"Pagi, Ma." sapa Abi, yang telah rapi dan begitu tampan hari ini. Seperti biasa, Ia bersikap seolah tak terjadi apapun malam tadi.
"Pagi, Sayang. Tidurnya pulas?"
"Yes, pules banget rasanya. Mimpi pun engga. Tiba-tiba udah pagi aja," jawab Abi, dengan senyum indahnya.
Mama Sofi membalas senyum itu, meski sebenarnya enggan. Ia segera berdiri, dan menyiapkan sarapan untuk sang putra. Abi pun melahapnya dengan begitu nikmat, seperti biasa..
" Hari ini, ada karyawan baru. Abi akan semakin sibuk. Apalagi, memang perusahaan tengah berkembang seperti ini." curhatnya.
"Dita, bagaimana?"
"Tumben, nanya Dita?"
"Dia, yang sudah Lima tahun lebih bersama kamu. Apa kamu ngga ada rasa?" Mama Sofi mulai lagi. Membicarakan masalah itu di depan Abi. Membuat Mood nya seketika hancur dan malas melanjutkan sarapannya.
"Ma, Abi berangkat." pamitnya, kembali menghindar.
Entah, beberapa minggu ini Mama Sofi seolah tengah begitu gencar mencecar Abi dengan segala pertanyaan itu.
"Bi?"
"Mama, kalau mau belanja bulanan, nanti Abi temenin. Abi akan urus waktu, khusus buat Mama sore ini. Okey? Bye Mama." kecup nya di dahi, lalu pergi dengan cepat menuju mobilnya.
"Ditinggal lagi. Dikacangin lagi, dan.... Ah, menyebalkan." gerutu Mama Sofi.
Abi kembali menyetir. Padahal sang Mama sering berpesan, agar Ia mengambil supir. Apalagi, kondisinya yang masih sering naik turun dan membuat Mama nya khawatir. Abi tak mengindahkan nya.
Di lampu merah, Abi bertemu kembali dengan Nisa. Gadis itu dengan motor maticnya. Sama-sama menunggu, dengan bisingnya suara yang ada di sekitar. Abi sengaja tak membuka kaca, atau pun menyapanya. Hanya memperhatikan dari dalam, apalagi ketika gadis itu tanpak begitu ceria dengan mengangguk-angguk kan kepalanya.
"Sepertinya begitu asyik. Mendengar musik kah?" gumamnya. Tingkah Nisa aneh menurut Abi, tapi sedikit mencuri perhatian nya beberapa hari ini.
Bunyi klakson mengagetkan Abi. Ia pun segera kembali memacu mobilnya, dengan tetap pandangannya kepada Nisa. Dalan arti lain, memang tujuan mereka sama. Yaitu, ke kantor yang dipimpin Abi.
Mereka pun sampai, dan berhenti bersamaan di parkiran. Nisa tak menoleh kemana-mana lagi. Ia melepas helm, meletak kan nya diatas kepala motor dan berlari dengan begitu kencang masuk ke dalam kantor itu. Abi santai, kembali tersenyum datar dengan tingkahnya. Apalagi, sepatu itu masih Ia pakai sampai sekarang..
"Kau bilang tak butuh," fikirnya. Ia pun menyusul, masuk dengan santai dan tangan kanan Ia kantongi. Serasa memang begitu berwibawa, menjalani hidup dengan tenang tanpa adanya masalah hidup.
"Selamat pagi, Pak." semua orang menyambutnya dengan ramah, bediri dan menganggukkan kepala.
"Pagi," balasnya, dengan terus berjalan penuh wibawa.
"Selamat pagi, Pak." Dita pun dengan cepat datang dan menghampiri. Tugasnya setiap pagi, untuk membahas jadwal bos nya hari ini.
"Banyak jadwal saya?"
"Iya, bahkan sampai malam. Tapi... Bisa kita atur ulang untuk besok." jawab Dita.
"Baiklah," jawab Abi.
Ia memperhatikan, beberapa karyawan baru melirik dan seolah mencari perhatian darinya. Tapi tidak dengan Nisa. Dia duduk fokus ketika yang lain berdiri.
"Nisa! Kamu ngga kasih hormat Bosmu?" tegur Dita.
"Ah, iya. Maaf, Bu. Saya...."
"Udah Dita, ayo masuk dan bekerja." lerai Abi.
Nisa yang baru setengah berdiri, hanya bisa diam. Apalagi tatapan semua orang aneh padanya.
"Maaf, ngga sengaja." ucapnya lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Hikmah Araffah
abi ga ga punya asisten yg laki ya
2023-10-05
0
Inayah Rahmadani
mudah mudahan abi suka sama dita
2023-02-27
0
Izoel Dzakiya
mama harus lebih sabar.....abi masih liat²nisanya
2022-10-16
3