Nama: LUCA (Lv 1)
Race: Manusia
Umur: 15 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Pekerjaan: Newbie
Stat:
Strength: 2
Vitality: 1
Agility: 3
Dexterity: 1
Intelligence: 3
Luck: 100
Poin stat: 0
Skill: tebasan (Lv 5/10), tikaman (Lv 5/10), berjalan vertikal (Lv 4 /10), tahan nafas (Lv 5/10), gerak zig-zag (Lv 5/10), langkah bayangan (Lv 5/10), sembunyi (Lv 5/10), engineering (Lv 1/10), klik di sini untuk melihat detail skill yang masih non-aktif
Poin Skill: 100
^^^1/2^^^
Luca menatap ke arah papan skill-nya.
“Hmmm? Skill-ku turun dari tingkat expert level menengah menjadi setara dengan tingkat pemula level tertinggi. Apa itu karena pembatasan level yang dimaksud sistem barusan ya? Engineering? Geh, bukankah ini skill yang diajarkan Paman Heisel baru-baru ini kepadaku? Eh, ini?”
Luca terperangah ketika menatap ke arah atas di mana stat Luck-nya berada.
“Aku baru sadar karena baru saja memperhatikannya. Tapi bukankah di buku panduan, dikatakan bahwa stat luck tidak dapat diubah sesuka hati oleh pemain karena sesuai namanya, hal itu ditentukan oleh bakat keberuntungan pemain semata? Tapi nilai 100 ini, bukankah ini terlalu kecil nilainya?” Luca pun menanggapinya demikian di saat bonus stat awal yang diterimanya saja hanya 10 poin.
“Pokoknya aku harus menyembunyikannya dari Kak Nina. Kak Nina saja sudah mengejekku bodoh belakangan ini. Apalagi jika dia tahu kalau nilai luck-ku rendah, pasti dia akan semakin mengejekku sebagai anak yang sial.”
Benar bahwa Luca harus merahasiakannya, tetapi dalam artian yang lain perihal belum pernah selama ini pemain memperoleh nilai stat luck yang setinggi itu. Pemain dengan luck tertinggi saja di game sejauh ini hanya bernilai 10. Luca dijamin akan menjadi incaran bahan penelitian para ilmuwan jahat jika sampai informasi ini bocor keluar.
“Lalu, apa maksud angka 1/2 di sudut kanan bawah ini? Apa itu berarti ada halaman kedua?”
Luca lalu mengusap papan game-nya ke kiri dan di luar dugaan, layarnya benar-benar bergerak. Ada halaman kedua di papan game.
Nama: LUCA (Lv 1)
Race: Manusia
Umur: 15 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Pekerjaan: Newbie
Pengembangan Spiritual:
Tahap 1/5 (Pembukaan Indera)
Ranah mata: 2/10
Ranah telinga: 2/10
Ranah hidung: 2/10
Ranah lidah: 2/10
Ranah kulit: 2/10
Poin spiritual: 0
Skill: (belum ada skill)
Poin Skill: 0
^^^2/2^^^
“Apa ini?” Luca keheranan dengan penemuan barunya itu yang sama sekali tidak tersedia di buku panduan.
“Nanti saja aku pikirkan. Aku harus bergegas. Kak Nina pasti sudah menungguku.” Ujar Luca. Dia pun memutuskan untuk memikirkannya nanti saja.
Namun ketika Luca akan menutup papan di sistem game-nya, tiba-tiba sebuah amplop berwarna coklat dengan segel hati berwarna merah muda terbang masuk ke arah papan game-nya. Dalam sekejap, papan game itu berbunyi, “Ting,” pertanda ada pesan yang masuk.
Luca yang penasaran lantas kembali memperhatikan papan game-nya. Dia melihat tanda amplop coklat pada logo ketiga yang terletak di sisi kiri bawah papan game-nya, berubah menunjukkan kilauan warna merah sembari menunjukkan angka satu.
Luca menekan logo itu dan melihat tanda sebuah pesan yang belum dibaca. Luca membuka pesan itu untuk dibacanya. Namun, sesuatu yang tak terduga pun terjadi. Alih-alih pesan teks yang muncul, justru hologram wanita berambut pirang-lah yang keluar lewat papan game Luca.
“Halo, Luca, anakku sayang, lama tidak bertemu.” Ujar hologram wanita itu seraya tersenyum hangat ke arah Luca.
Air mata Luca serta-merta menetes. Dia berlari hendak memeluk hologram wanita itu seraya berteriak, “Ibu!” Namun sayangnya, dia tak dapat menyentuhnya. Tubuhnya begitu saja melalui hologram wanita itu yang tidak lain adalah Ibu Luca, Kaisha Luwetzsky.
