🍁Stop merasa tidak berguna karena tanpa kamu sadari ternyata selama ini kamu sudah berhasil melewati begitu banyak kesulitan🍁
.
.
.
.
Tin........tin...........tin............tin.........
Bunyi klakson bersahutan di belakang membuat Natasha tersadar, dengan cepat ia menurunkan kaca helmnya dan melajukan motor sport yang ia pakai dengan kecepatan tinggi.
Tanpa Natasha sadari pemilik mata biru tajam tersenyum sekilas melihat aksinya. Vincent tahu jika pengendara motor tadi adalah seorang perempuan, entah kenapa ia sangat tertarik dengan orang tersebut.
"Dimana Alex dude?" tanya Jason yang baru sampai.
"Ckk!! Lemah" cibir Vincent dengan ketus.
Jason yang mendengar cibiran temannya tak memperdulikannya, memang diantara mereka semua dia yang paling lemah soal berlari. Jika memilih dia lebih senang berkelahi dari pada mengejar musuh mereka.
Vincent tak berkata apa-apa dan bergegas menyusul Alex dan lainnya. Setelah berlari agak jauh akhirnya Vincent melihat Alex dan anggota gengnya sedang menghajar musuh mereka di gang sempit.
"Ketua" ucap Angga yang melihat kedatangan Vincent.
"Apa mereka sudah mengaku?" tanya Vincent sambil memainkan pemantik di tangannya.
"Mereka cuma kaki tangan pengedar narkoba dari klan mafia Modis" ucap Angga menjelaskan.
"Ckk!! Aku paling malas berurusan dengan gay itu" ketus Vincent.
"Sepertinya usaha mereka kali ini sudah merajalela di kalangan anak kampus" ucap Alex setelah puas menghajar 3 orang tadi.
"Perketat penjagaan di wilayah kita jangan biarkan pihak lain berbisnis barang haram itu di wilayah kita"
"Siap ketua" ucap anggota geng Vincent serentak.
"Gimana sama 3 orang itu" tunjuk Alex.
"Kino cabut k**u jari dan kaki mereka, lalu kirim ke mansion pria bengkok itu" ucap Vincent dengan suara dingin.
"Apa aku boleh bermain sedikit dengan mereka ketua?" tanya Kino sambil tersenyum smirk.
"Do what do you want" (lalukan apa yang kamu mau)
"Oke ketua"
Kino lalu menyuruh teman-temannya membawa 3 orang tadi ke ruang bawah tanah di basecamp mereka. Tak berselang lama setelah kepergian Kino dan lainnya, Alex menepuk jidatnya melihat temannya yang baru datang dengan napas ngos-ngosan.
"Ka....lia....n berdua mema...ng teman jahan...am" ucap Jason dengan napas satu-satu.
Alex dan Vincent hanya memutar malas mata mereka mendengar ucapan konyol Jason. Mereka segera masuk ke mobil dan bergegas pergi dari sana, Jason yang kelaparan akhirnya meminta mereka untuk singgah di cafe.
~ Nude Cafe ~
Sampainya di cafe Vincent dan lainnya segera masuk ke dalam cafe. Jason yang sudah kelaparan langsung memesan banyak makanan tak lupa makanan kesukaan Vincent dan Alex.
Saat sedang minum americano pandangan mata Vincent tertuju ke motor sport hitam yang terparkir di parkiran. Vincent masih ingat betul motor itu dan segera melihat seisi cafe mencari sosok yang sempat ia kagumi.
Tak lama pandangan matanya menatap seorang gadis yang memakai helm berdiri di depan kasir. Beruntung tempat duduknya tidak jauh dari kasir sehingga ia bisa mendengar suara gadis tersebut.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
Selesai memesan segelas expresso hangat dan membayarnya, Natasha tetap menunggu di bagian kasir untuk mengambil pesanannya. Saat sedang menunggu tiba-tiba hpnya berbunyi.
Kayaknya daddy udah tahu aku bawa motor kesayangannya, batin Natasha sambil tersenyum manis.
