Episode 11 : Apakah kau kira pernikahan ini untuk selamanya?

***

Mereka bertatapan sejenak namun Arabelle segera menghempaskan tangan Noah dan mengalihkan pandangannya lagi.

“Jangan sembarangan Tuan Noah, kita sudah berjanji untuk tidak menganggu satu sama lain ketika sudah menikah!” ketus Arabelle dingin dan menegakkan tubuhnya.

Baru saja pertahanannya melonggar karena memikirkan banyak hal, namun ia segera memfokuskan dirinya kembali.

Mendengar penolakan itu baru saja membuat harga diri Noah terluka, dia segera menarik tangan Arabelle dan juga mencengkeram nya, tak lupa menyeret Arabelle agar berhimpit dengan tubuhnya.

Setelah Arabelle berada di sisinya dekat sekali, tangan Noah langsung mencengkeram pinggang istrinya.

Mata Arabelle melebar dan dia terkejut dengan tindakan spontan Noah kepadanya, baru kali ini Noah bersikap sangat agresif terhadapnya.

“Bel, aku memanggilmu begitu dulu bukan? Putri cantikku Bel, dan kau terlihat sangat bahagia dulu mendengar ku memanggilmu dengan sebutan itu …” Noah mendekatkan wajahnya, menatap Arabelle dengan sangat dekat dan menuntut.

Mata Noah sangat tajam, dan benar saja Arabelle akhirnya bisa melihat wajah Noah yang tumbuh dengan sangat luar biasa tampan.

Wajahnya benar-benar proporsional dan sempurna, tampan dan maskulin, pantas saja banyak wanita yang tergila-gila kepada suaminya ini.

“Hentikan Tuan Noah … kau sudah berjanji sebelum kita menikah jika kita tak saling mengganggu urusan masing-masing!"

"Dan hentikan membahas tentang masa lalu, aku benci dipanggil dengan sebutan putri, aku bukan putri … tolong Tuan memahaminya!” Arabelle tak takut, dia menatap balik Noah, mereka berada dalam jarak yang sangat dekat.

Bahkan nafas mereka menyatu dan tatapan keduanya seolah beradu, menunggu salah satu mengalah, namun nampaknya tak ada satupun yang akan mengalah dalam hal ini, ego keduanya benar-benar tinggi.

“Hmmm …” Noah menatap semakin intens.

Senyumannya mengerikan lalu ia menaikkan tangannya menuju tengkuk Arabelle, dia kemudian mendekatkan bibirnya dekat sekali seolah akan mencium Arabelle dengan sangat panas.

Namun, tak juga Arabelle bergeming, seolah dia menunjukkan kepada Noah jika dia bukanlah wanita yang bisa di tundukkan dan diintimidasi.

“Kau semakin menarik Bel, setelah kau dewasa kau kehilangan senyuman mu namun kau semakin menggoda, setelah aku perhatikan ternyata tidak salah banyak lelaki yang mengejar mu, kau semakin cantik dan tubuhmu juga tumbuh dengan sempurna …”

“Apakah kau lupa jika kita sudah menikah? Entah apapun rencana mu dalam pernikahan ini, aku tidak peduli, hanya saja kau tahu kan kita harus menghasilkan anak?"

"Anak penerus … jika tidak, kau akan dianggap tidak penting oleh keluarga ku dan kita akan segera bercerai … kau tidak akan lupa tradisi keluarga kita kan?” bisik Noah menjelaskan kepada Arabelle.

Jika Arabelle tidak memberikan anak sekitar kurang lebih dua tahun setelah menikah maka mereka bisa berpisah dan Arabelle akan mendapatkan rasa malu seumur hidupnya.

Arabelle terdiam sesaat lalu menatap Noah dengan nanar, tangannya mencengkeram dengan kuat, tubuhnya tak bisa bergerak bebas karena telah di dekap oleh Noah dalam dekapannya begitu kencang.

Namun Arabelle memberikan tatapan kecewa dan menyedihkan kepada Noah.

“Aku tidak lupa Tuan Noah, aku juga tidak berencana memberikan keturunan untukmu, pernikahan ini hanyalah sebuah simbol dan tidak ada artinya untukmu juga untukku …”

“Jangan lupa perjanjian kita mengenai jangan mengurusi kepentingan masing-masing, aku bersumpah jika kau akan baik-baik saja dan aku juga tak akan menyulitkan mu di kemudian hari."