Luca keheranan dengan hal tersebut. Namun seketika Kaisha, ibu Luca, berkata,
“Pasti kamu sekarang berlarian hendak memeluk Ibu ya, Luca? Tapi sayangnya, kamu tidak dapat melakukan itu, perihal Ibu yang berdiri di sini sekarang hanyalah rekaman memori komputer saja. Karena Ayah dan Ibu yang asli mungkin sudah tak lagi ada di dunia ini.”
Kaisha mengawali kalimatnya dengan ceria, namun mendadak ekspresi itu berubah menjadi kesenduan.
“Jika kamu menonton rekaman video ini sekarang, maka Ibu beranggapan bahwa harapan Ayah dan Ibu berhasil menjadi kenyataan bahwa kamu telah kembali ke dunia nyata dengan selamat dan kamu tertarik dengan kenang-kenangan yang Ayah dan Ibu buat khusus untukmu ini, The Last Gardenia.”
“Dengar ya, Luca. Ini adalah game yang Ayah dan Ibu berusaha mati-matian membuatnya dengan bantuan teman kami, Dios dan Adrian, demi kamu dapat menikmati keindahan kehidupan ini. Jika kamu melihat ke ranah yang lebih luas, masih banyak bertebaran keindahan dunia ini di luar sana. Jadi Ibu akan marah kalau Luca hanya mengurung diri di rumah, menatapi terus kematian kami.”
“Ada banyak quest dan dungeon yang berisi penuh kesenangan yang Ayah dan Ibu persiapkan untuk menyenangkanmu. Jadi, nikmatilah game ini sepuasnya karena ini semua memang khusus untuk kamu nikmati, Luca.”
Kaisha terdiam sejenak, memajukan badannya ke depan, lantas mengacungkan jari terlunjuknya ke depan bibirnya.
“Ini sebenarnya rahasia, tetapi demi putra Ibu yang tercinta, akan Ibu berikan bocoran sedikit. Sebenarnya, ada quest tersembunyi di tempat perburuan serigala perak di desa pemula. Pilihlah quest itu untuk menaikkan levelmu. Pastikan untuk segera turun ke lingkar lebih dalam begitu kamu naik ke level 2. Begitu pula ketika kamu naik ke level 3, langsung ke lingkar lebih dalam lagi, dan seterusnya sampai kamu mencapai lingkar terdalam dengan level 5.”
“Ingat, kunci untuk mendapatkan quest tersembunyinya ialah jangan naik level di satu lingkaran lebih dari satu level. Nah, sampai di situ, rahasia. Tugas Luca untuk mencari tahu sisanya. Kalau sampai kamu tidak berhasil menemukannya, pasti Ayah dan Ibu akan sangat kecewa karena itu berarti didikan Ayah dan Ibu untuk membuatmu menjadi anak yang baik hati selama ini gagal. Hmm.”
Tampak raut wajah Kaisha merajuk di akhir kalimatnya itu. Namun seketika ekspresinya kembali menjadi cerah.
“Tapi Ibu yakin, anak Ibu pasti tumbuh menjadi anak yang baik hati dan akan dapat menemukan quest rahasianya dengan mudah.” Ujar Kaisha dengan senyum tulus di wajahnya.
“Tapi yang paling penting anakku, Luca. Hidup berbahagialah, meski tanpa Ayah dan Ibu di sisimu. Karena doa Ayah dan Ibu senantiasa menyertaimu.”
Kaisha pun perlahan menghilang setelah mengucapkan kata terakhirnya. Dengan demikian, berakhirlah pesan video yang ditujukan oleh Kaisha kepada anak terkasihnya itu.
“Iya, Bu. Luca janji akan hidup dengan penuh kebahagiaan di dunia ini meski tanpa Ayah dan Ibu di sisi Luca. Jadi kumohon, Ayah dan Ibu di alam sana juga dapat merasakan kebahagiaan yang sama.” Luca menangis sejadinya-jadinya setelah mendengarkan pesan terakhir sang Ibu.
Setelah menangis beberapa saat, Luca pun menghapus air matanya. Kini, dia telah siap sepenuhnya menikmati game yang ada di hadapannya itu.
Apakah Anda siap memulai petualangan Anda?
Ya.
Dengan yakin Luca menjawabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Lari Ada Wibu
diluar nalar lucknya🗿
2023-04-08
0
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
2023-04-06
1
Luweh
jdic ny npc ato manusia ato manusia 1/2npc🗿
2022-08-11
2