Mutiara Di Balik Lumpur
Las Vegas, Nevada Negara Amerika serikat terkenal dengan sebutan kota dosa. Kota yang dimana banyak para penjudi, pemabuk, bahkan prostitusi bertebaran di Las Vegas, Nevada.
Las Vegas Adalah kota terpadat di Nevada, Amerika Serikat. Las Vegas terkenal secara internasional untuk industri perjudian, perbelanjaan, dan hiburan. Las Vegas dijuluki Ibukota Hiburan Dunia, yang terkenal karena sejumlah resor kasino dan hiburan sejenis.
Di negara itu pula hidup seorang gadis berusia 23 tahun berkulit hitam bagaikan kedelai malika yang hanya terlihat putih mata dan giginya saja beserta Ibunya yang bekerja sebagai wanita malam.
Ibunya terpaksa menjadi pe*la*cur demi bisa membayar utang-utang mendiang suaminya. Dia bekerja di salah satu mucikari yang tak lain dan tak bukan adalah Kakak dari mendiang suaminya.
Sang anak tak ingin melihat Ibunya terus menerus menjadi wanita malam sampai mengabdikan dirinya pada sang Paman. Gadis itu ingin membebaskan Ibunya dengan cara membayar seluruh utangnya.
Gadis itu bertekad mencari pekerjaan dan keluar dari zona nyamannya meski banyak orang yang menghina dan mencemoohnya. Dan demi bisa membebaskan Ibunya, gadis itu sampai rela menerima tawaran menikah dengan orang yang tak di kenalnya.
Akankah gadis berkulit hitam itu mampu membayar utang Ibunya dan membebaskan Ibunya dari pekerjaan kotornya? Lalu, apa pernikahannya akan seperti harapannya?
Ikuti kisahnya di sini di MUTIARA DIBALIK LUMPUR
******************
"Bian, kalau nanti Ibu tiada, kamu harus menjadi wanita kuat, mandiri, jangan mudah di tindas, dan janganlah kamu merendahkan orang lain, jaga tutur katamu, jaga kesopanan mu dan jaga kehormatanmu sebagai wanita."
"Janganlah kamu ikuti jejak ibu yang terpaksa harus menjadi pe*la*cur. Maafkan Ibu yang tidak bisa memenuhi kebutuhan materi kamu," tutur seorang wanita berusia 40 tahun tapi masih terlihat cantik.
"Ibu mau kemana sampai bilang tiada segala? Dan untuk pekerjaan yang Ibu lakoni, bisakah Ibu berhenti saja! Aku tidak mau Ibu terus-terusan menjadi wanita panggilan sedangkan uangnya Paman yang nikmati," pinta Bian gadis berusia 23 tahun berkulit hitam bagaikan kedelai malika yang hanya terlihat putih mata dan giginya saja.
"Ibu tidak bisa berhenti, Bi. Kalau Ibu berhenti, kamu yang akan di jadikan penggantinya dan Ibu tidak akan membiarkan itu terjadi. Biarlah Ibu yang menanggung semuanya asalkan hidupmu baik-baik saja tanpa harus mengikuti jejak Ibu."
Bian menggenggam kedua tangan sang Ibu bersimpuh di depan kakinya. "Kita pergi saja dari sini ya, Bu. Kita pergi jauh dari Paman yang jahat itu. Aku tidak mau Ibu kerja seperti itu terus," lirihnya meneteskan air mata kesedihan.
"Tidak, Nak. Ibu tidak bisa pergi sebab Ibu sudah terikat janji padanya. Kalau Ibu pergi, dia akan menjual kamu dan Ibu tidak mau itu terjadi."
"Tapi, Bu..."
"Udah, jangan banyak bicara! Ibu berangkat dulu, pasti Pamanmu sudah menunggu di depan." Rebecca beranjak pergi meninggalkan putrinya sendiri. Dan Bian mengikutinya sambil menatap sendu Ibunya, dia ingin sekali Ibunya berhenti bekerja dan mencari pekerjaan halal.
"Rebecca, buruan keluar! Nanti kita telat, Rebecca, keluar!" Teriak pria bersuara serak yang tak lain dan tak bukan ialah Pamannya Bian lebih tepatnya adik dari Bapaknya Bian.
Ibunya Bian membukakan pintu rumahnya.
"Maaf, saya tadi sedang berpamitan dulu sama Bian." Rebecca melangkah duluan.
"Paman, aku minta untuk tidak memperkerjakan Ibu di tempat terlarang itu! Aku mohon, paman!" Bian mencekal tangan Paman Austin memohon untuk tidak membawa ibunya bekerja.
Rebecca menoleh, "Bi, kamu jangan seperti itu sayang. Jangan mohon-mohon begitu nak."
"Tidak, bu. Aku tidak mau Ibu bekerja jadi pe*la*cur lagi, Bu. Paman, ku mohon lepaskan Ibu."
"Hei anak hitam. Meskipun kau memohon tak akan ku biarkan Ibumu lepas begitu saja sebelum dia membayar lunas hutangnya. Hutang kalian banyak, ratusan juta dan apa kau mampu untuk membayarnya, hah?" sentak Austin.
"Akan ku lakukan apapun demi Ibu asalkan Ibu tidak bekerja di tempat seperti itu lagi!" lirih Bian menangis.
"Bian! Ibu bilang kamu jangan melakukan ini! Biar ibu yang bekerja membayar hutang-hutang Ibu," sentak Rebecca.
"Sudahlah, anak hitam dekil seperti mu tidak akan laku di jual. Kau tidak akan berhasil menggaet pria kaya. Entah anak siapa dirimu sampai seluruh kulitmu hitam semua,, mungkin kau anak salah satu dari pria yang sudah meniduri Ibumu," sindir Austin menghina Bian dan Ibunya.
