Chapter 19

🍁Hidup itu perlu inspirasi bukan halusinasi karena kita itu hidup di bumi dunia nyata bukan bumi dalam anime🍁

.

.

.

.

Keesokan harinya tepat pukul 08:00 Rio sudah mengetuk pintu kamar hotel Victor dengan menggebu. Semalam ia sudah diberi tahu Victor untuk membangunkannya tepat jam 08:00 pagi.

Ceklek.............

Rio tertawa melihat wajah bantal Victor yang terlihat kusut, ia tahu Victor pasti sangat kesal karena tidurnya terganggu.

"Selamat pagi Vic" ucap Rio sambil tersenyum seperti matahari.

"Jangan senyum, muka kamu sangat jelek buat mood aku hancur" ketus Victor dengan kesal.

Wajah Rio seketika mendung mendengar ucapan Victor, ingin marah tapi ia tak berani. Terpaksa ia mengumpat Victor di dalam hati melampiaskan kekesalannya.

"Bibir kamu jelek seperti donal bebek" cibir Victor.

"Suka-suka kamu aja Vic" ucap Rio dengan pasrah.

"Siapin pakaianku"

"Oke Vic! Btw semalam ampe berapa ronde sama model cina itu" ucap Rio dengan penasaran.

"1 ronde aja"

"Hah! Yang benar kamu Vic" ucap Rio dengan kaget.

"Heemmm" deham Victor.

"Terus dimana model itu"

"Udah aku usir"

"Ya ampun Victor tega banget kamu jadi orang, kamu perlakukan tuh cewek sama kayak wanita panggilan" ucap Rio tak habis pikir dengan kelakuan Victor.

"Memang dia wanita panggilan buat apa aku pikirin. Lagian dia harusnya bersyukur bisa naik ke ranjangku" ucap Victor dengan sombong.

"Ya ya ya terserah kamu aja Vic" decak Rio dengan malas.

"Oh hubungi pak tua itu bilang aku bakal cuti 2 minggu"

"Apa! Jangan macam-macam kamu Vic" pekik Rio dengan mata melotot.

"Cuma 1 macam aja kok" ucap Victor dengan santai.

Rio menghembuskan napas dengan kasar tak mengerti dengan pikiran Victor. Padahal ia sudah mendapat cuti 1 minggu tapi ternyata dia minta cutinya jadi 2 minggu.

Sepertinya aku bakal kena amukan dari pak tua itu, batin Rio dengan gusar.

Eehhhh.......

Rio kaget karena menyebut direktur mereka pak tua. Karena kebiasaan mendengar ucapan Victor akhirnya ia ikut menyebut direktur mereka sendiri seperti ucapan Victor.

"Vic jangan lama-lama berendamnya" teriak Rio di depan kamar mandi.

"Berisik" hardik Victor.

Rio menggerutu kesal mendapat hardik dari Victor, padahal ia hanya memberitahu saja karena ia tahu kebiasaan Victor yang akan lama jika sudah berendam di bath up.

Selesai bersiap Rio dan Victor segera menuju lobby hotel, keduanya langsung di sambut oleh pengawal pribadi Victor yang sudah disiapkan oleh Xander.

"Vic selama meeting kamu cukup pantau saja ya" bisik Rio.

"Lihat aja nanti" ucap Victor dengan santai.

Rio berharap Victor tak membuat masalah selama meeting nanti, pasalnya ia tahu sifat Victor yang selalu tak terduga. Victor lalu mengambil hpnya dan melihat pesan dari twinnya.

Twin Vincent

"Aku tidak jadi menyusul kamu, ada pameran mobil minggu depan"

^^^"Oke twin"^^^

Victor lalu melihat kontak di hpnya mencari siapa yang akan menemaninya selama di Indonesia. Tak lama ia tersenyum smirk melihat foto seorang DJ yang lagi hits saat ini.

...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...

