doa ibuk

"Assalamu'alaikum,, ibuk... "

"eh dah pulang kamu?.kamu mandi dulu sana. bentar lagi ibuk beres. terus langsung berangkat ya. soalnya temen ibuk mau pergi. nggak keburu nanti" ibuk berucap sambil terus membungkus beberapa masakan untuk dibawa ke rumah temannya..

aku yang bersalaman karena baru datang hanya menjawab "iya" dan bergegas mandi.

sebetulnya, acara perjodohan ala siti kebaya upz, siti nurbaya maksutnya, acara ala ala ginian sih bikin badmood banget, bukannya apa, iya kalau si doi mau sama aku yang modelan begini, kalau enggak?, kan bingung juga cari tempat buat museumin muka,?

tapi ya apa boleh buat, di umurku yang hampir kepala tiga ini bikin emak ketar ketir, belingsatan kayak cacing kepanasan takut kalau aku nggak bisa nyumbang keturunan. Beuuuuuh, padahal juga bukan anak sultan. hidup sendiri juga nggak begitu menyedihkan.

wanita berumur di atas kepala tiga memang agak sulit untuk memiliki momongan, kalaupun bisa, biasanya beresiko. tapi ya kalaupun memang nggak di takdirkan jadi seorang ibu, ya udah. jalanin aja dulu, sesimple itu pemikiranku, jalani saja hidup ini, yang terpenting adalah, apa yang ada di depan mata, i mean.. hidupku yang saat ini, mari kita syukuri, sebisa mungkin kita ukir seindah-indahnya. Dan indah di kamusku bukan sekedar persoalan berburu pasangan yah guys, jadi anak penurut manggut manggut ala semut eh.. ala marmut , ini juga masuk list bahagia loh. seperti kali ini, walaupun malesnya nggak ketulungan, baiklah Ami anak marmut eh, anak penurut ini akan mencoba menuruti permintaan ibu ratu. Ya mungkin malam ini, tuhan turunkan kunfayakunnya untukku. jadilah seseorang yang tampan budiman menjadi suamiku.

"ami... udah belum?"

ibu mengetuk pintu kamar pelan,

"ya buk.. ibuk tunggu di depan ya.. lima menit lagi ami siap"

lima menit kemudian aku sudah siap, sesuai janjiku pada ibu ratu. jikalau aku melewati waktu yang sudah kujanjikan, bisa dipastikan radio otomatis akan di putar sepanjang perjalanan. aku celingukan mencari sosok ibu yang telah melahirkanku. Lah kan tadi minta tunggu di depan. kenapa malah hilang tak berjejak gini.

"Am.. naik mobil aja, ini udah sore.. nanti kalo pulangnya malem pasti dingin am. "

hmmm,, ibuk kebiasaan deh. naik duluan begitu. tau aja ini anak paling ogah pakek mobil, macetnya itu loh. tapi ya apa boleh buat, sekali lagi, Ami anak penurut ya kan, nggak mau lah berubah gelar jadi anak durhaka gegara nggak nurutin kata emaknya.

Di mobil aku lebih banyak diam, sedang ibuk sibuk dengan telepon genggamnya, katanya, sih, mau ngabari kalau kita udah otewe.

"Am.. anak temen ibuk ini ganteng banget lo.. nanti kamu yang sopan ya. jangan selengekan kayak biasanya ."

"Ami nggak jago drama ibuk.. apa adanya kan malah bagus, biar dia tau ami ya gini modelannya"

"kamu tuh cewek jadi-jadian apa gimana sih am. nggak JA-IM banget."

"ya Allah ibuk tega ya. bilang anak sendiri cewek jadi-jadian."

aku betul betul nggak habis pikir, ini emak tega banget ya. ini anak semata wayangnya loh, yang cantiknya paripurna bak model india, eeeea. manis semi pahit kek coklat gitu dong akunya. padahal beliau juga kan yang ngelahirin, beliau juga yang ngegembol sembilan bulan tanpa pernah punya niatan di taruh dulu meski capek dan keberatan, apalagi yang nyumbang gen, untuk satu ini nggak perlu di jelasin kan ya. Eh, sekarang malah se-enak jidat ngatain anak sendiri cewek jadi-jadian.