"NATASHA OLIVER PARKER" teriak orang di seberang saat Natasha menjawab panggilannya.
Deg............
Jantung Vincent berdetak dengan cepat mendengar ucapan barusan. Matanya seketika menatap gadis yang diketahuinya Natasha dengan tatapan penuh kebencian.
Sedangkan Natasha sendiri sangat malu saat mendengar teriakan daddynya. Dengan cepat ia mengambil pesanannya dan keluar dari cafe, tapi baru saja ia keluar dari cafe tangannya langsung ditarik oleh seseorang.
"Lepas!" bentak Natasha.
Orang yang menarik tangan Natasha tak perduli dengan bentakan Natasha, dengan kasar ia menarik Natasha ke samping cafe.
Bruk..............
Natasha meringis merasa tulang belakangnya sangat sakit saat didorong ke tembok. Baru saja ia akan marah matanya melotot kaget dari dalam helm, melihat siapa yang menariknya barusan.
Vincent, batin Natasha dengan kaget.
Vincent menarik helm dari kepala Natasha dan membuangnya ke tanah. Rambut panjang coklat tergerai membuat Vincent seketika berdecak kagum, apa lagi wajah Natasha yang cantik seperti boneka.
Deg.........deg.......deg........
Jantung Vincent berdetak dengan cepat mencium harum madu bercampur apel dari tubuh Natasha. Entah kenapa aroma tubuh Natasha membuat pikirannya tenang dan membuat tubuhnya ter****ang.
"Akhirnya kamu muncul juga gadis berbisa" bisik Vincent.
Deg..........
Tubuh Natasha menegang mendengar ucapan Vincent, setelah 9 tahun sosok di depannya masih tetap membencinya. Apa dia tak tahu jika selama 9 tahun Natasha berjuang untuk terlepas dari masa lalunya.
"Sambutan yang hangat tuan muda kedua Wesly" ucap Natasha sambil tersenyum smirk.
Grep............
Vincent memegang dagu Natasha dengan kuat membuat Natasha merasakan sakit yang amat luar biasa. Tatapan penuh kebencian dan dendam di dalam mata Vincent, membuat perasaan Natasha hancur.
"Aku ingatkan gadis ular! Hidupmu tidak akan pernah aman lagi setelah ini!" bentak Vincent.
"Aku tunggu tuan muda kedua" ucap Natasha dengan tatapan tajam.
Keduanya saling menatap dengan tajam, Ana yang baru datang dan melihat keduanya mengepal tangannya dengan emosi. Tatapan matanya penuh amarah melihat kedekatan Vincent dengan sosok yang sangat ia benci sedari dulu.
Ternyata gadis sialan itu sudah kembali aku tidak akan pernah membiarkan kamu mendekati milikku, batin Ana dengan emosi.
~ Mansion Kendrick ~
Zelena dan Victor kaget saat masuk ke dalam mansion uncle Albert. Keduanya bingung melihat mansion yang hancur berantakan seperti baru diterpa badai.
"Apa barusan ada badai disini" ucap keduanya dengan serentak.
Zelena dan Victor saling melirik dan terkekeh karena mengatakan hal yang sama. Setelah bertanya kepada pak Ed apa yang terjadi, keduanya bergegas masuk ke dalam kamar Leon.
"Ka Leon" ucap Zelena dengan sedih.
Tatapan mata Leon kosong melihat ke arah depan, Victor dan Zelena lalu naik ke ranjang dan duduk mengapit Leon. Zelena dan Victor memeluk Leon karena tahu saat ini Leon pasti sangat terguncang.
"Keluargaku sudah hancur" ucap Leon dengan sedih.
"Kakak tidak boleh bicara seperti itu, ingat masih ada uncle dan ka David" ucap Zelena.
"Apa yang dibilang princess betul ka Leon, bahkan masih ada kita juga" timpal Victor.
