🍁Jika ingin tahu keburukanku maka tanyakan saja pada orang yang membenciku, tapi jika ingin tahu kebaikanku maka tanyakan saja pada orang yang menyukaiku🍁
.
.
.
.
Sinar mentari menyembul masuk ke dalam kamar membuat pria tampan itu menggeliat. Mata itu terbuka perlahan-lahan menampilkan sepasang mata hitam yang tajam.
Seperti biasa David bangun dan meregangkan otot-ototnya lalu melirik ke arah dinding dimana ada jam disana. Ternyata ia tidur sangat nyenyak tadi malam sampai tak terbangun sedikit pun hinggan jam 06:30.
David lalu mengambil air di meja yang berada di samping ranjang. Tak berselang lama ia memuntahkan air yang sedang diminumnya karena kaget dengan teriakan Leon.
"Kakak apa kamu sudah bangun" teriak Leon menggema di dalam kamar David.
"Leon!" bentak David dengan tatapan tajam.
Glek...........
Leon menelan salivanya dengan susah melihat wajah sang kakak yang menghitam, ia tahu saat ini kakaknya pasti sangat marah dan sebentar lagi akan melampiaskan amarah.
"Ka i...tu" ucap Leon dengan gugup.
Bugh..................
"Ssstt" ringis Leon merasa pipinya sangat sakit.
David tak main-main meninju pipi kiri sang adik dengan kuat, sifatnya yang tempramen dan keras kepala sering kali membuat Leon merasakan bagaimana rasanya pukulan dan tendangan sang kakak.
"Sekali lagi kamu masuk tanpa mengetuk pintu, aku pastikan tanganmu akan cacat seumur hidup" ancam David dengan suara dingin.
"Ma.....a....f ka" ucap Leon dengan terbata-bata.
"Heeemmm"
David segera menyuruh adiknya keluar dan bergegas pergi ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri ia segera memakai pakaian dan mengambil hp, dompet, serta kunci mobil.
Leon yang sudah lebih dulu turun untuk sarapan lalu meminta kantong es ke pak Ed. Uncle Albert yang melihat pipi putra bungsunya bengkak dan memar sudah menebak apa yang terjadi.
"Sayang pipi kamu kenapa nak?" tanya aunty Mira dengan khawatir.
"Jatuh di kamar mandi mom" ucap Leon singkat.
"Lain kali hati-hati nak" ucap aunty Mira.
"Iya mommy"
Tak berselang lama David datang membuat suasana di meja makan menjadi hening. Aunty Mira melihat anaknya sambil tersenyum manis tapi dibalas tatapan dingin dan datar dari David.
"Kita berangkat sekarang dad?" tanya David dengan suara lembut.
"Sarapan dulu son"
"Nanti aja di jalan dad"
"David" ucap uncle Albert dengan suara dingin tak menerima penolakan.
Mau tak mau David segera duduk di samping sang daddy, tapi saat melihat ke arah depan ia langsung menyuruh Leon bertukar tempat. Meski bingung kenapa harus bertukar tempat Leon tetap mengikuti kemauan kakaknya tak banyak protes.
Wajah aunty Mira seketika murung melihat David yang tak suka berhadapan dengannya. Ia menunduk mengelap air mata yang jatuh tak ingin suami dan anak-anaknya lihat, tanpa ia sadari uncle Albert melihat hal tersebut.
Aunty Mira tersentak saat tangannya di genggam di bawah meja, ia tersenyum hangat melihat tangan kekar dan hangat itu menggenggam erat tangannya. Seakan berkata kamu itu kuat.
"Kakak kita semobil kan?" tanya Leon dengan cepat.
"No" ucap David dengan suara dingin.
"Tapi kata daddy kita semobil kak"
David melihat daddynya dengan tajam tak ingin semobil dengan wanita itu. Seakan tahu arti tatapan mata anaknya uncle Albert segera menjawab arti tatapan David.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
"Boy's day son" (hari anak laki-laki nak) ucap uncle Albert.
