🍁Hidup itu perlu inspirasi bukan halusinasi karena kita itu hidup di bumi dunia nyata bukan bumi dalam anime🍁
.
.
.
.
Keesokan harinya tepat pukul 08:00 Rio sudah mengetuk pintu kamar hotel Victor dengan menggebu. Semalam ia sudah diberi tahu Victor untuk membangunkannya tepat jam 08:00 pagi.
Ceklek.............
Rio tertawa melihat wajah bantal Victor yang terlihat kusut, ia tahu Victor pasti sangat kesal karena tidurnya terganggu.
"Selamat pagi Vic" ucap Rio sambil tersenyum seperti matahari.
"Jangan senyum, muka kamu sangat jelek buat mood aku hancur" ketus Victor dengan kesal.
Wajah Rio seketika mendung mendengar ucapan Victor, ingin marah tapi ia tak berani. Terpaksa ia mengumpat Victor di dalam hati melampiaskan kekesalannya.
"Bibir kamu jelek seperti donal bebek" cibir Victor.
"Suka-suka kamu aja Vic" ucap Rio dengan pasrah.
"Siapin pakaianku"
"Oke Vic! Btw semalam ampe berapa ronde sama model cina itu" ucap Rio dengan penasaran.
"1 ronde aja"
"Hah! Yang benar kamu Vic" ucap Rio dengan kaget.
"Heemmm" deham Victor.
"Terus dimana model itu"
"Udah aku usir"
"Ya ampun Victor tega banget kamu jadi orang, kamu perlakukan tuh cewek sama kayak wanita panggilan" ucap Rio tak habis pikir dengan kelakuan Victor.
"Memang dia wanita panggilan buat apa aku pikirin. Lagian dia harusnya bersyukur bisa naik ke ranjangku" ucap Victor dengan sombong.
"Ya ya ya terserah kamu aja Vic" decak Rio dengan malas.
"Oh hubungi pak tua itu bilang aku bakal cuti 2 minggu"
"Apa! Jangan macam-macam kamu Vic" pekik Rio dengan mata melotot.
"Cuma 1 macam aja kok" ucap Victor dengan santai.
Rio menghembuskan napas dengan kasar tak mengerti dengan pikiran Victor. Padahal ia sudah mendapat cuti 1 minggu tapi ternyata dia minta cutinya jadi 2 minggu.
Sepertinya aku bakal kena amukan dari pak tua itu, batin Rio dengan gusar.
Eehhhh.......
Rio kaget karena menyebut direktur mereka pak tua. Karena kebiasaan mendengar ucapan Victor akhirnya ia ikut menyebut direktur mereka sendiri seperti ucapan Victor.
"Vic jangan lama-lama berendamnya" teriak Rio di depan kamar mandi.
"Berisik" hardik Victor.
Rio menggerutu kesal mendapat hardik dari Victor, padahal ia hanya memberitahu saja karena ia tahu kebiasaan Victor yang akan lama jika sudah berendam di bath up.
Selesai bersiap Rio dan Victor segera menuju lobby hotel, keduanya langsung di sambut oleh pengawal pribadi Victor yang sudah disiapkan oleh Xander.
"Vic selama meeting kamu cukup pantau saja ya" bisik Rio.
"Lihat aja nanti" ucap Victor dengan santai.
Rio berharap Victor tak membuat masalah selama meeting nanti, pasalnya ia tahu sifat Victor yang selalu tak terduga. Victor lalu mengambil hpnya dan melihat pesan dari twinnya.
Twin Vincent
"Aku tidak jadi menyusul kamu, ada pameran mobil minggu depan"
^^^"Oke twin"^^^
Victor lalu melihat kontak di hpnya mencari siapa yang akan menemaninya selama di Indonesia. Tak lama ia tersenyum smirk melihat foto seorang DJ yang lagi hits saat ini.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
Rio memicing matanya melihat Victor yang tersenyum seperti itu, ia yakin jika Victor sedang merencanakan sesuatu. Victor yang melihat tatapan manajernya tidak dipedulikannya.
~ Naka Entertainment ~
Mobil mewah Victor akhirnya tiba di depan lobby Naka Entertainment. Saat keluar dari mobil ia langsung di sambut direktur dan jajarannya di depan pintu masuk.