Deg...
Bian dan Rebecca terdiam membenarkan ucapan Austin. Mereka tidak tahu siapa ayahnya yang sebenarnya karena ayah kandung Bian bukanlah adik dari Austin.
"Buruan berangkat! Madam Rosa sudah menunggumu di sana." seret paksa Austin memasukan Rebecca ke mobil.
"Bu, tolong berhenti dari kerjaan ini Bu! Paman ku mohon lepaskan Ibuku!" pinta Bian mencegah Ibunya bekerja.
"Diam! Jangan ikut campur urusanku atau Ibumu akan ku habisi!" ancamnya menjauhkan Bian dari mobilnya kemudian ia masuk dan pergi meninggalkan Bian yang menangis mengejar Ibunya.
Rebecca menatap nanar sang anak. "Maafkan Ibu, sayang."
"Ibu... Jangan kerja seperti itu lagi! Ku mohon Bu berhenti! Paman, jangan jual Ibuku lagi!" teriaknya mengejar mobil Austin sampai menjauh tak terkejar.
Bian Almeta, gadis berusia 23 tahun memiliki kulit hitam bagaikan Malika harus menelan pahit dikala ia mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung dari sang ayah.
Gadis itu juga hanya tinggal dengan Ibunya yang bekerja sebagai wanita panggilan di salah satu dis*kotik terkenal di negara Amerika.
Sebenarnya, Rebecca bukanlah wanita seperti itu. Tapi, ia terpaksa bekerja seperti itu setelah suaminya meninggal akibat sakit kanker stadium akhir enam bulan lalu. Rebecca juga harus membayar utang-utang yang yang digunakan untuk berobat suaminya.
Bian Almeta, gadis yang sering dirundung warga akibat perbedaan kulitnya, gadis yang sering di bully oleh teman-teman sekolahnya, gadis yang hidup di lingkungan kotor para pendosa seperti pemabuk, pejudi, bahkan pe*la*cur.
Meski Bian tinggal di lingkungan para pendosa, dia bukanlah wanita seperti mereka yang rela menjajakan tubuhnya di mana saja. Bian juga bukanlah wanita pemabuk apalagi pejudi melainkan wanita yang taat pada agamanya sesuai didikan kedua orang tuanya.
Meski Bian bukan anak kandung dari Ayahnya, namun sang Ayah memperlakukan Bian layaknya mutiara. Kasih sayang sang Ayah sungguh tulus, kasih sayang sang Ayah begitu luar biasa. Mendidik, mengajari, mengayomi sampai Bian menjadi wanita baik Budi pekerti, sopan santun, dan terhormat.
Terbukti dari para penduduk yang tinggal di sekitarnya tidak pernah mengolok-olok Bian terkecuali jika Bian keluar dari dari zona nyamannya maka mereka akan menghina dan mencemoohnya.
Bian tertunduk menangisi kepergian Ibunya berharap kalau sang Ibu berhenti dan hidup sederhana jauh dari tempat kotor ini.
"Bian, kau kenapa menangis di jalan?" pekik seorang wanita membangunkan Bian yang sedang menangis tersedu.
"Carmilla," lirihnya memeluh sahabat terbaik dia.
"Saya tidak tahu harus bagaimana lagi membujuk Paman untuk tidak memperkerjakan Ibu. Saya harus apa, Mill?"
"Saya juga tidak bisa membantumu dan Ibumu, Bian. Kau tahu kan bagaimana kekejaman Paman Austin sang bos penjual wanita? Saya hanya berdoa semoga kalian cepat bisa keluar dari jeratan Paman Austin," ucapnya seraya mengusap punggung Bian.
Bian mengurai pelukannya, menatap nanar wanita sebayanya.
"Satu-satunya cara untuk bisa lepas dari Paman Austin yaitu dengan melunasi seluruh hutang Ibumu dan pergi dari tempat ini sejauh mungkin," lanjut Carmilla.
"Kau benar, saya harus mencari pekerjaan untuk membantu melunasi hutang Ibu. Apapun pekerjaannya akan saya lakukan asalkan itu halal untukku," kata Bian meyakinkan diri untuk mencari pekerjaan keluar dari zona nyamannya.
"Tapi, kalau kamu keluar dari lingkungan ini, kemungkinan akan mendapat hinaan, cemoohan dari mereka," ucap Carmilla was-was.
"Tak mengapa, akan ku hadapi dunia demi Ibu meski hinaan ku dapat. Mulai sekarang, saya harus keluar dari zona ini untuk memulai hidup baru. Saya percaya kalau Tuhan itu ada dan akan menjaga saya dimanapun saya berada," ucapnya yakin.
"Kalau begitu, besok kamu datang ke restoran tempat ku bekerja. Disana sedang mencari pelayan, kamu bisa mencobanya dulu."
Bian mengangguk, tekadnya sudah bulat ingin melepaskan Ibunya dari jerat hutang yang mengharuskan dia menjadi pe*la*cur.
Bersambung.....
Hai.... bertemu lagi di ceritaku yang baru. Semoga kalian suka ya..
Mohon untuk kasil like, komen dan vote seikhlasnya saja. Gak maksa ko... tapi harus hehehe...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Putri Minwa
Dibalik kesetiaan Nayla mampir ya thor
2023-04-08
0
Novianti Ratnasari
aku mampir Mak
2022-10-13
0
Ssttttt!!
makasih, ma'e sudah mampir.🥰🤩
semoga rezeki kakaknya semakin berlipat ganda aamiin yarobbal'alamiin 🤲🤲
2022-09-03
1