Rio memicing matanya melihat Victor yang tersenyum seperti itu, ia yakin jika Victor sedang merencanakan sesuatu. Victor yang melihat tatapan manajernya tidak dipedulikannya.

~ Naka Entertainment ~

Mobil mewah Victor akhirnya tiba di depan lobby Naka Entertainment. Saat keluar dari mobil ia langsung di sambut direktur dan jajarannya di depan pintu masuk.

"Selamat datang tuan muda ketiga" ucap Mr. Kyosi direktur Naka Entertainment.

"Heemmm" deham Victor dengan angkuh.

Ia berlalu masuk dengan langkah tegap tak membalas sapaan karyawan. Di belakangnya Rio dan direktur Naka senantiasa mengikutinya menuju lift khusus.

Artis-artis yang berada di bawah naungan Naka Entertainment merasa sangat terpesona dengan pesona Victor. Meski ia seorang artis, tapi ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan entertainment di beberapa negara.

"Apa meetingnya sudah siap?" tanya Victor.

"Sudah tuan muda ketiga" ucap Mr. Kyosi.

Sampainya di ruang meeting mereka segera memulai meeting yang di pimpin oleh Victor.

~ Jakarta, Indonesia ~

Selesai sarapan Xander, Zelena, dan David segera bergegas menuju alamat yang diberikan oleh daddy Xavier. Hari ini juga Xander akan mengantar adiknya ke rumah yang akan ia tempati, karena besok mereka harus pulang ke California.

"Apa semua berkas princess sudah di urus?" tanya Xander.

"Sudah bos" ucap David.

"Ka David nama sekolah aku apa?" tanya Zelena.

"SMA Internasional Cempaka Putih nona" ucap David.

"Brother apa kita bisa melihat sekolahku baru ke rumah" pinta Zelena.

"Baiklah princess" ucap Xander sambil mengelus kepalanya dengan lembut.

"Thank's brother"

"Heemmmm"

Saat di mobil Zelena sibuk melihat pemandangan kota Jakarta di luar, sedangkan Xander dan David terus membahas pekerjaan mereka. Tak lupa keduanya juga memantau meeting yang di pimpin oleh Victor di Tokyo.

Tak berselang lama akhirnya mobil mewah Xander tiba di SMA Internasional Cempaka Putih. Saat melihat sekolah di depannya Zelena sudah tak sabar ingin segera masuk sekolah.

"Sudah puas heem?" tanya Xander dengan suara lembut.

"Sudah brother" jawab Zelena sambil tersenyum manis.

"Ke rumah princess"

"Baik bos" ucap David.

~ *Rumah Z**elena* ~

Sampainya di rumah yang akan di tempati oleh Zelena, Xander kaget bukan main melihat rumah di depannya. Ia tak menyangka jika daddynya akan menyiapkan rumah seperti ini untuk adiknya.

"Apa-apaan ini!" bentak Xander dengan emosi.

"Wow daddy memang terbaik" ucap Zelena dengan senang.

"David hubungi daddy sekarang" hardik Xander dengan suara tinggi.

Akibat suara Xander yang kuat beberapa tetangga di dekat rumah Zelena keluar melihat ke arah mereka. Zelena yang merasa malu lalu menarik tangan sang kakak untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Kamu ngapain sih princess" ucap Xander dengan suara dingin.

"Brother jangan malu-maluin dong" ketus Zelena.

Xander tak menjawab ucapan adiknya dan melihat sekeliling rumah yang berlantai dua dengan kesal. Ia tak menyangka daddynya akan menyiapkan rumah yang sangat sederhana buat adiknya.

"Bos panggilan bos besar sudah terhubung" ucap David sambil menyodorkan hpnya.

^^^"Daddy apa-apaan sih, ngasih rumah jelek dan kecil seperti ini" hardik Xander dengan suara tinggi.^^^

"Son"

^^^"Pokoknya aku tidak mau tahu, hari ini juga aku bakal beli mansion buat princess" ucap Xander dengan suara dingin.^^^

"Apa kamu sudah selesai bicara Xander" ucap daddy Xavier dari seberang dengan suara tegas.

