Pak Barma sudah mendengar kabar yang santer di dengar dari orang suruhannya, bahwa Arya dan Valerie sudah resmi memutuskan hubungan mereka. Jelas mereka sangat senang dengan hubungan anaknya yang sudah putus dengan kekasihnya itu. Pak Barma pun tidak henti bersorak dengan mencerca Arya habis-habisan.
"Kau lihat sendiri, kan! Apa yang ayah dan ibu katakan tentang wanita itu. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri, Dia tidak cocok denganmu. Buktinya dia meninggalkanmu begitu saja." Cetus Pak Barma
"Iya, Arya. Di luaran sana masih banyak wanita yang baik dan cocok untuk bersanding denganmu, bukan dengan Valerie itu." Jelas Bu Amira
"Sudah cukup, yah, Bu. Seburuk apapun kalian mengatakan hal buruk mengenai Valerie padaku, Aku yakin dia tidak seperti itu. Saat ini dia hanya sedang mengejar cita-cita nya dan setelah itu aku yakin dia akan kembali dan kami akan hidup bersama." Kata Arya
"Dasar Arya, keras kepala sekali kau. Hatimu sudah dibutakan oleh wanita itu. Sampai kapan kau akan menunggu, sampai kami meninggal dan kau menjadi perjaka tua begitu keinginan mu?!" Marah Pak Barma
"Sekarang terserah kalian saja, yang terpenting sekarang aku akan menunggu Valerie sampai kembali." Keras kepalanya
"Sampai kapan kau akan menunggu orang yang tidak pasti Arya, kau harus menikah, harus mempunyai keluarga, keturunan untuk penerusmu. Dan kau hanya membuang waktumu menunggu ketidakpastian, Tahun ke tahun usia mu bertambah." Ujar Pak Barma
"Ayah dan ibu sudah sepakat, kami akan menikahkan mu dengan wanita pilihan kami. Dengan begitu status mu sudah bertunangan Arya, bukan dengan Valerie tapi dengan pilihan ibu dan ayahmu sendiri." Ujar Bu Amira
"Ayah, Bu. Sudah ku katakan aku bukan anak kecil lagi, seharusnya kalian tidak bisa memaksakan kehendak kalian padaku seperti ini. Kalian ingin aku menikah dengan pilihan kalian, di mana kasih sayang kalian padaku?"
"Justru kami melakukan ini karena kami sayang padamu, Arya, kami ingin melihatmu berumah tangga. Apa kau tidak mengingat usia mu saat ini yang menginjak 27 tahun, sudah sepantasnya kau menikah." Ucap Pak Barma yang sudah tak bisa menahan emosi.
"Aku tidak akan menerima perjodohan ini." Tolak Arya dengan tegas.
"Baiklah, kau tidak ingin menerima perjodohan ini. Jika begitu jabatan mu di perusahaan sebagai CEO akan dicabut dan kau ayah posisikan menjabat sebagai karyawan biasa, posisimu akan digantikan oleh Damar asisten dan sahabat mu sendiri. Aku yakin Damar bisa memimpin lebih baik darimu." Ancam Pak Barma
"Why?? Itu adalah pernyataan yang bodoh!!" Ketus Arya.
"Karena kau tidak ingin di jodohkan, peraturan baru untuk menjadi seorang CEO di perusahaan ku dia harus sudah menikah, dengan memenuhi syarat itu dia bisa sah menjadi penerus perusahaan Ayah."
"Lalu Damar, bagaimana dengan nya, dia sendiri belum menikah?" Ucap Arya membalikkan fakta.
"Karena dia bukan keturunan garis keluarga kita, dan kau sebagai anak darah daging ku sendiri. Siapapun keluargaku di rumah ini jika mereka ingin mendapatkan sesuatu maka mereka harus mengikuti semua peraturan yang Ayah buat. Dan peraturan baru sudah dibuat jika kau menginginkan posisi mu sebagai CEO kau harus menikah."
"Kau juga tidak ingin kan Arya, merasa direndahkan oleh teman masa kecilmu Damar. Untuk kali ini dengarkan permintaan kami." Ucap Bu Amira memohon.
"Kalian berdua egois, Kapan aku pernah menolak keinginan kalian? Kalian ingin sesuatu, Aku turuti. Aku sendiri tidak melihat apa yang diinginkan diriku sendiri sebenarnya, hanya karena kalian mengancam ku. Peraturan macam apa itu? Sangat tidak masuk akal dengan memberikan kekuasaan pribadi pada orang lain yang jelas tidak memiliki hubungan darah. Kalian tidak pernah memikirkan orang lain hanya memikirkan diri sendiri. Lalu, Apa bedanya kalian dengan Valerie, kalian menyalahkannya bukan!" Marah Arya, setelahnya menyelonong pergi keluar dengan kesal.