"Oke"
Keempatnya segera sarapan dengan hening tak ada yang berbicara, hanya ada bunyi sendok dan garpu yang terdengar disana. Setelah sarapan pengawal uncle Albert sudah menyiapkan mobil di depan mansion.
Aunty Mira mengantar suaminya ke depan bersama kedua anaknya yang akan pergi berkuda. Hanya uncle Albert saja yang pamit dengan sang istri tak lupa menciumnya sebelum pergi.
Ada perasaan sedih di hati aunty Mira saat kedua anaknya tak memperdulikannya. Meski Leon biasa menjawab ucapannya tapi hanya sekedarnya saja, sedangkan David selalu menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.
~ Equestrian Pablo ~
Akhirnya Kendrick fam's tiba di Equestrian Pablo, salah satu tempat latihan berkuda yang terkenal di California. Kebetulan mereka datang pada saat musim semi jadi tidak terlalu panas.
"Wow! Akhirnya hari ini datang juga" teriak Leon dengan senang.
"Jangan senang dulu son, kali ini daddy tidak akan mengalah! Hehehe" ucap uncle Albert sambil terkekeh.
"Kita lihat aja dad, kemampuan berkuda aku sudah lebih jauh dari daddy" pamer Leon dengan sombong.
"Buktikan son jangan hanya di mulut saja" cibir uncle Albert.
"Lihat saja nanti dad" dengus Leon.
"Gimana kalau kita taruhan kali ini" usul David sambil tersenyum penuh arti.
"Oke siapa takut" ucap Leon dengan cepat.
"Baiklah daddy setuju" ucap uncle Albert.
"Jadi taruhannya kali ini apa?" tanya Leon tak sabar.
"Siapa yang menang akan daddy belikan jet pribadi baru untuknya" ucap uncle Albert dengan suara tegas.
"Wow! Daddy tidak bercandakan?" tanya Leon dengan semangat.
"No"
"Kalau kamu Leon apa taruhanmu?" tanya uncle Albert.
Leon mengetuk jari di dagunya memikirkan taruhan. Pasalnya ia tidak mempunyai barang yang lebih mahal atau istimewa dari daddy dan kakaknya.
"Uhm! Siapa pun yang menang aku akan mengikuti semua keinginannya"
"Semuanya yakin?" tanya uncle Albert.
"Yakin, aku bersumpah" ucap Leon dengan suara tegas.
Uncle Albert dan David tersenyum penuh arti sudah membuat Leon masuk ke dalam rencana keduanya. Leon tak mengetahui jika daddy dan kakaknya itu sudah berkonspirasi di belakangnya.
"La murso wine berumur 70 tahun" ucap David dengan suara dingin.
Uncle Albert dan Leon kaget mendengar taruhan David kali ini, pasalnya keduanya sedari dulu ingin mencicipi wine tersebut yang sangat susah di dapatkan. Bahkan harganya itu bisa cukup untuk membeli 1 yatch mewah.
"Kamu tidak bercandakan son?" tanya uncle Albert selidik.
"No, kebetulan aku punya 3 botol wine itu pemberian dari uncle Bryan 6 bulan yang lalu"
"Kakak kenapa baru bilang sih, aku dari dulu pengen banget minum wine itu" pekik Leon dengan kesal.
"Well, kalau ingin mencicipinya harus menang kali ini" ucap David sambil tersenyum penuh arti.
Uncle Albert dan Leon bertekad akan memenangi taruhan kali ini, apa lagi taruhan mereka semua kali ini tak main-main. Ketiganya lalu bergegas memilih kuda yang akan mereka pakai.