^^^"Heemmm"^^^

"Jangan ragukan pilihan daddy son"

^^^"Tapi dad"^^^

"Apa kata teman princess nanti jika seorang anak beasiswa tinggalnya di mansion mewah"

^^^"Kita bisa bilang kalau princess jadi pelayan di sana dad"^^^

...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...

Zelena kaget melihat kakaknya yang berdebat dengan daddynya, ada perasaan tak rela jika ia tinggal di mansion. Lagian ia sudah menyukai tempat tinggal yang disediakan oleh daddynya.

Sayup-sayup Zelena mendengar perdebatan keduanya, dimana Xander memilih menjauh dari adiknya untuk berbicara hal penting dengan daddynya.

Xander lalu mematikan panggilannya sepihak dan membuang napasnya dengan kasar. Ia lalu masuk ke dalam rumah dengan wajah tak bisa di tebak.

"Cari mansion buat princess" perintah Xander.

"Baik bos" ucap David.

"Brother" ucap Zelena dengan mata puppy eyes berharap kakaknya tak melakukan hal itu.

"Tidak ada bantahan princess" ucap Xander dengan tegas.

"Ckk!!" decak Zelena dengan cemberut.

Melihat bibir sang adik yang manyun ia hanya menggelengkan kepalanya. Xander tak perduli jika adiknya marah, karena sampai kapanpun ia tak akan mengijinkan adiknya tinggal di rumah kompleks sederhana.

~ Mansion Zelena ~

Sore harinya ketiganya sudah berada di mansion milik Zelena. Meski memang tak sebesar mansion di California, setidaknya mansion ini cukup layak di huni oleh Zelena menurut standar seorang Xander.

"Jangan manyun bibirnya, ini semua pilihan yang terbaik buat kamu princess" ucap Xander sambil memeluk adiknya.

"Ckk!! Terbaik menurut brother" ketus Zelena.

"Jangan membantah princess, kamu tahu kamu itu kesayangan kami semua"

"Iya brother" ucap Zelena sambil membalas pelukan kakaknya.

Akhirnya Zelena menerima semua yang sudah di atur oleh sang kakak. Ia juga di beritahu oleh Xander untuk tak memberitahu orang lain jika ia pemilik mansion ini, malahan ia hanya bekerja di sini sebagai pelayan.

"Besok brother harus pulang, kamu jaga diri baik-baik ya princess" ucap Xander.

"Iya brother, aku bakal kangen kalian semua" ucap Zelena dengan sedih.

"Jangan sedih princess, ini semua untuk kebaikanmu"

"Iya brother"

Cup.............

Xander mengecup kepala sang adik dengan lembut, keduanya berpelukan dengan hangat di balkon lantai dua melihat taman belakang mansion yang tidak terlalu besar.

"Bos" panggil David.

"Kita ke perpustakaan" ucap Xander yang tahu maksud David.

"Baik bos" ucap David berlalu ke perpustakaan yang tak jauh dari sana.

Xander lalu menyuruh Zelena untuk membereskan pakaiannya di kamar utama, sedangkan ia menuju ke perpustakaan menyusul David yang sudah lebih dulu ke sana.

"Katakan"

"Ada sedikit kekacauan di meeting yang di pimpin tuan muda ketiga bos" ucap David sambil menyodorkan iPad ke Xander.

Xander menerima iPad dan menonton rekaman saat Victor menendang CEO bagian keuangan. Ia menonton rekaman tersebut dengan saksama.

"Pecat direktur keuangan dan 3 orang anteknya tanpa pesangon!" bentak Xander dengan emosi.

"Baik bos"

"Blacklist nama mereka berempat di semua perusahaan dan jangan lupa beri mereka sedikit cendera mata" ucap Xander sambil tersenyum smirk.