"Orang yang aku panggil mommy selama ini tega menyakiti hati kami! Hehehehe" ucap Leon sambil terkekeh.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
Victor berpikir jika Leon seperti ini ia pasti akan trauma, dengan cepat ia mengajak keduanya pergi. Leon tak berbicara apapun dan hanya mengikuti Victor, Zelena yang tak tahu mau kemana hanya ikut saja.
Saat keluar dari kamar ketiganya berpapasan dengan uncle Kevin dan aunty Rahel. Victor bergegas pergi tak ingin ikut campur masalah orang tua, yang menurutnya sangat merepotkan.
~ Markas Devil Dragon ~
Zelena menatap bangunan di depannya tak percaya jika kakaknya Victor akan membawa mereka ke markas daddy. Meski saat ini tanggung jawab sebagai ketua mafia sudah berpindah tangan ke kakaknya Xander.
"Selamat datang tuan muda dan nona muda" ucap anak buah Devil Dragon serentak.
"Kalian boleh kembali bekerja" usir Victor.
"Brother Vic kenapa kita kesini?" tanya Zelena.
"Kita mau bermain dengan Kenzo dan Kenzi princess" jawab Victor.
"Apa" teriak Zelena dengan kaget.
Victor terkekeh melihat wajah pucat sang adik yang mendengar nama Kenzo dan Kenzi. Dengan cepat ia berlari keluar tak ingin ikut lagi ke dalam, karena takut dengan kedua hewan peliharaan kakak tertua mereka.
"Dasar bocah penakut" cibir Victor.
Uncle Ken dan uncle Sam yang mendengar ucapan tuan muda ketiga mereka malah mencibir dalam hati. Mereka tahu jika Victor juga sangat penakut dengan kedua hewan kesayangan bos muda.
"Nah ka Leon sekarang kamu bebas meluapkan semua perasaanmu disini" ucap Victor sambil menepuk pundak Leon.
Leon melihat beberapa orang yang sedang berlatih di depannya, dengan cepat Victor memberi isyarat kepada mereka untuk bertanding dengan Leon. Ia tahu saat ini Leon sangat ingin melampiaskan semua emosinya.
Bugh.........bugh.......bugh........bugh.......
Benar dugaannya Leon dengan brutal memukul beberapa anak buah Devil Dragon. Ia melampiaskan semua emosinya sedari tadi kepada anggota Devil Dragon.
Victor sendiri duduk sambil memakan apel yang disiapkan oleh anak buahnya, tak berselang lama hpnya berbunyi panggilan masuk dari manajernya Rio.
^^^"Halo"^^^
"Kamu dimana Vic"
^^^"Di markas brother"^^^
"Kamu tidak melakukan hal-hal aneh kan Vic"
^^^"Ckk!! Apa kamu pikir setiap hari aku hanya melakukan hal aneh!" bentak Victor.^^^
"Ya seperti itulah" ucap Rio dari seberang.
^^^"Bulan ini bonus kamu hangus dan juga gajimu aku potong 75% berengsek" ucap Victor dengan suara tinggi.^^^
"Apa! Kamu jangan bercanda Vic" pekik Rio dengan gusar dari seberang.
^^^"Sayangnya aku tidak bercanda! Hehehe" ucap Victor sambil terkekeh.^^^
"Vic kamu tidak bisa gitu dong, biar bagaimana pun aku ini manajer kamu yang paling profesional"
^^^"Aku tidak perduli" ketus Victor.^^^
Dengan cepat ia mematikan panggilannya sepihak tak perduli dengan Rio. Ia yakin pasti saat ini Rio sedang mengumpat dan memakinya disana, benar saja saat ini Rio sedang berteriak memaki Victor di apartemennya.
Victor Anjing Gila
"Besok jangan lupa bawa perawatanku ke mansion tepat jam 09:00"
"Aaarrgghh! Artis jahanam kamu Victor" teriak Rio dengan kesal.
~ Heaven Club ~
David terus meneguk tequila langsung dari botolnya tak perduli jika ia sudah sangat mabuk. Xander yang baru datang hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan asisten sekaligus sahabatnya itu.
"Jangan merusak tubuh kamu sendiri David" ucap Xander dengan suara dingin.
