🍁Bertahanlah dari keadaan apapun, sembunyikanlah beban dan penderitaanmu, dan jadilah kuat karena ujian dan cobaan🍁
.
.
.
.
Daddy Xavier yang melihat perubahan wajah sang anak langsung tahu jika ada sesuatu yang tidak beres. Tatapan keduanya saling menatap berbicara lewat batin, jika ada sesuatu yang terjadi dengan anak keduanya saat ini.
"Mom, dad aku keluar dulu" ucap Xander dengan suara dingin.
"Loh mau kemana sayang? Kamu baru nyampe masa udah pergi lagi?" tanya mommy Chloe dengan bingung.
"Pergilah son" ucap daddy Xavier.
"Iya dad"
"Hubby kenapa biarin Xander pergi sih" hardik mommy Chloe dengan kesal.
"Ada sesuatu yang terjadi dan harus segera diselesaikan baby"
"Apa itu hubby?" tanya mommy Chloe dengan penasaran.
"Aku tidak tahu baby" jawab daddy Xavier dengan suara lembut.
"Ihhh! Kamu menyebalkan hubby" ketus mommy Chloe.
Daddy Xavier hanya terkekeh melihat wajah cemberut sang istri, Zelena yang melihat kedua orang tuanya seperti berdebat tidak mau ambil pusing. Ia lebih tertarik dengan hadiah yang di bawakan oleh kakak pertamanya.
"Mommy, daddy ayok kita buka hadiah yang dibawa brother" teriak Zelena dengan suara kencang.
"Sayang jangan teriak-teriak kayak di hutan aja" ucap mommy Chloe dengan kesal.
"Mom ini mansion bukan hutan. Ada-ada saja mom" cibir Zelena.
"Yang bilang hutan siapa nak?" tanya mommy Chloe duduk di sofa bersama suaminya.
"Kan tadi mommy yang bilang hutan" ucap Zelena dengan wajah polos.
"Itu hanya perumpamaan sayang"
"Oh! Bilang dong dari tadi mom" ucap Zelena dengan santai.
Mommy Chloe memijit dahinya yang tiba-tiba sakit mendengar ucapan sang putri. Putrinya itu kelewat batas polos dan sering kali membuatnya darah tinggi.
Apa lagi anaknya yang ketiga, jika keduanya ada maka sudah di pastikan bagaimana hebohnya satu mansion.
"Mommy kemana brother?" tanya Zelena sambil celinguk-celinguk mencari keberadaan Xander.
"Keluar" jawab mommy Chloe singkat.
"Keluar kemana mom"
"Mommy ngak tahu"
"Kenapa mommy ngak tahu"
"Ya karena kakakmu hanya pamit ingin keluar saja" ucap mommy Chloe menahan rasa kesal di tanyai terus.
"Ya emang keluarnya itu kemana mom"
"Mommy ngak tahu sayang, kakakmu ngak beritahu"
"Kenapa ngak tanya mom"
"Mommy lupa"
"Ckk!! Mommy belum tua udah pikun" decak Zelena dengan ketus.
"Zelena" pekik mommy Chloe dengan tatapan tajam.
"Jangan marah-marah mom nanti cepat tua" ucap Zelena dengan wajah polos.
Duar..........
Kepala mommy Chloe seperti ingin meledak mendengar ucapan putrinya yang sering membuatnya darah tinggi. Daddy Xavier yang mendengar perdebatan keduanya hanya diam saja, pasalnya mereka berdebat dengan bahasa Indonesia yang tidak ia mengerti.
Zelena yang melihat wajah sang mommy sudah merah padam, dengan cepat berlari keluar. Ia tahu pasti sebentar lagi pasti ada teriakan menggema di dalam mansion.
"ZELENA DUSCHA WESLY KE SINI KAMU" teriak mommy Chloe menggelegar di dalam mansion.
See.......