"Siap bos"

Xander tersenyum smirk melihat adiknya yang langsung turun tangan menghendel tikus-tikus itu. Ia tak perduli jika meeting menjadi kacau, yang penting bisa menyingkirkan pengkhianat di dalam perusahaan.

"Kerja bagus twin" ucap Xander sambil tersenyum penuh arti.

"Uhmm! Bos" ucap David dengan gugup.

"Heemmm" deham Xander sambil menatap David dengan wajah datar.

"Ini bos" ucap David sambil menyodorkan hpnya ke Xander.

Wajah Xander seketika mengelap melihat informasi yang diberikan oleh pengawal bayangannya. Aura di dalam perpustakaan seketika berubah menjadi sangat mencekam.

Prang................

...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...

To be continue...............

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Promo Novel Penyesalan Anak Durhaka
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapter 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter 133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137
139 Chapter 138
140 Chapter 139
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Chapter 168
170 Chapter 169
171 Chapter 170
172 Chapter 171
173 Chapter 172
174 Chapter 173
175 Chapter 174
176 Chapter 175
177 Chapter 176
178 Chapter 177
179 Chapter 178
180 Chapter 179
181 Chapter 180
182 Chapter 181
183 Chapter 182
184 Chapter 183
185 Chapter 184
186 Chapter 185
187 Chapter 186
188 Chapter 187
189 Chapter 188
190 Chapter 189
191 Chapter 190
192 Chapter 191
193 Chapter 192
194 Chapter 193
195 Chapter 194
196 Chapter 195
197 Chapter 196
198 Chapter 197
199 Chapter 198
200 Chapter 199
201 Chapter 200
202 Chapter 201
203 Chapter 202
204 Chapter 203
205 Chapter 204
206 Chapter 205
207 Chapter 206
208 Chapter 207
209 Chapter 208
210 Chapter 209
211 Chapter 210
212 Chapter 211
213 Chapter 212
214 Chapter 213
215 Chapter 214
216 Chapter 215
217 Ekstra Part 1
218 Ekstra Part 2
219 Ekstra Part 3
220 Ekstra Part 4
221 Ekstra Part 5
222 Ekstra Part 6
223 Ekstra Part 7
224 Ekstra Part 8
225 Ekstra Part 9
226 Ekstra Part 10
Episodes

Updated 226 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Promo Novel Penyesalan Anak Durhaka
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapter 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter 133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137
139
Chapter 138
140
Chapter 139
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Chapter 168
170
Chapter 169
171
Chapter 170
172
Chapter 171
173
Chapter 172
174
Chapter 173
175
Chapter 174
176
Chapter 175
177
Chapter 176
178
Chapter 177
179
Chapter 178
180
Chapter 179
181
Chapter 180
182
Chapter 181
183
Chapter 182
184
Chapter 183
185
Chapter 184
186
Chapter 185
187
Chapter 186
188
Chapter 187
189
Chapter 188
190
Chapter 189
191
Chapter 190
192
Chapter 191
193
Chapter 192
194
Chapter 193
195
Chapter 194
196
Chapter 195
197
Chapter 196
198
Chapter 197
199
Chapter 198
200
Chapter 199
201
Chapter 200
202
Chapter 201
203
Chapter 202
204
Chapter 203
205
Chapter 204
206
Chapter 205
207
Chapter 206
208
Chapter 207
209
Chapter 208
210
Chapter 209
211
Chapter 210
212
Chapter 211
213
Chapter 212
214
Chapter 213
215
Chapter 214
216
Chapter 215
217
Ekstra Part 1
218
Ekstra Part 2
219
Ekstra Part 3
220
Ekstra Part 4
221
Ekstra Part 5
222
Ekstra Part 6
223
Ekstra Part 7
224
Ekstra Part 8
225
Ekstra Part 9
226
Ekstra Part 10

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!