"Aryaaa!! Lihat, Bu, anak itu sudah keterlaluan." Kesal Pak Barma.
...***...
Di Jalan Raya Arya mengendarai mobilnya dengan sangat cepat mencapai kecepatan 140 km/ jam. Betapa cepatnya ia melajukan mobilnya yang tentu saja membahayakan dirinya dan pengendara lain di Jalan Raya.
Saat ini Arya sedang dirundung kemarahan, ia tidak bisa menahan emosinya saat ini.
Sudah lama Arya tidak melambatkan laju mobilnya, ia malah mempercepat dan menambah laju mobil itu, hingga tanpa sadari dihadapannya telah terdapat seseorang yang ingin menyebrang. Semua orang yang menyaksikannya terus berteriak tapi Arya belum mengetahuinya. Seseorang yang sedang menyebrang itu pun tidak bisa mengelak, seluruh tubuhnya merasa kaku melihat mobil kencang yang akan menuju ke arahnya, ia hanya bisa pasrah jika ia tertabrak.
"Aaaaaa..." teriak penyeberang itu.
Tapi dengan sekali pijakan rem yang hampir saja akan mengenai penyeberang, Akhirnya mobil itu berhenti padahal jarak antara mobil dan penyeberang kurang dari 10 cm. Jika Arya tidak menghentikan mobilnya tepat waktu, mungkin ceritanya akan berbeda. Penyeberang itu bisa saja terpental dan meninggal di tempat karena laju mobil yang cepat dan bisa menghantam apa saja yang bisa membahayakan.
Penyeberang itu pun dari tadi menutup matanya dengan tubuh yang gemetaran, Tapi selama beberapa menit ia mematung merasa suatu keanehan dan tidak terjadi sesuatu padanya. Perlahan ia membuka matanya dan melihat arah depan, ia selamat...
Arya pun turun dengan marah sampai membanting pintu mobil cukup keras.
Bukannya meminta maaf, Arya malah memaki dan mencaci si penyeberang itu.
"APA KAU BUTA? Tidak bisa melihat saat menyebrang. Kendaraan begitu banyak berlelangan kau malah seperti debu yang menyebrang begitu saja tanpa melihat kendaraan di sekitarmu, kau pikir ini jalanan nenek moyangmu, hah?" Maki Arya dengan nada tinggi.
"Ma-maaf, Tuan... Saya tidak sengaja."
Orang yang sedang dimarahi dan hampir tertabrak itu adalah Dini, ia belum menyadari siapa lawan bicaranya begitupun Arya. Tetapi ketika Dini memalingkan wajahnya menatap Arya, keduanya sama-sama terkejut saat bola mata mereka bertemu dan saling mengenali satu sama lain.
"Kauu!!" pekik Arya tercengang.
"Tuaann... kau." sama halnya dengan Dini yang ikut tercengang.
"Owh, Jadi kau sengaja yah, melintas di depanku begitu saja. Atas perlakuanku padamu kemarin kau ingin aku meminta maaf dan sekarang kau ingin mendapatkan ganti rugi dariku."
"Maaf Tuan, mobil dan nama anda saja saya tidak mengetahuinya, bagaimana saya ingin menipu anda. Kebetulan saya ingin menyebrang karena kendaraan sudah lelang, tapi mobil anda datang dan melaju begitu kencang. Anda saja yang tidak bisa berhati-hati saat berkendara." ketus Dini berani menjawab.
"Jadi, kau menyalahkan ku, hah?" suara Arya meninggi kembali.
"Tidak. Bukan seperti itu, Tuan... Hanya saj..."
"Ahh sudahlah, Wanita seperti mu pasti hanya ingin uang saja. Berapa yang kau inginkan? Ini cukup, kan?!!" Arya mengocek dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang.
"Maaf, Tuan... Saya tidak membutuhkan uang anda. Saya bukan pengemis dan orang munafik seperti anda. Jika bisa uang itu anda gunakan saja untuk memperbaiki diri anda sendiri agar tidak menindas orang lemah."
"Dasar wanita bodoh... Miskin saja sombong!!" Ketus Arya dan kembali masuk ke dalam mobil melajukan kembali mobilnya untuk pergi.
Dini yang tertindas hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap kepergian pria angkuh itu dengan mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments