"Manda, titip kantor. Saya pergi dulu, sama Pak Abi." pesan Dita pada stafnya.
"Siap, Bu," angguk Dita, lalu menoleh yang lain dengan senyum gemasnya.
"Astaga, mereka itu cocok banget. Kenapa sih, ngga nikah aja. Udah Lima tahun lebih loh, sama-sama.
"Pak Abi, masih trauma aja sama pacarnya yang udah meninggal. Padahal, udah lama banget. Udah di tanah, juga."
Mereka sibuk, membicarakan Bosnya sendiri disana.
"Masuk," pinta Abi, setelah membuka kan pintu untuk sang sekretaris. Bagaimana tak meleleh, ketika seorang wanita diperlakukan semanis itu. Meski, mereka bukan pasangan.
Sepanjang jalan, mereka tak terlalu banyak bicara. Hanya fokus, membahas tentang apa yang akan mereka bahas di pertemuan nanti. Abi hanya diam, mendengarkan dengan seksama, sembari terus lurus menatap jalanan yang Ia lewati.
"Pak Abi, gantengnya ngga ada obat." puji Dita dalam hati. Meski sudah setiap hari bersama, tapi Dita memang begitu terpesona dengan sosok Abi yang tampan, matang, dan berwibawa. Meski, Ia terlalu dingin bagai es kutub yang tak kunjung mencair.
"Mama, ngomong apa aja sama kamu?" tanya Abi, yang masih fokus dengan setirnya.
"Hah, gimana, Pak?" kaget Dita, yang lamunan nya buyar seketika.
"Ya, Mama bicara apa aja sama kamu. Apa?" tanya nya datar. "Mau menjodohkan dengan anak teman nya yang mana lagi?"
"Maaf, Pak. Saya, ngga tahu. Saya hanya di telepon pagi tadi, dan Saya iya kan." jawab Dita, segan dan menunduk kan kepalanya.
"Aku lelah, Dita. Aku lelah, ketika harus kembali berkenalan. Ketika aku, harus kembali menceritakan masa lalu ku pada mereka. Lelah, ketika mereka selalu menganggapku terkubur dalam bayang-bayang masa lalu." untuk pertama kali setelah sekian lama, Abi berbicara sedikit panjang dari biasanya.
" Iya, Pak. Maaf," angguk Dita..
Dita memang sangat memahami Bosnya itu. Ia bahkan tahu, jika Abi sesekali meminum obat penenang, jika mulai gelisah dan tertekan dengan keadaan.
"Bapak, mau minum?" tawar Dita, yang langsung membuka air mineral untuk Bosnya itu..
Mobil berhenti, ketika mereka tiba di hotel itu. Keduanya langsung turun bersamaan, dan masuk ke ruang pertemuan yang telah di sepakati. Mereka telah menunggu disana.
"Selamat siang, pak Abi." sapa seorang Koleganya.
"Siang, Pak Broto. Boleh saya lihat proposalnya? Saya ingin mempelajarinya lebih lanjut," Abi mengulurkan tangan nya.
Pak Broto meminta Asisten cantiknya yang memberikan dokumen itu. Gadis itu pun berjalan dengan begitu lembut, dan memberikan dokumen nya pada Abi. Dengan tatapan nya yang tajam dan sensual, berusaha menggoda pria tampan itu.
"Dia, asisten saya yang akan membantu Bapak."
"Membantu apa?" tanya Abi tanpa menoleh.
"Membantu, mempelajari dokumen itu. Dia sangat faham, dan sangat bisa membantu bapak agar lebih cepat memahami isinya."
"Apa, dia juga sangat faham, cara memuaskan lelaki?" tatap Abi pada Pak Broto.
"Jika Bapak mau, kapanpun saya siap." kedip mata wanita itu, begitu menggoda iman. Apalagi, dengan belahan dada yang terbuka, dan roknya yang hanya sejengkal paha.
Dita hanya terbelalak, menatap Bosnya dalam mode serius. Mungkin, bagi Pak Broto Abi mulai terpancing dengan umpan nya. Tapi, Dita tahu jika akan terjadi sesuatu setelah ini.
"Pak, biar saya, yang....."
"Dita... Robek."
"P-Pak, tapi..."
"Robek dokumen ini, sekarang. Saya tak mau bekerja sama lagi dengan mereka."
"Maksudnya apa? Kalian merendahkan saya!" tegas Pak Broto.
"Anda yang meremehkan kami, Pak. Anda, sudah mencoba menjebak kami dengan wanita. Bos Saya, tak tertarik dengan itu." jawab Dita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Itsaku
kereeen abi...
2023-06-20
0
Nisaaayu
Pak Broto ini bukannya tetangga nek Tini dulu ya?
2023-06-18
1
Qaisaa Nazarudin
# Nah kan,Bodoh si boss,,
2023-04-04
0