Begini memang kalau udah ngerasain enak, deritanya di kubur sampai sampai lupa syukur.

"habisnya kamu beda sama cewek-cewek lain am.. sama ibuk juga beda.. dulu ibuk pas mau di jodohkan selalu dandan rapi, wangi, senyum nggak boleh lepas.nggak boleh di tekuk mukanya.duduknya sopan, nggak kayak biasanya, pokoknya tingkahnya wajib dijaga. Tujuannya ya untuk menarik perhatian calon imam am."

aku justru tertawa setelah ibuk menjelaskan panjang lebar.

'pukkk..'.. ibuk memukul pelan kepalaku menggunakan tas tangannya.

"terus aja ketawa.. bagus. mau jadi perawan tua, ?.

aku langsung berhenti tertawa, alamat nggak ada sarapan yummy nih besok pagi kalau nggak nurut..

"iya ibuk... ami akan usahain ya.. nanti ami pasang wajah paliiiiing comel.. biar dia kesengsem... terus mau deh nikahin ami.. ya... doain tapi.."

ibuk menggangguk tanda setuju.. tapi selanjutnya ibu diam .. tak lagi banyak bicara, mungkin capek pikirku,

akupun ikut diam, menikmati perjalanan kami.

kubelokkan mobil ke masjid setelah mendengar adzan.

"sholat maghrib dulu ya buk"

"eh iya .. "

ibu keluar setelah menyeka air mata dengan ujung lengan bajunya.

ibuk nangis?. kenapa.? adakah salah tuturku tadi?. kadang aku terlalu santai berbincang dengan ibuk layaknya bersama teman, ibuk bukan tipe orangtua yang menuntut untuk di hormati atau di segani. Beliau lebih suka aku mengganggapnya teman, tapi hal itu tak lantas membuatku lupa akan tatakrama terhadap orangtua.

Iqomah dikumandangkan, aku lekas mengambil wudlu, akan kutanya nanti perihal ibu yang tiba tiba menangis.

Aku melihat ibu dari dalam mobil sedang berbincang dengan jamaah lain, sepertinya sudah tak sesedih tadi, tapi kenapa ibuk tiba-tiba nangis?. apa aku salah ngomong ya tadi.

"ayo Am, buruan.. nggak enak kalo mereka harus nunggu lama"

aku melajukan mobik menuruti perkataan ibuk.

"maafin Ami ya buk, kalo tadi ada salah ngomong.. " aku berkata lirih sambil sesekali menoleh ke arah ibuk..

"kamu nggak salah ngomong kok Am.. ibuk aja yang lagi mellow". ucapnya tersenyum,

"tadi ibuk nangisnya kenapa dong?"

"salah nggak sih Am.. kalo ibuk minta temenin kamu sampai ibuk tutup usia?"

kulihat ibu menundukkan kepala sedih. pasti kesepian andai nanti aku tinggal bersama suami. Tapi aku belum ada niat untuk tinggal hanya berdua dengan suami.

"ibuk.. " ku usap bahunya lembut

"Ami nggak akan pergi kemanapun, Ami akan jagain ibuk, bareng suami ami juga,, tapi ibuk janji ya.. bantuin ami jagain anak, ibu kan tahu Ami paling nggak sabar interaksi sama bocah. aku berusaha mencairkan suasana, namun ibuk masih setia dengan tangisannya, kupeluk ibu demi menenangkannya.

"cup cup sayang, mau apa deh, anak beliin"

ibuk tertawa, lalu mengurai pelukan kami. Alhamdulilkah ya Allah. tolong jangan Kau buat dia bersedih, sayangi dia, ketika sayangku padanya harus terbagi nanti.

"makasih ya Am,,, semoga anak temen ibuk ini bener jodoh kamu. Oh, iya am.. kalo dah nikah jangan pakek KB ya.. biar cepet dapet anak. terus...."

ibuk terus berpetuah tentang masadepanku..

ya Allah sebegitunya ibuk menginginkan pernikahan ini. kabulkan doanya yaAllah.

jadikan seseorang yang akan ku temui ini jodohku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!