"Selamat datang tuan muda ketiga" ucap Mr. Kyosi direktur Naka Entertainment.
"Heemmm" deham Victor dengan angkuh.
Ia berlalu masuk dengan langkah tegap tak membalas sapaan karyawan. Di belakangnya Rio dan direktur Naka senantiasa mengikutinya menuju lift khusus.
Artis-artis yang berada di bawah naungan Naka Entertainment merasa sangat terpesona dengan pesona Victor. Meski ia seorang artis, tapi ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan entertainment di beberapa negara.
"Apa meetingnya sudah siap?" tanya Victor.
"Sudah tuan muda ketiga" ucap Mr. Kyosi.
Sampainya di ruang meeting mereka segera memulai meeting yang di pimpin oleh Victor.
~ Jakarta, Indonesia ~
Selesai sarapan Xander, Zelena, dan David segera bergegas menuju alamat yang diberikan oleh daddy Xavier. Hari ini juga Xander akan mengantar adiknya ke rumah yang akan ia tempati, karena besok mereka harus pulang ke California.
"Apa semua berkas princess sudah di urus?" tanya Xander.
"Sudah bos" ucap David.
"Ka David nama sekolah aku apa?" tanya Zelena.
"SMA Internasional Cempaka Putih nona" ucap David.
"Brother apa kita bisa melihat sekolahku baru ke rumah" pinta Zelena.
"Baiklah princess" ucap Xander sambil mengelus kepalanya dengan lembut.
"Thank's brother"
"Heemmmm"
Saat di mobil Zelena sibuk melihat pemandangan kota Jakarta di luar, sedangkan Xander dan David terus membahas pekerjaan mereka. Tak lupa keduanya juga memantau meeting yang di pimpin oleh Victor di Tokyo.
Tak berselang lama akhirnya mobil mewah Xander tiba di SMA Internasional Cempaka Putih. Saat melihat sekolah di depannya Zelena sudah tak sabar ingin segera masuk sekolah.
"Sudah puas heem?" tanya Xander dengan suara lembut.
"Sudah brother" jawab Zelena sambil tersenyum manis.
"Ke rumah princess"
"Baik bos" ucap David.
~ *Rumah Z**elena* ~
Sampainya di rumah yang akan di tempati oleh Zelena, Xander kaget bukan main melihat rumah di depannya. Ia tak menyangka jika daddynya akan menyiapkan rumah seperti ini untuk adiknya.
"Apa-apaan ini!" bentak Xander dengan emosi.
"Wow daddy memang terbaik" ucap Zelena dengan senang.
"David hubungi daddy sekarang" hardik Xander dengan suara tinggi.
Akibat suara Xander yang kuat beberapa tetangga di dekat rumah Zelena keluar melihat ke arah mereka. Zelena yang merasa malu lalu menarik tangan sang kakak untuk segera masuk ke dalam rumah.
"Kamu ngapain sih princess" ucap Xander dengan suara dingin.
"Brother jangan malu-maluin dong" ketus Zelena.
Xander tak menjawab ucapan adiknya dan melihat sekeliling rumah yang berlantai dua dengan kesal. Ia tak menyangka daddynya akan menyiapkan rumah yang sangat sederhana buat adiknya.
"Bos panggilan bos besar sudah terhubung" ucap David sambil menyodorkan hpnya.
^^^"Daddy apa-apaan sih, ngasih rumah jelek dan kecil seperti ini" hardik Xander dengan suara tinggi.^^^
"Son"
^^^"Pokoknya aku tidak mau tahu, hari ini juga aku bakal beli mansion buat princess" ucap Xander dengan suara dingin.^^^
"Apa kamu sudah selesai bicara Xander" ucap daddy Xavier dari seberang dengan suara tegas.
^^^"Heemmm"^^^
"Jangan ragukan pilihan daddy son"
^^^"Tapi dad"^^^
"Apa kata teman princess nanti jika seorang anak beasiswa tinggalnya di mansion mewah"
^^^"Kita bisa bilang kalau princess jadi pelayan di sana dad"^^^
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
Zelena kaget melihat kakaknya yang berdebat dengan daddynya, ada perasaan tak rela jika ia tinggal di mansion. Lagian ia sudah menyukai tempat tinggal yang disediakan oleh daddynya.
