Bab 1

Setelah 5 tahun.....

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam ketika Clara kembali dari kamar sang buah cintanya dengan Abraham. Gelap, sunyi inilah kesan ketika dia berada dikamarnya dengan Abraham selama 5 tahun ini. Dibaringkannya tubuhnya yang lelah ini diatas kasur tempatnya memadu cinta dengan Abraham selama ini, benarkah memadu cinta ada cinta didalamnya? ntahlah.

Selama 5 tahun ini dia bahagia dengan pernikahannya dengan Abraham, disamping sifatnya yang dingin terselip sejuta perhatian yang selalu lelaki berkharisma itu berikan untuknya, begitu juga untuk buah hati mereka yang sekarang berusia 4 tahun Arsenio Abraham Wiraguna. Clara menggambarkan Abraham sebagai seorang family man dan dia bersyukur bahwa lelaki ini adalah suaminya.

Namun, semua itu tak menutupi kekosongan yang ada didalam hatinya. Abraham pria sempurna itu tak bisa Clara selami isi hatinya, adakah cinta dihati Abraham untuknya? terselipkah namanya disudut hati lelaki itu barang sedikitpun? ntahlah... ingin rasanya Clara menanyakan hal itu tapi dia tak punya cukup nyali jika harus mendengarkan jawaban yang mungkin tak sesuai dengan ekspektasinya.

Untuk itu dia menutupi rasa ingin tahunya dan menutupi raasanya terhadap Abraham 5 tahun pernikahan mereka tidak pernah terselip kata cinta, sayang atau hal lainnya bahkan disesi bercinta mereka terkadang Clara menginginkan pria dingin itu mengatakan cinta kepadanya atau hanya sekedar kata menyangi. Tapi dia tidak ingin berharap lebih, dia tidak ingin mempermasalahkan hal itu, dia takut akan menjadi sebuah pertengkaran jika menyinggung priaa itu.

Clara menanamkan selama Abraham bertanggung jawab tak ada yang perlu dia permasalahkan, walau terkadang pertanyaan itu muncul ketika sepi melanda hatinya.

Lamunan Clara buyar ketika terdengar pintu kamar terbuka

Dengan mengembangkan senyumnya Clara bangkit menyambut Abraham

“sayang, kenapa pulang sangat larut?” Clara menghampiri Abraham sembari mengambil tas kerja suaminya itu

“hmm, Ara ada beberapa dokumen yang harus segera diselesaikan” Abraham menjawab clara sembari melabuhkan ciuman dikening Clara

CUP

ahhh walau dengan pandangan tak bisa diartikan oleh Clara tetapi ciuman ini mampu membuat hati Clara berbunga-bunga

“Baiklah, apa kamu sudah makan?” lanjut Clara membuntuti Abraham yang berjalan didepannya menuju walk in closet

“hmm” jawab abraham bergumam seperti biasanya sembari melepas jasnya

“baiklah aku akan menyiapkan air hangat untukmu aku tunggu dikamar mandi”

setelah melepas jas abraham dan menaruhnya dikeranjang kain kotor Clara berjalan keluar, ketika mencapai pintu clara membalikkan badan

dengan suara mendayu clara berkata “ahhh yaa sayang” sontak hal itu membuat abraham membalikkan badannya dan menatap clara yang diambang pintu

untuk sesaat tatapan mereka bertemu, seakan menyelami dalamnya arti tatapan itu, menyelami isi hati suaminya ini melalui matanya yang tajam itu

ahhhh sempurnanya suamiku ini batin clara ketika melihat wajah abraham

“ada apa?” abraham memecah keheningan diantara mereka

ehemm Clara berdehem untuk menghilangkan lamunannya

“goa telah kering dari banjir” jawab clara sembari menggigit sudut bibir bawahnya dan mengerlingkan matanya “sekarang sudah bisa dikunjungi, aku menunggumu” lanjut clara sembari berjalan karna tidak ada respon dari Abraham

Setelah kepergian Clara Abraham menghembuskan nafasnya kasar dengan pandangan kosong sembari melepas kemejanya. Sudah 5 tahun pernikahan yang dia harapkan menjadi pelariannya dari masa lalunya itu, tapi sampai saat ini dia masih tidak mengerti isi hatinya ini. Sampai sekarang dia masih merasa terbelenggu oleh luka yang wanita dimasa lalunya itu torehkan, sampai sekarang dia masih merasa terbelenggu oleh cinta wanita penghianat itu dan seluruh bayang-bayangnya, sampai sekarang dia belum menemukan nama Clara didalam hatinya. Wanita cantik nan sempurna itu belum mampu menggeser posisi wanita penghianatnya dimasa lalu. Ahhh benarkah begitu? Ntahlah... Abraham sangat merasa bersalah dengan semua yang dia lakukan terhadap istrinya itu.

Suatu hari ya suatu hari seiring berjalannya waktu dia berharap Clara Wijaya mampu bertahta dihatinya. Tapi apakah mungkin dia mampu menggeser posisi sipenghianat jika dia sendiri menciptakan bayangan sang penghianat disisinya?