"Maaf, Pak. Karyawan itu akan segera saya tegur," ucap Dita.
"No, kenapa ditegur? Biarkan saja. Itu tandanya dia begitu fokus bekerja.
"Yes, baiklah." jawab Dita.
Rapat kecil untuk mereka berdua. Menunggu Alex datang untuk bergabung dan merencanakan proyek selanjutnya.
Alex Chandra Dwiguna. Asisten yang dipercaya Abi untuk mewakilinya dalam setiap proyek yang tak bisa Ia tangani sendiri. Ia juga, yang merekrut semua karyawan baru. Dari mencari, hingga mewawancarai mereka satu persatu. Alex juga, yang selalu bersama Abi selain Dita. Bahkan Ia, yang menemani Abi dalam setiap proses pengobatan Abi kala itu.
Suara langkah kaki begitu tedengar berwibawa. Dari jauh, Abi pun diam untuk menyambutnya masuk.
"Pagi," ucap Alex, tampak begitu ceria.
"Siang. Kenapa tak sekalian sore?" tanya Abi.
Alex hanya tersenyum, lalu duduk di sofa tepat disebelah Dita.
"Darimana kau?" tanya Dita. Sama sinis nya dengan sang bos. Hanya saja, Abi lebih tampak tenang karena sudah sangat biasa dengan Alex.
"Pacar yang mana lagi?" tanya Abi.
"Wuiih, tahu dia. Ada lah, satu pacar baru. Yang lama, nanti dulu." jawabnya santai.
Abi hanya menggelengkan kepalanya, lagi dan lagi. Bagaimana tidak, Ia bahkan tak mampu menasehati sahabatnya itu. Ya, dia sendiri tak bisa di andalkan dalam urusan cinta.
Rapat kembali di laksanakan. Mereka hanya membagi tugas kecil, yang nanti nya akan mempermudah untuk melaksanakan proyek baru.
"Kau jadi supirku,"
"Hah? Aku turun tahta?"
"Tidak, hanya tugasmu yang bertambah." jawab Abi.
"Tapi... Kau mengurangi waktu ku bersenang-senang lah!"
"Mengurangi, bukan melarang."
"Aku tahu, hidupmu hambar. Jauh terjatuh dalam kubangan kenangan. Tapi, jangan lampiaskan semua padaku. Konsultasi, perawatan, obat, terapi. Semua aku. Dan sekarang, aku harus....."
Ucapan terhenti, tatkala Abi menatapnya dengan begitu dingin. Mengalah kan es kutub, yang bahkan sudah sedikit mencair.
" Lanjutkan," pinta Abi. Alex hanya kembali diam, meneguk minuman yang tersedia di meja. Meski sebenarnya itu minuman Abi..
" Aku tak bisa, jika hanya membatasi pergerakan di siang hari. Sedangkan, hanya petang saja Ia kembali datang. Aku nyaris tak bisa pulang semalam." jawab Abi, dengan kembali menyulut rokoknya. Ia jarang melakukan itu, hanya ketika benar-benar dalam keadaan stres. Itupun, sering kali diambil dan di matikan Dita secara spontan.
" Kau tak mengambilnya?" tatap Abi pada Dita.
" Jatahmu satu. Sisanya, aku yang simpan." jawab Dita, meraih sebungkus yang masih tersisa. Alex hanya tersenyum, melihat tingkah kedua sejoli itu. Bukan pasangan, tapi Alex hanya senang melihat ketika mereka berdua. Apalagi berdebat.
Pintu di ketuk. Terbuka ketika Abi mempersilahkan masuk. Nisa datang, dengan beberapa dokumen di tangan nya. Ia menatap di sekitar, sedikit canggung dengan suasana yang ada. Bagaimana tidak, Tiga orang besar ada di hadapan nya saat ini. Apalagi, Abi menatapnya dengan begitu serius.
"Nisa, cari siapa?" tanya Dita.
"Cari... Cari Bu Dita." jawab Nisa..
Dita akhirnya beranjak dari sofanya. Nisa Ia ajak pindah ke ruangannya sendiri, untuk membicarakan dokumen pertama yang Nisa kerjakan hari ini.
"Permisi, Pak," pamit Nisa, berusaha sopan.
Alex menangkap tatapan Abi pada gadis itu. Dingin seperti biasa, tapi seolah menyiratkan sesuatu yang sulit di baca.
"Kau mengenalnya?" tanya Alex.
"Tidak, hanya pernah melihatnya. Dan sekarang menjadi pegawaiku. Dunia sangat sempit." balas Abi, datar.
"Dia anak yatim piatu. Hanya tinggal bersama neneknya. Sama, seperti Rere." terang Alex, yang cukup membuat Abi terbelalak mendengarnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Eka Listiana
jgn prnah mencintai orang karena hanya mirip dgn masa lalunya 🙄
2023-07-16
0
Eka Listiana
jgn prnah mencintai orang karena hanya mirip dgn masa lalunya 🙄
2023-07-16
0
Inayah Rahmadani
ada yg sama dengan Rere
2023-02-27
0