Sayup-sayup Zelena mendengar perdebatan keduanya, dimana Xander memilih menjauh dari adiknya untuk berbicara hal penting dengan daddynya.
Xander lalu mematikan panggilannya sepihak dan membuang napasnya dengan kasar. Ia lalu masuk ke dalam rumah dengan wajah tak bisa di tebak.
"Cari mansion buat princess" perintah Xander.
"Baik bos" ucap David.
"Brother" ucap Zelena dengan mata puppy eyes berharap kakaknya tak melakukan hal itu.
"Tidak ada bantahan princess" ucap Xander dengan tegas.
"Ckk!!" decak Zelena dengan cemberut.
Melihat bibir sang adik yang manyun ia hanya menggelengkan kepalanya. Xander tak perduli jika adiknya marah, karena sampai kapanpun ia tak akan mengijinkan adiknya tinggal di rumah kompleks sederhana.
~ Mansion Zelena ~
Sore harinya ketiganya sudah berada di mansion milik Zelena. Meski memang tak sebesar mansion di California, setidaknya mansion ini cukup layak di huni oleh Zelena menurut standar seorang Xander.
"Jangan manyun bibirnya, ini semua pilihan yang terbaik buat kamu princess" ucap Xander sambil memeluk adiknya.
"Ckk!! Terbaik menurut brother" ketus Zelena.
"Jangan membantah princess, kamu tahu kamu itu kesayangan kami semua"
"Iya brother" ucap Zelena sambil membalas pelukan kakaknya.
Akhirnya Zelena menerima semua yang sudah di atur oleh sang kakak. Ia juga di beritahu oleh Xander untuk tak memberitahu orang lain jika ia pemilik mansion ini, malahan ia hanya bekerja di sini sebagai pelayan.
"Besok brother harus pulang, kamu jaga diri baik-baik ya princess" ucap Xander.
"Iya brother, aku bakal kangen kalian semua" ucap Zelena dengan sedih.
"Jangan sedih princess, ini semua untuk kebaikanmu"
"Iya brother"
Cup.............
Xander mengecup kepala sang adik dengan lembut, keduanya berpelukan dengan hangat di balkon lantai dua melihat taman belakang mansion yang tidak terlalu besar.
"Bos" panggil David.
"Kita ke perpustakaan" ucap Xander yang tahu maksud David.
"Baik bos" ucap David berlalu ke perpustakaan yang tak jauh dari sana.
Xander lalu menyuruh Zelena untuk membereskan pakaiannya di kamar utama, sedangkan ia menuju ke perpustakaan menyusul David yang sudah lebih dulu ke sana.
"Katakan"
"Ada sedikit kekacauan di meeting yang di pimpin tuan muda ketiga bos" ucap David sambil menyodorkan iPad ke Xander.
Xander menerima iPad dan menonton rekaman saat Victor menendang CEO bagian keuangan. Ia menonton rekaman tersebut dengan saksama.
"Pecat direktur keuangan dan 3 orang anteknya tanpa pesangon!" bentak Xander dengan emosi.
"Baik bos"
"Blacklist nama mereka berempat di semua perusahaan dan jangan lupa beri mereka sedikit cendera mata" ucap Xander sambil tersenyum smirk.
"Siap bos"
Xander tersenyum smirk melihat adiknya yang langsung turun tangan menghendel tikus-tikus itu. Ia tak perduli jika meeting menjadi kacau, yang penting bisa menyingkirkan pengkhianat di dalam perusahaan.
"Kerja bagus twin" ucap Xander sambil tersenyum penuh arti.
"Uhmm! Bos" ucap David dengan gugup.
"Heemmm" deham Xander sambil menatap David dengan wajah datar.
"Ini bos" ucap David sambil menyodorkan hpnya ke Xander.
Wajah Xander seketika mengelap melihat informasi yang diberikan oleh pengawal bayangannya. Aura di dalam perpustakaan seketika berubah menjadi sangat mencekam.
Prang................
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
To be continue...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments