Sesampainya di kantin Academy, langsung saja keduanya menjadi pusat perhatian yang membuat Aaron merasa risih, terlebih lagi tatapan mereka yang merendahkan dirinya membuat hati kecilnya merasa terluka.
"Lihat bukankah itu Starla, siswi yang masuk dalam jajaran 10 murid paling jenius di Academy."
"Untuk apa dia bersama manusia sampah itu."
"Apa manusia sampah itu mencoba mencari perlindungan dengan mendekati Starla."
"Sungguh tidak pantas jika keduanya memiliki hubungan."
"Walaupun manusia sampah itu memiliki wajah yang tampan, tapi tetap saja tidak akan ada artinya jika dia tidak bisa menggunakan sihir."
Bisik-bisik murid membicarakan keduanya yang memenuhi seisi kantin, namun baik Aaron atau Starla menghiraukan perkataan tersebut.
Keduanya terus berjalan menuju meja yang sudah diisi oleh seorang laki-laki berparas tampan, dengan rambut putih dan mata sejernih samudra, membuatnya banyak menjadi pusat perhatian para siswi perempuan.
Tidak sedikit siswa yang menatapnya dengan tatapan iri dan benci.
"Starla, Aaron, kenapa kalian berdua lama sekali." katanya dengan nada sediki kesal.
"Sorry, tadi ada kejadian yang tidak mengenakan di depan kelas Aaron." ucap Strala.
"Apa mereka mengganggumu lagi Aaron, dimana mereka biar kuberi pelajaran." ucap laki-laki berambut putih tersebut dengan geram.
Suhu di sekitar mereka tiba-tiba menjadi lebih dingin, tangan serta rambutnya hampir dipenuhi dengan lapisan bening es.
Aaron yang tak memiliki element di dalam tubuhnya seketika menjadi menggigil, Starla yang menyadari hal itu menatap tajam kearah laki-laki berambut putih tersebut.
"Aldy, kau membuat Aaron kedinginan." kata Starla datar.
Aldy yang menyadari hal itu langsung menghilangkan hawa dinginnya.
"Maaf..." kemudian Aldy berdiri dari duduknya, "Biar aku yang memesan, seperti biasa bukan?" tanyanya lagi.
Aaron dan Starla mengangguk secara bersamaan, kemudian Aldy pergi meninggalkan keduanya.
Selang beberapa saat kemudian Aldy kembali dengan membawa nampan yang berisi makanan.
Tak lama kemudian ketiganya memakan makanan tersebut dengan lahap, sesekali mereka bersenda gurau.
"Aaron, bukankah besok hari ulang tahunmu?" tanya Starla
Aaron menganggukan kepalanya, benar apa yang di katakan oleh Starla jika besok adalah hari ulang tahunnya yang ke 17, dan seperti tahun-tahun sebelumnya dia hanya merayakan bersama kedua sahabatnya dan kedua orang tuanya.
Aaron tak ingin membuat pesta yang terlalu meriah dah mengundang teman-teman sekelasnya, baginya itu sangat berlebihan.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan keujung Benua Element." usul Aldy.
"Tidak, aku hanya ingin hari ulang tahunku di rayakan seperti biasanya." tolak Aaron.
"Baiklah, jika itu mau mu?" kata Aldy tersenyum kecut.
Setelah menghabiskan makan siangnya, ketiganya berjalan kearah kelas masing-masing karena mereka berada di kelas yang berbeda.
Academy Perisai memiliki 3 kelas yang berbeda di setiap tingkatannya, yaitu King atau Queen, Knight dan Warrior.
Mereka yang ada di kelas King atau Queen di penuhi oleh siswa-siswi berbakat seperti Starla, sedangkan untuk kelas Knight adalah mereka yang memiliki bakat diatas rata-rata seperti Aldy, dan yang terakhir kelas Warrior di isi oleh mereka yang memiliki bakat di bawah standar.
Bagaimana Aaron yang tidak bisa menggunakan sihir atau tidak memiliki element bisa berada dikelas Knight? Jika bukan karena nama Ayahnya, mungkin Aaron tidak akan di terima di Academy tersebut.
