I 'LL BE THERE FOR YOU

I 'LL BE THERE FOR YOU

Bab 1.

Gemerlap cahaya bintang menyinari aura gadis di atas panggung itu yang sedang menari sebuah tarian balet yang sangat indah sekali sehingga memukau hati para penonton yang menyaksikan tariannya itu.

" Wah ,tak ada yang bisa menandingi tarian balet Ruby Yolanda..!!" Sorak sorai para penonton di teater yang sangat megah dan hebat kota besar Los Angeles, USA.

Gadis itu memberikan penghormatan ucapan rasa terimakasih nya yang amat tulus kepada setiap dukungan yang gadis itu dapatkan dari setiap orang yang datang ke teater itu.

"Cheni..Kau barusan mendapatkan telepon dari Mama mu yang tinggal di Ibukota Beijing,China." Kata seorang gadis berrambut ikal yang berlarian mengejar gadis itu yang baru saja turun dari atas panggung.

"Mama ku telepon ? Untuk apa, Ros?" Tanya gadis itu merampas handphone yang di sodorkan oleh gadis rambut ikal kepadanya,lalu menempelkan benda itu di telinganya.

" Ya, Ma ada apa Mama telepon Cheni? "

Gadis itu sudah terlibat hubungan percakapan di handphone nya dengan seorang wanita asal China yang berbicara panjang lebar dengan gadis cantik ini.

*********

Apartemen yang sangat mewah di salah satu kota Los Angeles,Usa. Muncullah seorang pemuda yang berjalan begitu cepat menuruni tangga di depannya untuk menuju ke sebuah mobil sport di bawah tangga itu.

" Tuan Wandani, apakah Anda sungguh akan pergi untuk berjumpa dengan gadis pilihan dari Nenek mu itu ?" Tanya seorang pria yang membukakan pintu mobil sport untuk pemuda itu.

" Iya, Bagas.Aku harus tepati janji ku kepada Ahma ku." Jawab Devano Wandani nama pemuda itu.

Mobil sport meluncur begitu cepat sekali menuju ke sebuah restoran yang sangat mewah dan berhenti di depan tangga lalu di bantu ada pelayan restoran yang menyambut pemuda itu.

" Tuan Wandani, tamu yang ada undang sudah menunggu Anda di meja ruang pribadi restoran kami." Kata pelayan restoran dengan nada hormat kepada Devano Wandani.

" Ya,terimakasih." Jawab Devano Wandani nada datar.

Di dalam ruangan pribadi restoran itu, Devano pun berjumpa dengan gadis yang di pilihkan oleh Sang nenek tercintanya untuknya sebagai calon istrinya di masa akan datang.

" Nona Ruby Yolanda..?" Tanya Devano dengan nada ragu dengan gadis cantik yang di temuinya di restoran itu.

" Iya, Aku Ruby Yolanda yang di tunjuk oleh Nenek Wan untuk berjumpa denganmu." Jawab Ruby gadis cantik itu.

" Ah, apakah kamu tahu tujuan dari Nenek Wan menginginkan kita bisa saling bertemu di sini di restoran ini ?" Tanya Devano sambil menyediakan kursi untuk Nona Ruby Yolanda.

" Ya.." Jawab Ruby Yolanda duduk.

"Lalu apakah kamu setuju dengan rencana Nenek Wan dan Ibu mu Nyonya Cecilia Yung di dalam rencana besar ini pada kita berdua ?" Tanya Devano lagi sambil memotong daging steak yang ada di piring mewah di atas meja.

"Tidak..Aku masih ingin berkarier di dunia seni ku yang sudah lama aku rintis sejak aku kecil." Jawab Ruby Yolanda dengan senyuman khasnya.

"Aha, kalau begitu kau sesuai denganku.Aku juga tidak ada keinginan untuk menjalani kehidupan yang serba di atur oleh para orang tua itu. Tapi, ku harus mencari teman yang harus mendukungku juga yaitu dirimu yang paling tepat.Karena kamu gadis yang di pilih Nenek ku untuk menikah dan menjadi istriku." Kata Devano Wandani lugas.

" Ya, kamu yang harus bicara kepada Nenek mu untuk penolakan mu ini terhadapku." Kata Ruby Yolanda tanpa basa -basi.

"Hmmm..Caranya ?" Tanya Devano Wandani.

"Hubungi Nenek mu sekarang juga dan bilang kau tak mau menikah denganku." Jawab Ruby yang langsung menyodorkan handphone pemuda itu ke depan Devano Wandani.