Betulkan apa yang ia pikirkan, mommynya itu akan berubah menjadi singa betina jika sudah terlalu emosi. Zelena memilih duduk di taman kaca melihat bunga mawar kesukaan mommy Chloe, dari pada mendengar celoteh sang mommy.
Sedangkan di dalam mobil mewah milik Xander, ia menatap pesan yang dikirim pengawal adik keduanya dengan emosi. Ia mendapat kabar jika adiknya saat ini terlibat masalah dengan salah satu geng motor.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
"Dimana posisi Vincent?" tanya Xander dengan suara dingin.
"Saat ini tuan muda kedua berada di batas kota XXX bos dan mereka masih terlibat perkelahian disana" ucap David membaca informasi yang dikirim anak buahnya barusan.
"Hentikan perkelahian itu sekarang"
"Baik bos"
"Suruh Victor pulang malam ini juga"
"Baik bos"
Selama perjalanan Xander menatap iPad di tangannya melihat email perusahaan. Meski tidak berada di kantor tapi ia terus memantau perusahaan.
~ Rainbow Cafe ~
Mobil yang di tumpangi Xander akhirnya tiba di Rainbow cafe, David keluar lebih dulu melihat keadaan sekitar baru membuka pintu. Saat Xander keluar seketika aura di sana berubah menjadi sangat mencekam.
Tatapan tajamnya melihat ke arah depan seperti tembus pandang ke dalam cafe, ia bisa melihat jika saat ini adiknya sedang duduk bersama geng motornya setelah menghancurkan seisi cafe.
"Selamat datang bos" ucap anak buah Xander dengan serentak.
Xander berlalu masuk ke dalam cafe sudah tak sabar ingin menghajar sang adik. Sedangkan di dalam cafe Vincent merinding merasakan aura yang sangat di kenalinya.
Ia berbalik ke arah depan dan seketika matanya hampir keluar dari tempatnya, melihat sosok yang sangat ia takuti. Teman-teman Vincent melihat ketua mereka dengan kening berkerut saat ketuanya bangun berdiri.
"Brother" gumam Vincent dengan suara pelan.
"Dude kamu kenapa?" tanya Jason sahabat baik Vincent.
"Dewa kematian sudah tiba guys" ucap Alex dengan wajah pucat yang mengenali siapa yang sedang menuju ke arah mereka.
Tubuh Vincent menegang melihat tatapan tajam saudaranya yang seperti pedang bermata tajam. Ia menelan selavinanya dengan susah merasa udara disekitarnya seakan menipis.
"Silahkan bos" ucap David sambil menaruh kursi untuk Xander.
"Vincent" ucap Xander dengan suara dingin.
"M...a...af bro....ther" ucap Vincent dengan gugup.
"Dimana orang yang berkelahi dengan adikku?" tanya Xander dengan tatapan membunuh.
"Dia di ujung sana bos" jawab David menunjuk seorang pria sekitar umur 27 sedang di tahan anak buah mereka.
"Matheo Jhonson" ucap Xander sambil tersenyum smirk.
"Siapa kamu?" tanya Matheo dengan kaget karena orang di depannya mengetahui nama aslinya.
"Siapa aku itu tidak penting"
"Lalu kenapa kamu menangkap aku berengsek! Lepaskan aku sialan" teriak Matheo dengan emosi.
Grep.............
"Jangan pernah meninggikan suara jelekmu itu di depanku" ucap Xander sambil menarik rambut Matheo sehingga kepalanya menatap ke atas.
"Le....pas sia......lan" ucap Matheo terbata-bata.
Bugh.........bugh......bugh........
Xander membanting kepala Matheo berulang kali di lantai membuat semua orang disana bergidik ngeri. Wajah Matheo sudah hancur dengan darah yang terus mengalir dari wajahnya itu.
"Patahkan tangan dan kaki anak buahnya" ucap Xander dengan tatapan dingin.
"Baik bos" ucap anak buah Xander serentak.
Arrghhh........arghhhh.......aarrgghhh........