Ayah Aaron adalah salah satu orang paling berpengaruh di kota yang bernama Kota Seribu Petir tersebut, dia sangat menyayangi putra tunggalnya itu, dan dia tidak akan segan-segan membunuh siapapun yang berani melukai putra kesayangannya.
Baginya, Aaron adalah harta paling berharga di dalam hidupnya.
Setelah pelajaran terakhir selesai, Aaron segera bergegas meninggalkan Academy dan berjalan menuju parkiran sekolah.
Di parkiran sekolah tersebut terdapat ratusan mobil-mobil bermerek yang sudah berjajar rapih, kemudian Aaron mendekati salah satunya.
Ia segera memasuki Mobil Lamborghini berwarna hitam tersebut kemudian mengendarainya dengan kecepatan sedang memecah jalanan Kota Seribu Petir.
Sekitar 30 menit kemudian, akhirnya mobil miliknya telah sampai di kawasan perumahan elit di bagian paling barat Kota Seribu Petir.
Mansion-mansion mewar berjajar rapih di sisi kanan dan kiri jalan.
Sesampainya di depan mansionnya, Aaron segera bergegas memasuki mansion tersebut. Di depan pintu terdapat seorang pria paru baya dengan beberapa pelayan yang berdiri disampingnya.
Salah satu pelayan kemudian mengambil alih tas milik Aaron, sedangkan yang lainnya segera berlutut dan melepaskan sepatu serta seragam Academynya.
"Tuan muda, Tuan Alfajri sudah menunggu anda di ruang tamu bersama Nyonya Alica." ucapnya dengan ramah.
Aaron hanya mengangguk dan kemudian segera berjalan menuju ruang tamu, sesampainya disana ia melihat pria paru baya yang masih terlihat tampan sedang bebincang dengan wanita berparas cantik, mereka tidak lain adalah kedua orang tua dari Aaron.
"Putraku, bagaimana keadaanmu?" tanya pria sepuh itu sambil berdiri dan di ikuti oleh istrinya.
"Baik Ayah."
Terakhir kali Aaron melihat kedua orang tuanya sekitar 1 bulan yang lalu, dikarenakan kesibukan pekerjaan orang tuanya, Aaron menjadi tidak memiliki waktu untuk bermanja-manjaan dengan kedua orang tuanya.
"Maafkan kami berdua yang tak bisa meluangkan lebih bayak waktu untukmu nak." ucap wanita cantik tersebut dengan ekspresi yang menunjukan jika dirinya merasa sangat bersalah.
"Mah, sudah Aaron katakan, Aaron baik-baik saja, Ayah dan Mamah masih mengingat Aaron sebagai anak pun sudah lebih dari cukup."
"Nak, kau berkata seperti itu membuat kami berdua semakin merasa bersalah."
Beberapa saat kemudian ketiganya terdiam cukup lama, karena suasana canggung yang dibuat oleh Aaron.
Sebelum kemudian, Nyonya Alica berjalan dan duduk disamping putranya.
"Mamah sudah putuskan jika Mamah akan berhenti bekerja dan lebih memilih tinggal di rumah bersama kamu "
Perkataan Mamahnya itu jelas membuat Aaron sangat terkejut, tetapi di satu sisi dia merasa senang jika itu sudah menjadi keputusan Mamahnya.
"Apa Mamah serius."
Sebelumnya Aaron menduga jika kepulangan kedua orang tuanya hanya berniat merayakan hari ulang tahunnya seperti tahun-tahun sebelumnya.
Namun siapa sangka jika di ulang tahunnya yang ke 17 tahun ini dia akan mendapat kejutan yang sangat mengejutkannya.
"Mamah serius sayang." ucapnya sambil memeluk Aaron.
"Aaron sayang Mamah."
"Mamah juga sayang Aaron."
"Khem..Ayah juga ingin berpelukan." ucap manja Tuan Alfajri yang langsung membut suasana menjadi pecah di penuhi tawa ketiganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
kayaknya author pengen buat novel dunia sihir sama dunia modern biar pada suka pembaca ,nyatanya bikin bosan
2022-09-13
0
Owalah kirain novel zaman kultivator gitu ,tapi karna pake mobil tapi sihir jadi GK betah bacanya lgi
2022-09-13
0
Oschar Migerz
ceritax zaman apa?
2021-04-29
2