Bab 10 : Kisah Dokter Indri

Kamar Mayat

Part 10

***

"Apa dokter Indri sebelumnya

dinas di kamar mayat ini juga,

Kak?" tanyaku.

"Nggak di sini. Dia dinas di

poliklinik gigi. Dokter Indri itu

dokter gigi" jawab kak Ilyas

"Ohh ... gitu. Tapi kenapa saya

sering lihat dokter Indri ada di sini

ya, kak?" tanyaku lagi.

"Nggak tahu juga kami kalau

soal itu, Andri. sebab sampai sekarang pun kematian dokter Indri masih jadi misteri" Jawab Kak Budiman.

Aku menautkan kedua alis,

tak paham dengan apa yang

di katakan oleh kakak seniorku itu.

"Jadi misteri? Maksudnya jadi misteri gimana ya, Kak?"

tanyaku ingin tahu dan penasaran.

Tiba tiba aku semakin penasaran.

Kak Budiman menarik napas

dalam.

"Iya, kematian dokter indri masih jadi misteri. Soalnya

sampai sekarang, nggak ada

seorang pun yang tahu

keberadaan dokter Indri dimana"

Jawab kak Budiman, membuatku

makin bingung.

"Kok bisa sampai nggak ada

yang tahu, Kak? Tadi katanya

dokter Indri sudah meninggal?

Memangnya nggak ada orang

yang ikut menguburkan

jenazahnya?" tanyaku.

"Menurut cerita yang kami

dengar dan yang beredar di lingkungan RS Jaya Putra selama ini, dokter Indri waktu hari itu pamit

pada keluarganya untuk pergi

ketemuan sama temannya. Tapi

sampai keesokan paginya, dokter Indri nggak pulang. Keluarganya

mengira, kalau dokter Indri

langsung berangkat ke RS untuk piket. Karena biasanya juga

seperti itu. Tapi sampai dua hari

kemudian, dokter Indri belum juga

pulang. Keluarganya lalu mencari

dokter Indri ke RS Jaya Putra, tapi

nggak ada satu pun orang yang

melihatnya di RS. Sebab pada hari

itu dokter Indri kebetulan sedang libur. Jadi semua orang RS

mengira kalau dia nggak

berangkat kerja. Akhirnya

keluarganya melaporkan hilangnya

dokter Indri ke pihak yang

berwajib. Tapi sampai sekarang

pun masih belum diketahui

keberadaannya" cerita kak Ilyas

dengan panjang lebar.

Aku manggut manggut. Rasa

penasaranku yang awalnya hanya

sebatas ingin tahu, sekarang

berubah menjadi ingin menyelidiki.

Aku merasa ada yang aneh

dengan kejadian hilangnya dokter

Indri. Masa iya sih, tak ada satu

pun orang yang mengetahui, kemana perginya dokter Indri pada

hari itu. Baik keluarganya maupun

orang orang di lingkungan RS Jaya Putra. Menurut itu suatu hal

yang mustahil. Paling tidak pasti

ada seorang yang melihat dokter

Indri hari itu.

"Terus teman dokter Indri

yang mau dia temui itu siapa,

Kak?" tanyaku.

Kak Budiman dan kak Ilyas

memandangku dengan tatapan

yang entah. Mereka berdua

tiba tiba terkekeh. Aku mengerutkan

dahi melihat tingkah mereka.

"Kenapa ketawa,Kak? Apa ada yang lucu dengan pertanyaan

saya barusan?" tanyaku.

"Kamu itu aneh,Andri. Ya

darimana kami akan tahu soal itu.

Kami berdua ini kan bukan

keluarganya dokter Indri. Juga

bukan polisi yang menangani

kasusnya. Dokter Indri juga nggak

bilang ke kamu dia mau ketemu sama siapa hari ini. Yakan, Yas"

jawab kak Budiman, masih dengan terkekeh, diikuti oleh kak Ilyas.

Aku tersenyum sendiri

menyadari kebodohanku. Semua

itu rasa penasaran yang sangat.

"Ya barang kali saja kak

Budiman sama kak Ilyas

mendengar ceritanya" kataku

sembari menggaruk kepala yang tak gatal, dan tersenyum malu.

"Udah ahhhh, nggak usah

dibahas lagi soal dokter Indri.

Mendingan kita ngobrolin yang

lain saja" kata kak Ilyas

"Tapi, Kak. Kok kakak berdua

bilang, kalau dokter Indri sudah meninggal. Padahal kan keberadaannya saja nggak ada

yang tahu" kataku penasaran.

"Andri ... Andri... tadi kamu

sendiri aja langsung bisa ngambil

kesimpulan, kalau dokter Indri itu udah meninggal. Padahal kamu

baru beberapa hari dinas di sini.

Apalagi kami yang sudah lebih lama dari kamu dinas di ruang kamar mayat ini" Jawab kak Ilyas.

"Soalnya saya sering lihat dokter Indri, Kak" kataku.

"Nah itu sudah tahu jawabannya. Kenapa kamu tanya lagi" kata kak Ilyas .

"Jadi... jadi kakak berdua ini juga sering melihat dokter Indri?" tanyaku memastikan.

"Bukan cuma kami berdua

yang sering lihat dokter Indri,Andri. Tapi hampir semua Karyawan RS Jaya Putra ini pernah melihatnya" Jawab kak Ilyas.

Aku melongo mendengar

ucapan kak Ilyas itu.

