"Anda yang meremehkan kami, Pak. Anda, sudah mencoba menjebak kami dengan wanita. Bos Saya, tak tertarik dengan itu." jawab Dita
"Ternyata benar, Pak Abi itu tak normal." senyum Pak Broto sinis.
"Maksudnya?" tanya Dita, tampak mulai emosi.
"Ya, pria mana yang tahan godaan wanita se cantik ini. Sedangkan Pak Abi, melirik pun tidak. Sudah banyak yang curiga, jika Pak Abi itu bukan pria normal."
"Jangan asal bicara, Anda!" sergah Dita.
"Kalaupun trauma, itu sudah sangat lama. Trauma itu tak wajar, hanya sebagai pengalihan isu penyimpangan Anda." tunjuk Pak Broto pada Abi. Sedang Abi, hanya diam tanpa sepatah kata pun di tempat duduknya.
Abi terus mendengarkan ocehan Pak Broto. Baginya, itu tak ada gunanya tapi menyulut adrenaline. Ia hanya tersenyum, dan berdiri menghampirinya seketika.
"Dengan apa, membuktikan kejantananku? Kau punya anak perempuan? Berikan padaku, agar aku dapat membuatnya hamil. Tapi, tidak untuk menikahinya." balas Abi.
"Kau! Kau melecehkanku! Brengsek."
"Apa bedanya dengan mu, Pak Broto? Kau melecehkan aku, barusan. Belum kering bibirmu itu, mengucapkan ketidak normalanku. Apa sudah lupa, hah?" wajah Abi mendekati wajah Pak Broto yang mulai tersulut emosinya.
"Dita, pulang."
"Ba-baik, Pak." jawab Dita. Abi pun melangkah dengan santai, meletakkan tangan di saku celananya. Dita mengikutinya setengah berlari, karena langkah kaki Abi yang begitu panjang dan langkah nya yang cepat.
"Untung sudah biasa," gumam Dita.
Langkah demi langkah mereka jalani. Mereka berdua tiba di parkiran dan langsung menuju mobil Abi.
"Mama dimana?"
"Di Restauran Cantika," jawab Dita, sembari memasang sabuk pengaman nya.
Abi langsung memasuk kan gigi, dan menancap gas dengan kuat membelah ramainya jalanan Ibu kota.
"Mama Bos, di dalam. Apa, saya aja yang jemput?" tawar Dita.
"Biar saya yang turun,"
"Katanya, males kalau di jodohkan lagi." tukas Dita.
"Malas, tapi biar Mama senang," jawabnya, membuka pintu dan turun dari mobil nya. Abi pun berjalan dengan penuh wibawa dan elegan, mencari keberadaan sang Mama diantara keramaian yang ada.
"Hey, Abi!" panggil Tante Reni, Mama dari gadis bernama Elsa. Mereka duduk bertiga, di sebuah sofa rungan resto itu.
"Mam, Abi datang." sapa Abi. Tak lupa, menyapa Tante Reni dan putrinya yang cantik jelita itu.
"Ayo pulang, kasihan Dita di dalam mobil sendirian."
"Kenapa ngga diajak, kan enak, rame. Mami jemput Dita dulu, kamu disini bareng Elsa. Ayo, Jeng." tarik Mama Sofi pada Tante Reni.
Abi pun ditinggalkan berdua dengan Elsa di tempat duduknya. Abi duduk, menyapa ramah wanita manis itu.
"Elsa, bagaimana kabarnya?"
"Baik, Mas Abi." jawab gadis yang terpaut usia Enam tahun darinya itu. Tapi, wajahnya tampak aneh bagi Abi, karena make upnya yang terlalu tebal. Tampak, seperti jauh lebih tua dari usianya.
Mereka pun mengobrol ringan, senbari menunggu kedua orang tua mereka yang tak kunjung kembali. Hingga, Abi pun mulai bicara dengan serius padanya
"Kenapa, mau dijodohkan dengan Saya?" tanya nya terus terang.
"Simple aja bagi Elsa. Mas Abi tampan, mapan, single, dan punya segalanya meski masih muda."
"Dan seorang pria yang sempurna, pasti ingin wanita yang sempurna juga untuknya. Kamu? Sesempurna apa?" tanya Abi. Apalagi Ia tahu, Elsa adalah anak yang memang selalu dimanja Mama nya.
"Elsa dilarang kerja, sama Mama. Kan, harta Mama banyak. Elsa bahkan ngga bisa masak, pembantu ada. Semuanya dikerjain pembantu. Elsa hanya tinggal melayani suami, itu kan yang di mau?"
"Lantas, kalau saya mendadak bangkrut, bagaimana?" tanya Abi.
Elsa pun terdiam. Mengangguk, dan tersenyum dalam galaunya. Memainkan rambut dengan jari-jarinya yang mulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Yayuk Sulistyowati
Si Abi ada aja, kenalan sama cewek dah mirip interview cari kerjaan aja. Tapi beneran skak mat buat Elsa
2023-06-25
1
Itsaku
Ngakak sama si Elsa boleh g sih thor...😅 ya ampun... gitu banget anak orang kaya ya
2023-06-23
0
Borahe 🍉🧡
hampir lupa berkomentar
2023-06-10
0