"Hahahaha! Aku tidak perduli dengan tubuhku yang penting aku bisa sedikit lupa tentang wanita j****g itu" ucap David sambil tertawa.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
David kembali mengambil botol baru dan langsung meminumnya, wajahnya sudah merah padam menandakan ia sudah terlalu mabuk. Setelah meneguk habis sebotol tequila David berteriak sambil menangis histeris.
"Kenapa? Kenapa dia tega lakuin itu semua bos......hiks hiks hiks" ucap David sambil menangis dengan pilu.
Xander dan anak buahnya yang mendengar tangisan David merasa sangat kasihan. Mereka baru kali ini melihat sosok David yang terkenal dingin tak tersentuh, hari ini menjadi sosok yang sangat rapuh.
Xander sudah mengetahui apa masalah David dan aunty Mira, ia sebenarnya juga kaget membaca laporan mengenai aunty Mira. Ternyata sosok yang dikenal lembut dan penyayang selama ini ternyata juga sosok ibu yang kejam.
Kali ini aunty benar-benar akan kehilangan sosok David yang sebenarnya, batin Xander.
Xander membuang napas dengan kasar memikirkan masalah David, ia juga menerima laporan mengenai Leon yang bersama adiknya Victor di markas.
"Vincent sebaiknya kamu jangan membangunkan monster yang sedang tertidur" ucap Xander sambil melihat laporan mengenai Vincent dan Natasha.
Xander memijit keningnya memikirkan semua masalah yang datang silih berganti, ia yakin besok David pasti tidak akan masuk kantor. Beruntung David sudah memberitahu Luki besok ia sudah mulai bertugas menjadi asisten keduanya.
"Bos" ucap Christian.
"Heemmm"
"Orang yang mengawasi bos waktu itu di cafe sudah ditangkap"
"Bawa dia kesini" ucap Xander sambil tersenyum penuh arti.
"Baik bos"
Christian segera keluar memerintah anak buahnya untuk membawa orang tersebut. Sedangkan Xander meminum tequila di depannya sambil berpikir permainan apa yang cocok untuk dimainkan sebentar lagi.
Brugh..............
"Bos ini orangnya" ucap Christian sambil mendorong orang tersebut.
Xander tersenyum menyeringai melihat sosok laki-laki bertubuh kecil di depannya. Ia mengangkat dagu laki-laki tersebut dengan ujung sepatunya dan menatapnya dengan tatapan datar dan dingin.
"Siapa yang mengirimmu?" tanya Xander dengan suara dingin.
"Bunuh saja aku" ucap laki-laki itu dengan tatapan tajam.
"Besar juga nyalimu! Hehehe" ucap Xander sambil terkekeh.
Laki-laki itu bergidik ngeri melihat pisau yang dimainkan Xander di tangannya. Perasaannya semakin tak menentu memikirkan apa yang akan di lakukan oleh Xander, ia tak tahu seberapa kejamnya orang yang di depannya.
Sret..............Aaarrghhhh...........
Teriak laki-laki tadi saat pisau lipat milik Xander menusuk pipinya. Darah segar bercucuran dari pipinya, tak sampai situ saja ia juga kaget saat pipinya yang sebelah juga ditusuk dan di tarik ku***nya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Xander dengan suara dingin.
"Sampai kapanpun aku tidak akan mengatakannya"
"Baiklah"
Sret...........sret...............
Arrghh..........
Jeritan kesakitan kembali terdengar di dalam sana saat pisau lipat Xander menarik k***t tangan laki-laki itu. Darah segar kembali bercucuran disana, membuat Christian dan beberapa anak buahnya menutup mulut ingin muntah.
David yang melihat aksi Xander tertawa dan tak diduga ia mengambil sebotol tequila. Dengan cepat David memukul kepala laki-laki itu sambil tertawa sinis.
"Bos apa aku boleh bergabung?" tanya David.
"Bukannya kamu sudah bergabung" ketus Xander dengan kesal.
Hehehehehe.............
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
To be continue................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments