PELAKOR SEXY HABIISSSS....
Perkenalkan, namaku adalah Luna Heart, seorang gadis cantik dari pulau kecil kebanggaan rakyat. Saat ini usiaku sudah 21 tahun. Tinggi badan berkisar 170 meter dan berat badan sekitar 60 kg. Kulit putih mulus dan bibir merah delima, hidung pasti mancung karena aku blasteran Indonesia, Jepang dan Inggris. Rambut juga sedikit blonde. Aku baru setahun berada di pulau ini. Tidak berlebihan kalau aku katakan bahwa aku jatuh cinta dengan pulau ini. Apa kalian setuju?
Mungkin kalian juga ingin tahu apa pekerjaanku saat ini, tidak jauh dari kuliahku business management los angeles. Kebetulan otakku sedikit encer, jadi terus menerus mendapat bea siswa dan bisa menamatkan kuliah dengan mudah dalam waktu dua tahun di luar negeri. Saat ini aku adalah Manager HRD di sebuah hotel bintang lima di Bali.
Sepertinya manusia tidak ada yang sempurna, akupun begitu. Mungkin aku dalam financial mapan, tapi di dalam percintaan aku gagal total.
Sampai saat ini aku tidak tahu siapa orang tua kandungku, waktu masih orok aku dibuang oleh mereka. Kata mama angkatku, aku di temukan di depan rumah mereka. Warga desa memvonis ku sebagai anak haram yang beruntung. Mereka nyinyir mengutuk Ibu kandungku sebagai manusia tidak bertanggung jawab, perempuan ****** yang tidak punya prikemanusiaan.
Dia malu mengakui ku sebagai anak tapi tidak malu berbuat senonoh dengan banyak lelaki. Aku tidak akan memungkiri bahwa aku anak yang beruntung diangkat anak oleh malaikat sorga. Orangnya bijak, sabar dan penuh tanggung jawab. Tidak akan aku temukan sosok sempurna itu di perempuan lain, apalagi di jiwa Ibu kandungku yang berhati iblis.
Dulu aku sangat egois sering sekali ngambek dan banyak menuntut kepada Ibu angkat ku. Setelah Ibu angkat ku meninggal dan aku diberi tahu siapa sebenarnya diriku, disitu aku sangat menyesal. Aku sangat mencintai Ibu angkatku dengan sepenuh hati, dan dialah panutan hidupku sehingga aku sekarang ini menjadi sukses.
Setelah aku tahu diriku anak haram, sifatku menjadi berubah. Sifat ceria ku tiba-tiba lenyap, aku mulai down jiwa ku sangat terguncang. Aku akhirnya menjauh dan mengambil jarak dari lawan jenis. Satu persatu aku blokir teman ku dari sosial media dan mulai menutup diri serta memandang lawan jenis dengan sebelah mata. Yang lebih parahnya lagi aku moody dan depressed.
Status ku saat ini sebagai anak pungut yang ber lebel anak haram. Sungguh mengharukan, tapi aku tidak peduli pandangan orang lain terhadapku, karena aku tidak pernah berbuat aneh-aneh, apalagi mengikuti pergaulan libral. Aku punya etika hidup dan pandangan ke depan.
Dengan berjalannya waktu aku terus meroket menjadi wanita yang mandiri. Mulailah keluarga bapak angkatku nyinyir menilai hidupku dari sudut pandang mereka. Mereka sibuk mencari sisi buruk dari kesuksesan ku, kadang mereka menyindirku terang-terangan dan mengatakan aku wanita nakal serta peliharaan "Om-Om" atau menjadi Sugar Daddy. Mereka tersenyum manis di depanku, tapi di belakang menusuk.
Ketika aku menjadi donatur tetap di sebuah panti asuhan mereka juga nyinyir, katanya aku adalah anak haram yang banyak dosa, memang perlu lebih banyak berbuat baik dan bersedekah supaya dapat jodoh. Kata mereka, tidak mungkin ada yang mau denganku apalagi orang berkasta, orang biasa saja akan meludah melihatku.
Capekk dech!!.
"Luna apa yang kamu pikirkan, dari tadi aku berbicara. Aku melihat hari ini wajahmu sangat kusut, jika ada masalah ceritalah, aku siap mendengarnya." kata Dhevale. Mata hitamnya menatapku curiga.
Reflek mataku beralih ke wajah ayu temanku ini. Baru kusadari bahwa selain ada dua temanku ada sosok lelaki yang terus mencuri pandang padaku.
"Apakah kalian melihat sosok pria yang duduk di sudut itu. Matanya terus memandang kesini. Mungkin dia ingin mendekati kalian." ucapku datar.
"Itu Manager baru di hotel sebelah , tentu kamu belum kenal dengannya karena baru seminggu bekerja disana. Dia itu pindahan dari luar negeri. Namanya Stevan, umur 30 tahun." cerocos Valeria tersenyum.
"Rupanya kalian melesat seperti jet, aku salut kepada kalian yang cepat dapat informasi. Tapi maaf aku tidak tertarik padanya." jawab ku datar.
"Luna, aku rasa pandangannya terus mengarah padamu. Tidak salah lagi, dia seolah terbius dengan pesonamu."
"Peduli setan, aku tidak tertarik!!" ketus suaraku membuat kedua temanku saling pandang.
"What happened baby?"
"Biasalah, saudara besar bapakku selalu nyinyir, mereka sekarang baik padaku karena ingin mengambil warisan Ibuku."
"Owh, tapi semua harta itu milik Ibu angkatmu, hasil jerih payah Ibumu. Walaupun kamu anak angkat tapi semua harta sudah di wariskan padamu. Sudah bersertifikat dan sah di mata hukum."
"Aku sudah katakan itu dan mereka mengatakan aku anak haram tidak tahu diri dan kemaruk harta."
"Aku jadi panas, siapa yang berkata begitu? aku ingin tampar mulutnya dan aku remes pakai cabe busuk."
"Saudara bapak yang berjumlah tujuh orang, laki, perempuan sama saja suka ngomongin orang. Aku rasa mereka tidak senang melihat orang sukses dan bahagia. Mereka pada julid. Selama kedua orang tuaku sakit, mereka tidak pernah peduli apalagi mau menengok, giliran aku banyak warisam mereka semua peduli."
"Pergi dari sana, kamu beli rumah baru yang dekat hotel." usul Dhevale tegas. Valeria mengangguk sambil mengacungkan jempol.
"Ini usulan bagus, aku akan pindah. Tolong bantu aku mencari rumah yang budget dua miliar."
"Gampang itu, untuk sementara kamu pindah ke Guest House setelah dapat rumah baru pindah ke rumah baru."
"Iklankan dulu rumahnya setelah laku dan ada yang ngontrak baru pindah." kata Dhevale serius.
Aku mengangguk setuju. Kedua teman ku ini sela',_6,66⁶6,____,''',',___,,___',___________',,','',',,$,7,$$$$%,,''''lu menyemangati, mereka sangat peduli.
Perbincangan kami mendadak jadi macet ketika pria yang bernama Steven itu mendekati kami. Tanpa basa basi aku cepat berdiri seb **,elum pria itu sampai di tempat kami. Aku buru-buru ke kasir, pura-pura tidak tahu.
Sampai di kasir aku melirik dengan sudut mataku dan ternyata kedua temanku masih duduk manis meladeni pria itu. Aku ingin tertawa ngakak ketika Dhevale melotot ke arahku saat aku melambaikan tanganku dan ngeloyor pergi. Ini pertama kalinya aku tega meninggalkan kedua temanku demi menghindari seorang lelaki.
Aku merasa otakku semakin parah, setiap pria yang ingin mendekatiku aku tunjukan permusuhan. Mereka seolah virus dan aku alergi.
Dengan tergesa-gesa aku berjalan menuju hotelku yang berada di seberang jalan. Sampai di hotel aku langsung menuju ruanganku. Ntah kenapa dadaku merasa sesak dan aku sedikit nervous. Baru saja pantatku menyentuh kursi, Valeria dan Dhevale sudah berada di ambang pintu. Mereka berdua berdiri sambil berkacak pinggang.
"Ada orang tega meninggalkan teman sejati demi ke egoisannya." suara Valeria yang cetar membuat senyumku mengembang.
"Kalian sudah tahu kalau aku alergi buaya. Aku malah sengaja pergi dari situ supaya kalian bebas bertukar nomor whatsapp dengan buaya. Kalau aku ogah..." sahutku mengatur nafas.
"Memang kami berdua bersyukur bisa berbicara dengannya dan kami juga memberi nomor whatsapp padanya. Aku pribadi melihat pria itu sangat serius."
"Hahaha....ternyata pengalaman pahit kalian dalam percintaan tidak membuat kalian kapok. Aku ingatkan jangan terperosok ke dua kalinya ke lobang cinta. Pria itu bullsit, kalau kalian sudah hamil mereka tidak menghormati kalian lagi. Semua janji manis menjadi pahit seperti empedu."
Dhevale dan Valeria hanya senyum- senyum saja mendengar ocehanku. Mungkin mereka sudah bosan mendengarnya. Setiap hari judulnya itu-itu saja. Tentang laki-laki yang menipu perempuan.
"Luna, aku hari ini tidak menginap di rumahmu, aku mau pergi dengan pacarku." ucap Valeria tersenyum.
"Aku juga tidak bisa mampir, malam nanti aku mau dinner dengan keluarga. Maaf ya..." ucap Dhevalee membuat aku curiga.
"Kalian ini ada apa sih? aku merasa kalian akan mempermainkan aku. Tumben Dhevale dinner dengan keluarga, kapan keluarga datang? setahu ku keluarga kalian berada di luar negeri. Kalau memang mereka datang aku ikut datang ke rumah kalian, supaya aku tahu dan mengenal keluargamu." ucapku cepat, karena aku tahu keluarganya di luar negeri.
"Nanti aku undang, aku mau ke ruanganku dulu. Trimakasih kamu9 telah membayar makanan kami. Semoga setiap kita makan ada buaya datang, sehingga kami bisa gratis terus menerus." ucap Valeria kocak. Aku tidak ikut tertawa dan pura-pura cemberut.
Mereka lalu keluar dari ruanganku sambil tertawa. Sungguh membuat aku curiga. Masalahnya temanku ini sangat jahil, sama sepertiku. Kami bertiga sudah seperti saudara. Aku ketemu mereka semenjak pindah di Bali. Wajah Dhevalee sekilas mirip denganku yang membedakan hanya kulitnya. Dia coklat aku putih.
Aku mulai menyibukan diri dengan laptop ku, setiap hari kerjaan tiada hentinya, kadang sampai lupa kalau sudah sore. Begitulah keseharianku sibuk dan sibuk.
*****
LUNA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
💐
wah luna ada di bali mau juga dong ke Bali🙈
2022-10-03
8
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
luna sosok wanita yg sempurna
2022-09-26
6
.
hadir
2022-09-17
5