"Tapi kenapa kakak berdua

nggak pernah cerita ke saya?"

tanyaku.

"Untuk apa kamu bercerita ke kamu soal dokter Indri,Andri.

Kami nggak cerita aja, kamu udah ketakutan gitu. Apalagi kalau kami cerita , mungkin kamu bakalan pingsan. Ya nggak Yas" kata kak Budiman sambil tertawa.

"Sudah, nggak usah kita

bahas lagi soal dokter Indri. Nanti

malah dia jadi sering datangi kamu lhoo Andri . nggak takut apa" kata kak Budiman.

Meskipun masih sangat

penasaran, aku tak berani lagi untuk bertanya lebih lanjut tentang

misteri hilangnya dokter Hani

kepada kedua orang kakak senior

itu. Kamu berganti topik obrolan.

Seputar pengalaman Kak Budiman dan kak Ilyas selama bertugas di kamar mayat ini. Yang menurutku seru tapi juga menegangkan. Sangat menguji nyali.

***

"Oh... iya Kak. Kalau dokter

David itu kemana ya? Kok saya belum pernah lihat? Padahal kata

Pak Jarwo, saya di suruh lapor ke

dokter David , waktu pertama

datang ke sini" tanyaku.

Kami sedang duduk santai,

sambil menunggu pergantian shift malam dengan Pak Danang. Hari ini

tak ada yang kami kerjakan di kamar mayat. Sepanjang hari kami

hanya mengobrol, sembari sesekali aku menanyakan hal yang belum aku paham, sehubungan

dengan pekerjaanku sebagai

petugas ruang kamar mayat. Sebab tidak ada jenazah yang datang dari

ruang perawatan ataupun UGD (Unit Gawat Darurat).

"Dokter David masih ada

tugas luar. Dia sedang mengikuti

pelatihan di Bandung sampai besok.

Mungkin besok dia sudah masuk dinas" jawab kak Ilyas.

"Besok kan kamu dinas malam,Andri. Biasanya dokter David selalu datang ke sini,

melihat yang piket malam" kata kak Budiman.

"Eh ... apa iya, saya besok

dinas malam, kak?" tanyaku.

"Iya, Andri. Nih jadwal

dinasnya" Jawab kak Ilyas, , Seraya

memperlihatkan sebuah map yang

berisi jadwal dinas petugas kamar mayat.

Aku menelan ludah, Saat

membaca namaku tertulis dinas

malam di lembaran kertas polio

tersebut. Beberapa detik aku terpaku sambil menatap jadwal dinas itu.

"Andri! Kok malah bengong.

kamu pasti takut ya" Kata Kak Ilyas

sembari menepuk pundak ku.

"Nggak usah takut,Andri.

Paling juga kamu di isengin, di ajakin kenalan sama mereka"

kata kak Budiman sambil tertawa. Diikuti oleh Kak Ilyas.

menyebalkan sekali.

Sekitar 15 menit kemudian,

Pak Danang tampak memasuki ruangan kamar mayat. Dia berjalan menghampiri kami. Setelah sampai, dia lalu duduk di sebelah Kak Ilyas, berhadapan dengan aku. Sekilas aku memperhatikan wajahnya, Begitu bengis dan sadis , sama seperti waktu aku melihatnya pertama kali kemarin malam. Mungkin semua makhluk tak kasat mata yang ada di RS Jaya Putra ini tak akan ada yang berani padanya, karena melihat wajah pak Danang yang sangar dan menakutkan. Aku membatin sambil tersenyum dalam hati.

Pak Danang kemudian

berbincang dengan kedua kakak

seniorku. Dia sama sekali tak

mengajakku dalam obrolan mereka. Diri ini hanya menjadi pendengar , tanpa sedikit pun ikut bicara. Sesekali pak Danang memandangku dengan tatapan mata yang tak bisa di artikan.

Dingin dan penuh rasa curiga.

Entah kenapa .

(Kenapa Pak Danang sinis

seperti itu ya? Kayaknya dia nggak suka deh sama aku. Tapi kenapa dia nggak suka. Padahal Kami baru saja ketemu kemarin malam.

Apa aku sudah bikin kesalahan

sama dia yang nggak di sadari ya.

Atau itu cuma perasaanku aja)

"Sekarang kami pulang dulu ya , Pak. Takut pintu gerbangnya keburu di tutup. Selamat bertugas.

Besok malam gantian Andri yang piket" Kata kak Ilyas, Setelah

kurang lebih selama 10 menit

mereka berbincang.

Kak Yono kemudian beranjak

dari tempat duduk. di susul oleh Kak

Budiman dan aku. Kami lantas berjalan menuju pintu keluar.

Sekilas aku melihat Pak Danang

Sedang memandangku dengan

tatapan mata yang mengerikan.

Raut wajahnya sungguh

menyeramkan.

Aneh sekali orang itu. Kenapa

dia seakan sangat tak suka

padaku? Tatapan matanya seperti

yang menaruh rasa curiga.

Padahal aku sama sekali tak melakukan apapun padanya, Aku membatin.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓪𝓹𝓪 𝓹𝓪𝓴 𝓓𝓪𝓷𝓪𝓷𝓰 𝓪𝓭𝓪 𝓴𝓪𝓲𝓽𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓴𝓮𝓶𝓪𝓽𝓲𝓪𝓷 𝓭𝓸𝓴𝓽𝓮𝓻 𝓘𝓷𝓭𝓻𝓲🤔🤔🤔🤔🤔

2022-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!