5 Tahun kemudian.
Abizar Raka Prasetya, 29 tahun. Seorang Ceo diperusahaan yang Ia bangun bersama Papanya. Ia hidup dalam sebuah Trauma yang berkepanjangan. Bayang-bayang Rere, dan kecelakaan itu, membuatnya selalu panik tanpa kontrol ketika melihat cahaya menyinari matanya.
"Abi, nanti jemput Mama, ya? Mama ada arisan sama temen-temen."
"Boleh, tapi kali ini ngga ada acara kenal-kenalin cewek. Abi males." jawab Abi datar, sembari merapikan dasinya.
Sejak kejadian itu, Mama Sofi sudah puluhan kali mencoba untuk menjodohkan Abi dengan anak dari para sahabatnya. Tapi, Abi selalu menolak dengan berbagai alasan.
" Bi, Elsa itu cantik, baik, pinter. Apalagi yang kamu cari? Jika kamu berpedoman, mencari yang seperti Rere, kamu ngga akan dapet, sayang."
"Karena itulah, ngga akan pernah ada yang bisa menggantikan Rere untuk Abi." timpalnya.
Mami Sofi hanya bisa menghela nafas kasar. Ia lalu memakaikan jas untuk sang putra, dan membiarkan nya pergi dengan segala aktifitasnya di kantor.
"Mas Abi, kenapa, Nyonya?" tanya Bik Nik, asisten rumah tangga mereka.
"Bahkan belum bertemu, Bik. Tapi Abi sudah menolaknya mentah-mentah. Astaga! Itu yang dulu-dulu ditolak dia, udah pada punya anak loh, Bik." kesal dan Gemas Mama Sofi.
"Umurnya udah Tiga puluh, apa ngga ada keinginan sama sekali?" tanya Bik Nik.
"Au ah, saya capek. Saya kadang ngga enak sama temen-temen. Gagal lagi, gagal terus jadi besan. Keseeeel!" gemasnya mengepalkan tangan.
"Sabar, Bu." ucap Bik Nik, mengeluskan dada Nyonya besarnya itu.
Abi melenggang sendiri dengan mobilnya. Mobil yang Ia beli karena Rere mengingin kan nya dahulu. Ia berjanji akan membelinya dengan uang hasil jerih payahnya sendiri. Tapi nyatanya, Rere tak sempat lagi untuk menikmati ketika itu terlaksana.
Kini, setelah Lima tahun kepergian kekasihnya itu, selalu hidup dalam bayang-bayang kenangan sang kekasih. Orang bilang itu lebay dan berlebihan. Namun, mereka tak pernah tahu apa yang Abi rasakan hingga sekarang..
"Selamat pagi, Pak Abi." sambut para pegawainya di kantor.
"Pagi. Ada kegiatan apa hari ini?" tanya nya. Dan Seorang sekretaris cantik pun datang menghampiri.
"Kegiatan Anda hari ini adalah, rapat di hotel Horizon. Cek proyek di ruko baru untuk cabang, dan jemput Mama. Sudah, itu saja. Lain nya tugas seperti biasa, di kantor." ulasnya.
"Jemput Mama, kamu masuk kan ke dalam agenda?" Abi memicingkan mata.
"Mama Bos, yang memintanya."
"Hufttz, baiklah. Mari, kita mulai bekerja. Hari ini, bukan kah ada penerimaan karyawan baru?"
"Ya, Pak. Alex sendiri yang Interview mereka. Dan besok, mereka mulai masuk. Ada sepuluh orang."
"Ya, baiklah." balas Abi. Ia duduk di kursi besarnya. Mulai berkutat dengan segala dokumen dan file yang ada.
Di usianya yang menginjak kepala Tiga, belum ada rasa tergiur sama sekali untuk menikah. Bahkan, tak jarang para karyawan menjodohkannya dengan sang sekretaris. Dita Nanda sari.
Selain mereka sudah begitu akrab, Dita lah yang selama ini mampu memahami tentang Abi. Kemanapun Abi pergi, Ia pun ikut bersamanya. Tiada Abi tanpa Dita, begitu pun sebaliknya.
"Pak, waktunya rapat." ucap Dita, di sela fokus Abi dengan dokumen nya.
Abi bergeming. Dan seperti biasa, Dita akan duduk di depan dan menunggunya hingga selesai dengan semua urusan. Entah berapa lama.
"Ayo," ajak Abi, setelah setengah jam berlalu.
"Tumben cepet." gumamnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Inayah Rahmadani
abi masih terbayang kecelakaan kekasih nya
2023-02-27
0
Sry Rahayu
semangat abi
2022-09-20
3
Eman Sulaeman
semangat bi
2022-09-20
0