepentingannya sendiri? Kekalutan mendera pikiran Angga, dia tidak mau begitu saja percaya dengan ucapan Tania tanpa ada bukti konkret yang pasti sedang dikumpulkan oleh sekretarisnya sekarang.
"Hak kamu mau percaya ato enggak sama omongan aku, yang pasti sekarang aku mau pulang. Asisten aku pasti lagi kelimpungan nyariin aku!" sambung Tania tidak peduli.
Dora memang sengaja ditinggalkan Angga setelah mereka berhasil keluar dari hotel. Asisten pribadi Tania naik mobilnya sendiri dan tidak berhasil mengejar mobil mereka yang dengan cepat menghilang di depannya.
"Maaf Pak Angga." Dito menyela, tiba-tiba sudah berdiri di dekat mereka.
Angga beralih menatap sekretarisnya dengan wajah kesal. "Kenapa!?"
"Maaf Pak, nyonya barusan telpon. Pak Angga diminta pulang ke rumah sekarang," ucap Dito takut-takut.
Tidak ingin mengganggu pembicaraan penting atasannya dan Tania, Dito tidak punya pilihan lain. Nyonya besarnya terdengar menakutkan saat menghubungi dirinya barusan.
Angga berdecak, mengusap wajahnya lagi kasar. Pria berhidung mancung itu beralih kembali menatap Tania.
"Kamu tunggu di mobil. Jangan kemana-mana dan jangan berani nelpon siapa-siapa ke sini!" ucapnya terdengar memerintah.
Tania memutar mata malas dan berbalik kembali ke mobil. Dia yakin pria bernama lengkap Angga Darmawan itu pasti akan membahas sesuatu dengan sekretarisnya. Tania tidak sabar melihat wajah kaget dan tidak percaya Angga sebentar lagi.
"Jadi gimana, Dit. Udah ada yang kamu dapet?"
Dito mengangguk dan mengeluarkan tab yang dia bawa dari mobil, menunjukkan rekaman cctv hotel semalam.
"Rekamannya nunjukin nona Tania dibawa seorang pria ke kamar Pak Angga nggak lama setelah aku pergi, Pak," terang Dito. "Dan sama seperti pengakuannya sama Pak Angga, nona Tania emang bener ada di club More semalem. Aku udah cek waiters (pelayan) dan cctv club juga di sana. Nona Tania emang sempet mabuk dan dianterin orang pulang sekitar jam sebelas malam."
Angga tampak serius melihat rekaman cctv hotel dan juga club di layar tab. Semua yang dijelaskan Dito sama seperti apa yang sedang dia lihat saat ini. Angga menggeram marah dalam hati.
"Trus siapa pria yang bawa dia masuk ke kamar aku semalem?" tanya Angga penasaran.
"Itu yang belum aku dapet, Pak. Aku masih cari tahu dia siapa dan apa motifnya. Aku curiga ada yang sengaja pengen hancurin reputasi Pak Angga setelah resmi jadi direktur utama di perusahaan."
Angga mendengus, membenarkan perkataan Dito. Bisa saja ada salah satu pemegang saham yang tidak suka dia menjadi direktur utama.
Angga ingat ada beberapa orang yang menolak memberikan suara untuk dia maju sebagai direktur utama menggantikan ayahnya tempo hari.
"Dan, Pak ... ada satu hal lagi," sambung Dito.
"Apa itu?"
"Berita skandal ini udah terlanjur menyebar, Pak. Tadi asisten pribadi nona Tania telpon dan ngasih tahu nona Tania baru aja diputus kontrak sama beberapa rekan kerja mereka. Dan saham kita juga ikut kena imbas karena masalah ini Pak, barusan Eliona ngasih tahu aku."
Wajah Angga semakin berubah tidak enak dilihat. Ada kemarahan dan kekesalan di sana, Dito tahu masalah ini sudah sangat serius.
Sebentar lagi dia yakin para pemegang saham akan mengadakan rapat darurat terkait skandal atasannya bersama model ternama Diva Nathania semalam.
"Aku ingin pertanggungjawabanmu, Pak Angga yang terhormat!" sarkas Tania dengan wajah merah padam.
Wanita itu sempat mendengar pembicaraan Angga dan Dito sesaat setelah dia memutuskan keluar dari mobil memanggil mereka. Kesempatan ini bisa dia gunakan untuk memulaikan rencananya, pikir Tania.
"Karena masalah ini karirku hancur!" sambung Tania berapi-api.
"Lalu kamu mau apa? Kamu pikir cuman kamu aja yang hancur!? Skandal ini juga udah bikin aku rugi banyak!" dalih Angga tidak mau disalahkan.
Tania tersenyum tipis, menatap Angga penuh arti. "Nikahin, aku!"
.
.
.
.
.
.
.
Jejak-jejak cinta jangan lupa yah, kesayangan author semua 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rika93
gassss KUA😆😁
2022-09-24
0
Maaaaaak"utun"..nie🍉
waaaah.....
2022-07-17
0
sandi
nikkaahhhhh yyeeaaayyyy
2022-07-17
0