Jeritan kesakitan anak buah Matheo bergema di dalam sana, ia lalu memberi isyarat kepada David untuk memberi hadiah yang tidak akan pernah Matheo lupa seumur hidupnya.
Sret..........
Teman-teman Vincent bergidik ngeri melihat kekejaman Xander dan tangan kanannya David. Mereka tak menyangka jika li**h Matheo akan di potong, entah apa alasannya hanya David dan Xander yang tahu.
"Ini balasan karena sudah menghina kedua adik kembarku" ucap Xander dengan tatapan seperti iblis.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
Terjawab sudah apa yang menjadi alasan lid.ah Matheo di potong, mereka semuanya baru tahu jika kakak Vincent teman sekaligus ketua mereka sangat mengerikan.
"Brother" panggil Vincent dengan suara pelan.
Bugh..........bugh.........bugh.......bugh........
Xander memukul Vincent tak perduli ia adiknya, ia hanya akan menghukum kedua adiknya jika mereka bersalah. Dan kesalahan Vincent kali ini yaitu hanya membolos kuliah untuk berkelahi.
"M...aaf bro....ther" ucap Vincent dengan terbata.
"Sudah ku bilang pendidikan itu penting. Apa kamu ingin melihat mommy kecewa! Hah!" bentak Xander dengan suara tinggi.
"Maafkan aku brother"
"Ini peringatan pertama dan terakhir untukmu Vincent Keandre Wesly" ucap Xander penuh penekanan.
"Aku tahu brother"
"Heemmm"
Xander lalu memapah sang adik untuk pulang, David lalu memerintahkan anak buahnya untuk membereskan kekacauan di sini.
Saat akan keluar dari cafe tatapan Xander menatap tajam salah satu perempuan yang menunduk takut di antara teman-teman Vincent.
Kamu sangat bodoh adikku, batin Xander sambil tersenyum smirk.
~ Pulau Baros, Maladewa ~
Desahan pasangan yang baru jadian semalam membahana di dalam salah satu resort termahal di pulau Baros. Saat tengah memadu kasih keduanya di interupsi oleh gedoran pintu yang sangat keras.
"Ckk!! Siapa yang menggangguku" decak Victor dengan kesal.
Ya orang yang sedang berc***a adalah Victor Rolando Wesly. Seperti nama tengahnya yang berarti terkenal ia saat ini berprofesi sebagai salah satu penyanyi, model, dan aktor terkenal di dunia.
Sudah 6 tahun berturut-turut memenangkan piala grammy awards di kanca internasional.
"Beb" ucap wanita yang berada di bawahnya dengan tatapan menggoda.
Dia adalah Aleandra Winzki model papan atas yang sedang naik daun, Victor melihat wanita yang berstatus pacarnya itu dengan wajah dingin seakan tidak menarik lagi.
Tak membalas ucapan Aleandra ia segera memakai bathrobe dan membuka pintu. Saat pintu terbuka tatapan matanya yang tajam dan angkuh, melihat manajernya yang berdiri di depan pintu dengan takut.
"Berani kamu menganggu waktuku Rio!" bentak Victor dengan suara tinggi.
"M...aaf Vic, tapi ini sangat mendesak" ucap Rio dengan gugup.
Victor tak mengatakan apa-apa dan berlenggang masuk kembali ke dalam resort. Rio yang sudah tahu tabiat artisnya segera mengikuti Victor ke dalam resort.
"Beb" panggil Aleandra dengan suara menggoda.
Glek............
Rio menelan saliva dengan susah melihat tubuh Aleandra yang seperti gitar spanyol di depannya, apa lagi saat matanya memandang ke arah dada Aleandra yang seperti buah melon.
Itu melon atau pepaya bangkok, batin Rio dengan wajah memerah.
Victor tersenyum smirk melihat manajernya yang sudah panas dingin melihat tubuh Aleandra. Salahkan saja Aleandra yang memakai lingerie transparan, seakan tidak malu menunjukkan tubuhnya di depan orang banyak.
"Liurmu menetes Rio! Hehehe" ucap Victor sambil terkekeh.