~ LAX International Airport ~
Seorang gadis remaja baru saja turun dari pesawat yang membawanya dari Berlin, Germany. Kedatangannya kali ini ingin memberi surprise kepada kedua orang tuanya dan kakaknya yang berada di California.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
Semua mata memandang gadis tersebut dengan tatapan kagum. Bagaimana tidak meski umurnya baru 16 tahun, tapi perawakannya seperti gadis berumur 19 tahun dan jangan lupa badannya yang seperti gitar spanyol mengalahkan model internasional.
Rambut coklat panjangnya tergerai lurus, wajahnya perpaduan Asia dan Eropa membuat wajahnya sangat cantik. Bibir mungil dan berwarna pink alami, pipi sedikit chubby membuat wajahnya semakin cantik.
Apa lagi warna kulitnya yang putih pucat membuat ia seperti boneka berjalan. Tapi sayang keindahan wajahnya itu tidak bisa di lihat oleh semua orang, karena tertutup masker dan kaca mata hitam.
"Akhirnya aku sampai juga" ucap Nata dengan senyum manis di balik masker.
Ya gadis itu adalah Natasha Oliver Parker, putri tunggal uncle Thomas dan aunty Valeria serta adik yang paling disayangi Mikhail. Tanpa ia tahu jika kedatangannya kali ini membuat semua pengawal pribadinya di Berlin kalang kabut.
"Taksi" panggil Nata sambil mengangkat tangan.
Ia bergegas masuk ke dalam taksi saat taksi berhenti di depannya. Dengan cepat ia memberikan alamat kepada sopir untuk mengantarnya ke penthouse sang kakak.
~ Madrid, Spanyol ~
Mobil jemputan Mikhail akhirnya sampai di mansion miliknya yang berada di Madrid, Spanyol.
Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 malam, mereka akan beristirahat beberapa jam sebelum menyerang markas musuh.
Teivel yang mendapat pesan dari anak buahnya mendadak pucat. Ia yakin jika memberitahu hal ini bisa dipastikan ia akan mendapat bogem mentah dari Kingnya.
"King" ucap Teivel dengan gugup.
"Heemmm" deham Mikhail yang sedang menutup mata dan duduk di sofa balkon lantai dua.
"It....u ada lapo.....ran dari pengawal King" ucap Teivel dengan gemetaran.
"Apa kamu gagap?" tanya Mikhail dengan suara dingin.
Teivel mengumpulkan keberanian untuk mengatakan hal ini, entah ia akan dihajar seperti apa intinya harus memberitahu informasi barusan kepada Mikhail.
"Nona muda hilang dari penjagaan pengawalnya King" ucap Teivel dengan sekali tarikan napas.
Seketika mata Mikhail terbuka menampakan sepasang mata coklat tajam dan aura dingin yang langsung menyeruak di dalam sana.
Teivel merasa tubuhnya tak bisa digerakkan seakan ada yang memeluknya dengan erat, bahkan napasnya mulai tercekat seperti ditahan dari dalam.
Aura membunuh sangat terasa di dalam sana membuat Teivel dan beberapa pengawal menjerit kesakitan. Damon yang berada di samping Mikhail dengan cepat melacak keberadaan Natasha.
"Nona muda sudah ketemu King" ucap Damon.
Seketika aura dingin disana menghilang membuat Teivel dan lainnya terbatuk-batuk menghirup udara sebanyak mungkin. Mikhail menutup matanya meredakan emosi yang memuncak sesaat.
Bugh.........bugh........bugh.........brak......
Mikhail seperti kesetanan memukul Teivel dan melemparnya ke tembok sampai menghancurkan hiasan di atas meja. Teivel terbatuk mengeluarkan darah saat tubuhnya di lempar oleh Mikhail.
"Cabut k**u pengawal adikku dan jangan lupa rendam mereka di kolam peliharaanku semalam" ucap Mikhail dengan suara dingin.
"B.....aik Ki....ng" ucap Teivel dengan terbata-bata.