Devano Wandani tampak gugup sedikit sebelum Ia akan menghubungi Neneknya namun sebelum Ia dapat menelepon Neneknya, tiba -tiba muncul sekelompok orang yang membuka jalan untuk seorang wanita tua yang agung dan anggun ke hadapan Devano Wandani.

" Ahma..?"

" Ya, Ahma sudah dengar pembicaraan kalian yang sama sekali tidak masuk akal itu..! Nenek tak mau tahu alasan kalian menolak perjodohan ini ! Hari ini juga kalian berdua harus pulang ke Beijing untuk melangsungkan pernikahan kalian di sana di hadapan Nenek dan keluarganya Ruby." Perintah Nyonya Besar Angela Wan kepada keduanya.

Ruby meringis dan Devano tampak di sambar petir atas perintah itu. Ruby memikirkan kariernya akan hancur seketika itu juga dengan Ruby harus terima pernikahannya dengan Devano Wandani.

" Ah, nasibku buruk sekali..! " Keluh Ruby menahan nangis di dalam hatinya.

"Ah, Aku harus bagaimana dalam menghadapi Lucia kekasihku yang sudah janjikan untuk tunggu Aku sukses untuk Aku bisa menikahinya sesuai harapan kami berdua." Kata Devano Wandani di dalam hatinya.

Nyonya Angela Wan mengawal mereka berdua keluar dari restoran itu untuk menuju ke mobil di luar restoran itu, senyuman yang menyiratkan agar keduanya masuk ke mobil itu.

"Masuklah kalian berdua ke mobil itu sekarang juga." Kata Nyonya Angela Wan nada serius sekali.

"Nenek , aku sudah dewasa dan Aku bisa tentukan masa depanku sendiri." Kata Devano Wandani di pintu mobil limosin.

"Dewasa belum tentu ada pikiran untuk hidup di masa depan yang lebih baik dari masa sekarang. Jadi,kau diamlah dan masuklah ke mobilku." Kata Nyonya Angela Wan tak bisa di negosiasi oleh Devano Wandani.

"Ahh...Andai Kakak ku masih ada di dunia ini. Aku tak kan semalang ini harus mengikuti pola pikir kuno dari mu." Kata Devano Wandani dengan raut wajah muram durja masuk ke mobil neneknya.

Ruby menghela napas sebelum mengikuti Devano Wandani untuk masuk ke mobil Nyonya Angela Wan.Gadis ini tak memandang Devano Wandani yang sangat masam itu, Ia lebih tertarik memandangi kucing persia milik Nyonya Angela Wan yang meringkuk cantik di pangkuan Nyonya itu.

"Cincin mu ini kau dapatkan dari siapakah, Ruby?" Tanya Nyonya Angela Wan menatap cincin yang melingkari jari manis Ruby.

"Dari Papa ku." Jawab Ruby berdusta karena Ia tak mau rahasia cincin nya terbongkar oleh Nyonya itu yang Ia tahu pasti akan mencari orang yang telah memberinya cincin itu keseluruh penjuru dunia.

" Ouh, dari Tuan Alexander Rolando ? Aneh sekali Ayah mu itu ,kenapa memberi mu sebuah cincin murahan seperti itu?" Tanya Nyonya Angela Wan dengan nada merendahkan sekali.

" Iya,karena Papa ku tak pernah memandang apa pun pemberiannya itu dengan nilai nominal pada barang atau benda apa pun itu." Jawab Ruby nada yang membanggakan sifat rendah hati Papanya.

Nyonya itu mengangguk -angguk sambil tangan halusnya sibuk membelai kucing persia nya yang manja itu,sedangkan Devano Wandani melirik ke arah Ruby dengan sorotan mata ingin tahu dari jawaban gadis itu kepada Neneknya itu dengan jawaban yang di pikir Devano Wandani sama sekali tak masuk logika sebagai seorang yang memiliki harta melimpah dari keluarga Rolando itu seakan tak mampu membelikan cincin yang lebih tepat untuk putrinya yang amat terkenal sebagai seorang bintang di dunia kelas atas.

Bersambung...!

Terpopuler

Comments

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

Ahma tuh bahasa mana Thor? Ga pernah dengar nih...

2022-10-23

1

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

Imut banget nama dia wehhh, serius.... 🤣

2022-10-23

1

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

Widih, ini sih rata-rata penari balet tuh cantik biasanya ... Udah kegambar nih siluetnya...

2022-10-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!