"Ah! Maaf Vic" ucap Rio dengan wajah merah padam karena malu.
Hahahahaha..............
Tawa Victor pecah melihat manajernya yang sangat malu, mendengar tawa sang pacar membuat Aleandra menatap Rio dengan tatapan tajam karena sudah menggangu waktunya dengan Victor.
"Jangan menatap orangku dengan tatapan busukmu itu!" bentak Victor dengan suara dingin.
"Kamu bentak aku beb hanya karena dia" ucap Aleandra dengan kaget.
"Heemmm! Dia orangku dan aku tidak suka milikku di tatap seperti itu" ucap Victor dengan suara dingin.
"Beb maafkan aku, aku hanya kesal saja dia sudah menganggu waktu kita" ucap Aleandra sambil duduk di pangkuan Victor.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
Victor diam saja membiarkan Aleandra yang seperti cacing kepanasan di pangkuannya. Ia terus menyesap wine yang tadi ia ambil tidak memperdulikan tangan Aleandra yang sudah berkeliaran di dadanya.
"Katakan Rio" ucap Victor.
"Tuan muda pertama menyuruh kita pulang saat ini juga"
"Brother" ucap Victor dengan mata melotot.
"Iya Vic, tuan muda sudah berada di mansion utama"
"Kenapa tidak bilang dari tadi sih! Cepat siapkan barangku kita pulang sekarang!" bentak Victor dengan suara tinggi.
"Oke Vic" ucap Rio bergegas masuk ke dalam kamar merapikan pakaian Victor.
"Beb kamu mau pulang?" tanya Aleandra.
"Heemmm"
"Tapi aku masih ingin disini" ucap Aleandra dengan manja.
"Ya sudah kamu disini saja aku tetap mau pulang" ucap Victor dengan santai.
"Kamu kok gitu sih beb. Kita kan lagi rayain hari jadi kita" ucap Aleandra dengan ketus.
Victor tak memperdulikan ucapan Aleandra dan mendorongnya turun. Melihat hal tersebut Aleandra semakin merasa kesal karena tidak di perdulikan.
"Kalau kamu pulang kita putus beb" ancam Aleandra dengan suara tinggi.
"Oke kita putus" ucap Victor dengan santai.
Mata Aleandra melotot kaget mendengar ucapan Victor yang santai tak ada beban, ia tak percaya jika ia akan diputuskan segampang itu.
Tidak kamu tidak boleh memutuskan aku karena kamu itu milikku, batin Aleandra dengan gusar.
Selang 30 menit Victor sudah selesai bersiap dan segera menyuruh Rio untuk berangkat. Aleandra mencekal tangan Victor sambil membuat wajah sedih tidak ingin berpisah.
"Beb kamu kok gitu sih sama aku" ucap Aleandra dengan wajah sedih.
"Lepas. Mulai saat ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi" ucap Victor dengan angkuh.
"Tidak aku tidak mau putus beb"
"Aku tidak perduli dan ingat kita itu sudah PUTUS" ucap Victor menekan kata putus.
"Kamu tidak bisa memutuskan hubungan kita, bukannya kamu sangat suka dengan tubuhku beb" ucap Aleandra dengan tatapan nakal.
"Ckk!! Punyamu itu sudah longgar tidak enak lagi" ejek Victor dengan ketus.
Rio mengigit bibirnya menahan tawa mendengar ucapan Victor yang sangat menyakitkan. Aleandra kaget mendengar ucapan Victor yang menjatuhkan harga dirinya saat ini.
"Keterlaluan kamu Victor!" bentak Aleandra dengan emosi.
"Bi**h" ucap Victor dengan tatapan dingin.
Victor dan Rio segera pergi meninggalkan Aleandra yang berteriak seperti orang gila di dalam sana. Ia merasa sangat emosi mendengar ucapan Victor yang sangat menghina harga dirinya sebagai seorang perempuan.
...🍁 🍁 🍁 🍁 🍁...
To be continue...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments