Jumpa Fans Keyna

Sedangkan Key sudah dibius dan tak merasakan sakit ditangannya. Hanya saja ia merasa sedikit nyilu dan perih. Tubuhnya terlalu lemah untuk menatap sekeliling.

Sekedar informasi. Key adalah gadis kuat. Ia bahkan tak pernah merasakan pingsan sejak kecil. Jika sakitnya terlalu berat, paling saat itu ia hanya menjadi lemah dan tak bisa menggerakkan tubuhnya. Sejak ia mendapatkan sakit Leukemia saja ia bisa merasakan apa itu pingsan.

“Tangan lo kenapa sii Key?” Tanya Mike menatap Key yang masih lemah.

Tak mendapat jawaban membuat Mike bertanya kepada dokter Difta yang menyimpan kembai alat-alat medis. “Tangan Key kenapa sii dok?” Tanyanya khawatir.

Sedangkan Boy hanya duduk dan menatap Mike. Apakah Boy juga panik? Maka jawabannya sangat. Hanya saja ia tau kondisi sekarang tidak memungkinkan jika bertanya pada Key.

Dokter Difta menatap Mike. “Kamu siapanya sii Keyla?” Tanyanya heran.

“Saya temennya dok. Key kenapa memangnya?” Tanya Mike lagi.

“Kamu pacarnya Keyla?” Tanya dokter Difta lagi.

Wajah Mike berubah merah marah. Sedari tadi bertanya tapi selalu dibalik tanya. Maunya apa coba? “ Bukan urusan anda...! Jawab saja pertanyaan saya.” Bentaknya emosi.

Dokter Difta hanya menggeleng melihat tingkah Mike. “Dan ini bukan urusan kamu berarti.” Jawabnya santai.

Emosi Mike semakin memuncak. Ia mencengkram jas putih dokter Difta. “Mau lo apa sii ha...!” Teriaknya.

“Berisik banget sii kalian. pusing kepala gue tau nggak..” Ucap Key merasa terganggu. Padahal ia masih sangat lemas saat ini.

Mike melepaskan cengkramannya. Matanya masih tajam menatap mata dokter Difta yang dingin. “Awas lo ya.” Gumamnya memperingatkan.

Dokter Difta hanya acuh dan meninggalkan mereka didalam ruangan. “Kalian temannya Keyla bukan.? Seharusnya kalian tau mengapa tangan Keyla seperti itu.” Ucapnya sebelum pergi.

Mata Key terbuka. Ia berusaha untuk duduk bersandar. Cepa-cepat pula Boy membantunya. “Pelan-pelan dong Key.” Ucapnya lembut.

Key hanya meringis. “Gue mau kulia.” Ucapnya.

“Lo gila? Lo sakit masih mau kulia. Jangan be*o jadi manusia.” Sahut Mike yang juga membantu Key.

Key meringis malas. “Kalian tu coba nanya kek. Mau minum nggak Key? Masih lemah nggak Key? Ni bilang gue be*o lagi. Gue Cuma mau nuntut ilmu Cuy. Lagian juga gue ujian .”

“Lo mau minum?” Tanya Boy. Key hanya mengangguk sebagai jawaban.

Cepat-cepat Boy mengambil minum dan membantu Key untuk minum. “Tangan loe kenapa?” tanyanya lembut.

“Ini tu karena si pemilik cewek dulu mati gara-gara bunuh diri.” Jawab Key jujur.

“Jadi bener loe pindah ketubuh gadis ini?” Tanya Mike heran. Ia kira Key itu oplas, meskipun ia juga heran mengapa tubuhnya menjadi mungil. Padahalkan dulu tubuh Key kayak model.

“Gue nggak bo’ong kali. Lagian juga kalo nggak percaya nggak pa-pa. “ Jawabnya snatai.

“Zaman gini masih ada kayak gituan?” Tanya Boy mengernyit.

Key menghela nafas dan menuruni kasur rumah sakit. “Kalo nggak percaya nggak pa-pa. Nggak ada untungnya juga buat gue.”

“Ini ni. Kalimat Key banget.” Ucap Boy.

Mike tersenyum tupis dan memeluk Key dengan seketika. Pelukan itu sangat erat.

Mata Key membola, ia tak suka orang memeluknya. Tapi ia juga tak mau menyakiti orang-orang disekitarnya. “Lo ngapain si peluk-peluk. Lo taukan kalo gue nggak suka dipeluk.” Ucap Key menggeliat. Ia mengangkat tangannya untuk menjauh. Lebih tepatnya tangan kanannya.

“Kali ini aja Key. Diem.” Ucap Mike serak.

Boy tersenyum tipis. Ia juga memeluk Key tak kalah erat disamping Mike. Mata mereka bercucuran dengan air mata.

Cowok nangis?

Hello...!

Kalo cowok nangis itu karena apa?

Karena ia udah sayang banget dan nggak mau kehilangan...!

“Gue ngucapin terimakasih banget sama Tuhan. Karena ia udah kasih lo hidup lagi Key. Meskipun raga lo beda, tapi gue masih sayang banget sama lo. Jangan tinggalin kita lagi ya..” Ucap Mike serak.

“Gue juga sayang banget sama lo Key.” Ucap Boy tak kalah serak. “Lo udah jadi bagian dari hidup kita. Tanpa loe kami hancur tau nggak.sumpah Key, gue nggak mau denger lo mati kayak kemarin lagi.” Lanjutnya.

Hati Key menghangat. Ia bahkan menggigit bibir bawahnya untuk tak larut dalam keharuan. “Gue juga sayang banget sama kalian. mungkin karena doa kalian gue hidup lagi.” Ucap Key. “Tapi tolong lepasin gue. sumpah gue nggak bisa nafas.” Lanjutnya.

“Ih lo ma suka bener bikin suasana haru hancur lebur.” Ucap Boy sambila melepaskan pelukannya., disusul Mike.

“Ceileh. Nangis lo mans?” Tanya Key mengibas rasa sedih.

“Nggak nangis. Cuma kelilipan doang. Masa anak motor nangis sii.” Alibih Mike yang diangguki Bot.

Key terkekeh. “Udah ah. Itu alasan klasik tau nggak. Bosen gue dengernya.”

“Tapi lo udah nggak apa-apa kan?” Ucap Mike.

Key hanya memasang senyum lembut. “ Gue Cuma lemes dikit, mungkin karena efek bius kali ya. Udah ah, gue mau kulia.”

“Yakin lo mau kulia?”

Key mengangguk. “Udah yuk Boy. Mike loe bawa mobil gue ya, tangan gue diperban gini. Mana sakit banget lagi.”

Mike hanya terkekeh sambil mengusap kepala Key lembut. “Ayok....”

Key memberi mata bulatnya. “Gendong oy. Gue lemes, nggak ada perhatiannya sama temen.” Ucapnya garang.

“Tangan yang luka, napa kaki lo nggak berfungsi? “ Tanya Boy bercanda.

“Cek. Punya temen rada jujur ni. Bikin gue jadi laper.” Ucap Key.

Boy terkekeh. Sedangkan Mike sudah berjongkok didepan Key. “Bilang aja memang lo laper. Ayo naik.” Ucapnya lembut.

“Beneran?” Tanya Key.

“Iya ayok. Keburu encok gue.”

“Belum gendong udah encok duluan,” Ucap Key sembari menaiki punggung Mike.

Sedangakn Boy terkekeh. Boy memilih membayar administrasi Key dan menyusul kemobil. Tapi sebelum itu Key mengucapkan terimakasih kepada dokter Difta dan memilih pergi.

...

“Lo beneran mau kulia Key?” Tanya Mike sekali lagi saat sudah sampai didepan kampus Key.

Key berdecap sebal kali ini. “Lo udah nanya itu lebih dari 30x tau nggak. Eneg gue dengernya,” Ucapnya sembari keluar dari mobil. Yang mengendarai tadi pastilah Mike.

“Terus lo pulang nanti gimana? Kan tangan lo sakit.”

“Sekarang udah nggak sakit lagi. Udah ya, gue otw.” Ucap Key.

Sedangkan Boy membawa mobil sendiri mengiringi Key dan Mike dari belakang. Ia membukakan pintu da menyusel Mike. “Udah?” Tanyanya.

Key tersentum tipis dan mengambil kunci mobil yang disodorkan oleh Mike. “ Thanks ya man’s. Gue pergi dulu. Jangan lupa ati-ati dijalan, entar kecantol banci encol.” Key terkekeh lalu pergi tanpa mendengar dengusan sebal teman-temannya.

Key dan Mike sudah berteman sejak ia mengenal dunia gelap. Tepatnya Mike dan anak Galaksi adalah sahabat Key diluar. Jika disekolah Key tak memiliki teman, tapi jika dijalanan atau dunia gelap ia cukup pamors. Siapa yang tak kenal sii gadis pembalap liar dan jago bela diri. Kalian bertanya dari mana bisa Key bisa balapan dan karate? Maka baca dicapter berikutnya oke...

....

“Hey...” Salah satu pria datang menghempiri Key sambil menepuk bahunya.

Key menaikan satu alis dan menggeser tubuhnya. Ia menatap pria didepannya dengan raut tanda tanya. Sesaat setelahnya, ada du pria lain yang mendatangi pria itu. “Kalian siapa sii?” Tanya Key melihat orang yang SKSD Terhadap dirinya.

Salah satu pria lain menatap Key terkejut. “Loe. Loe Key gadis cupu yang menang balap liar maren kan?” Tanyanya.

Key mengerutkan keningnya heran. Saat sudah ingat ia memilih pergi dari sana.

“Woy, mau kemana? Kita belum selesai ngomong kali.” Sahut pria lain.

Key menepis tangan orang yang memegang tangan kanannya. “Kalian siaap sii? Nggak usah sok kenal.” Ucapnya dingin.

“Widih... Lo beneran berubah ya Key. Ini mah bukan lagi berubah. Tapi ini namanya beda, sumpah, lo bukan gadis cupu yang kita kenal.” Sahut pria lain.

“Asli. Kalo berubah ini namanya parah... Lo nggak amesia kan?”

“Lo nggak kenal kita?” Tanya mereka bersahut-sahut.

Key menghela nafas menghadapi mereka. Ia memilih pergi tapi mereka menghelangi jalan Key lagi. “Lo nggak kenal kita? Kita sekelas looo?” Tanya pria pertama yang menemui Key tadi.

“Enggak.” Jawab Key jujur. ia memang tidak kenal pria didepannya ini. diingatan gadis cupu ini pun tidak ada. Jangan tanya kenapa? Karena isi diotak gadis cupu Cuma bagaimana cara ngebuat orang tua sayang terhadap dirinya saja. Kalo pelajaran dan ilmu? Isinya NOL besar.