Meski tubuhnya sangat sakit tapi ia memaksa bangun dan mengirim pesan kepada anak buahnya yang lain. Karena perbuatan Natasha semua pengawal pribadinya diberi hukuman yang tak main-main oleh sang kakak.
"Dimana sweety?" tanya Mikhail dengan suara dingin.
"Baru saja turun dari taksi di depan lobby penthouse King" ucap Damon melihat pergerakan Natasha di iPad.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
"Hubungi adik nakalku itu" ucap Mikhail dengan senyum penuh arti.
"Baik King"
Damon menghubungi Natasha tapi nomornya tak aktif, berulang kali ia mencobanya tapi tetap sama. Ia lalu menghubungi anak buah mereka untuk yang berada di sana.
"Halo" ucap suara dingin dan tegas dari seberang.
^^^"Selamat siang nona muda"^^^
"Ka Damon" ucap Natasha dari seberang.
^^^"Kenapa nomor nona tidak aktif"^^^
"Aku ingin memberi kejutan kepada kakak, mommy, dan daddy makanya sengaja aku matiin hp"
^^^"King sudah tahu nona muda"^^^
"Apa" teriak Nata dengan suara kencang dari seberang.
Mikhail yang mendengar ucapan keduanya sedari tadi langsung merebut hp Damon. Ia tadi sudah kepikiran jika adiknya sampai menghilang ia akan menghancurkan semua orang.
^^^"Sweety" ucap Mikhail dengan suara dingin dan serak.^^^
"Ka....ka....k" ucap Nata terbata-bata dari seberang.
^^^"Kamu tahu apa yang kamu lakukan barusan" ucap Mikhail menahan emosinya kepada sang adik.^^^
"Maaf kakak"
^^^"Terima hukumanmu saat kakak pulang nanti sweety"^^^
"Tapi"
^^^"Jangan membantah sweety, kamu pasti bisa menebak apa yang sudah terjadi kepada pengawalmu barusan"^^^
"Kakak" rengek Nata dari seberang tahu kakaknya sudah membuat orang lain susah karena dirinya.
^^^"Sebelum bertindak berpikirlah dulu sweety"^^^
Mikhail langsung mematikan panggilannya sepihak tak ingin mendengar rengekan adiknya lagi. Jika terus mendengar rengekan sang adik ia akan semakin kesal, karena adiknya lebih membela pengawalnya yang tak becus.
"Panggil dokter dan obati Teivel"
"Baik King"
"Apa semuanya sudah siap"
"Sudah King"
"Good. Jam 1 dini hari kita bergerak"
"Baik King"
~ Kenzi Resto ~
Setelah puas bertanding di tempat latihan berkuda dan pemenangnya adalah David, ketiganya memilih untuk makan siang di restoran Kenzi.
Selesai makan siang David lalu mengambil hpnya untuk mengecek email yang masuk.
Sedari semalam ia belum membuka email dari anak buahnya. Saat melihat email masuk ia tertarik dengan email dari akun Damon Shadow, ia lupa jika kemarin Mikhail mengatakan akan mengirim informasi tentang mommynya malam nanti.
Dengan penasaran David membuka email tersebut, seketika matanya ingin keluar dari tempatnya membaca semua informasi yang dikirimkan oleh Mikhail. Tangannya gemetar menscroll layar hpnya membaca informasi tersebut.
Deg................
Jantung David seperti di pukul dengan hamar hingga hancur melihat foto dan keterangan foto tersebut. Air matanya jatuh membuat uncle Albert dan Leon menatapnya dengan bingung.
"Son, kakak" ucap keduanya serentak.
Brak............
David membanting pintu VIP dan berlari keluar dengan cepat menuju mobil. Melihat hal tersebut Leon dan daddynya bergegas dengan cepat menyusulnya, tapi mereka terlambat David sudah pergi lebih dulu dengan mobil uncle Albert.
"Bawa mobil cepat kesini dan kejar ka David!" bentak Leon dengan wajah panik.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
To be continue...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments